Waspada! Kasus COVID-19 di Jawa Barat Alami Peningkatan, Dinkes Imbau Patuhi Prokes

Kasus coronavirus disease 2019 (COVID-19) di Provinsi Jawa Barat disebutkan dinas kesehatan mengalami peningkatan.

oleh Arie Nugraha diperbarui 07 Mei 2023, 11:07 WIB
Ilustrasi Virus Corona COVID-19. (Freepik)

Liputan6.com, Bandung - Kasus coronavirus disease 2019 (COVID-19) di Provinsi Jawa Barat disebutkan dinas kesehatan mengalami peningkatan.

Data Dinas Kesehatan menunjukkan angka tertinggi terjadi pada 3 Mei 2023 tercatat sebanyak 631 kasus positif COVID-19 Jawa Barat.

Dilansir dari dashboard COVID-19 di laman jabarprov.go.id per 6 Mei 2023 pukul 17.00 WIB, jumlah kasusnya lambat laun menurun dimulai 4 Mei 2023 menjadi 483 kasus positif COVID-19, 5 Mei 2023 sebanyak 415 kasus positif dan 6 Mei 2023 menjadi 364 kasus positif.

"Benar terjadi peningkatan kasus di Jawa Barat. Berdasarkan data NAR All Record pada tanggal 3 Mei 2023 kasus positif COVID-19 sebanyak 631 kasus," ujar Plt. Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Nina Susana Dewi dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 7 Mei 2023.

Menurut Nina, pemicu kembali meningkatnya jumlah kasus COVID-19 di Jawa Barat yakni tingginya mobilitas masyarakat pada momen Lebaran Idul Fitri 2023.

Adanya peningkatan jumlah kasus COVID-19, otoritasnya mengimbau masyarakat untuk meningkatkan protokol kesehatan (prokes) dan daya tahan imunitas.

"Masyarakat harus taat prokes dan menjaga pola makan, serta pola hidup sehat sehingga tubuh kuat melawan virus yang masuk kedalam tubuh," kata Nina.

Sebelumnya pada masa perjalanan mudik, jumlah kasus COVID-19 di Jabar mengalami kenaikan menjelang Lebaran Idul Fitri 2023 atau Idul Fitri 1444 Hijriah. Data per 18 April 2023, tercatat sebanyak 234 kasus baru COVID-19 terjadi di Jawa Barat.

Nina pada waktu itu mengimbau masyarakat untuk tetap taat pada prokes bersamaan dengan naiknya kasus COVID-19 di Indonesia.

 

 

 


Meski Kasusnya Naik, Dampak COVID-19 Varian Arcturus Belum Mengkhawatirkan

Meski sedang mengalami kenaikan kasus, Nina menegaskan, varian COVID Omicron Arcturus dinilai belum mengkhawatirkan. Namun masyarakat tetap tidak boleh abai terhadap prokes memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan atau menjaga kebersihan (3M).

"Kasus COVID-19 di Indonesia khususnya di Jawa Barat mengalami kenaikan signifikan bersamaan dengan munculnya subvarian COVID-19 Arcturus dan jelang lebaran," ucap Nina.

Nina menuturkan pada momen mudik Lebaran Idul Fitri 2023, otoritasnya mengimbau masyarakat agar tetap patuh menggunakan masker saat di tempat ramai.

Nina mengingatkan pula agar pemudik selalu mencuci tangan atau menggunakan antiseptik setelah menggunakan benda yang dipakai secara umum dan menjaga konsumsi makanan sehat serta vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

"Saat ini kasus banyak namun kekebalan dan daya tahan tubuh masyarakat juga sudah semakin baik terlihat dari kemampuan tubuh untuk melawan virus tersebut. Sehingga gejalanya tidak terlalu berat seperti di awal kasus COVID-19," terang Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jawa Barat, Rochady. 

 


Orang dengan Komorbid Paling Rentan

Rochady menegaskan himbauan Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat kepada masyarakat untuk meningkatkan kembali perilaku hidup sehat bersih dan mematuhi prokes 3M.

Prokes yang paling utama dilakukan adalah menggunakan masker ditempat umum, terlebih di tengah keramaian, serta masyarakat yang mempunyai penyakit penyerta (komorbid).

"Bagi masyarakat yang mempunyai komorbid, diimbau untuk betul-betul menerapkan protokol kesehatan dan sebisa mungkin menghindari keramaian karena orang-orang yang memiliki komorbid paling rentan jika terinfeksi COVID-19," jelas Rochady.

Menurut Rochady, menurunnya kekebalan (imunitas) tubuh diakibatkan oleh penyakit yang diderita sebelumnya. Ditambah, penyakit bawaan juga dapat meninggalkan dampak yang cukup signifikan berupa lemah atau rusaknya organ yang dapat membuat tubuh pasien jadi lebih sulit untuk melakukan pemulihan.

"Karena dari pengamatan tenaga medis di rumah sakit , gejala pasien dewasa dengan komorbid lebih parah dibandingkan gejala yang timbul pada anak anak tanpa komorbid," ungkap Rochady.

Aturan mematuhi prokes terang Rochady, tidak hanya pada saat diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).


Sediaan Vaksin COVID-19 di Jabar

Meski tren kasus COVID-19 meningkat, Rochady belum bisa memastikan akan diterapkannya PPKM lokal.

"Untuk penetapan PPKM lokal masih perlu kajian epidemiologis," tukas Rochady.

Tetapi kewaspadaan terus meningkatnya jumlah kasus COVID-19 di Jawa Barat, Dinas Kesehatan terus berusaha memenuhi kebutuhan vaksin untuk kabupaten dan kota yang mengajukan permintaan vaksin melalui laman Pikobar Jabar.

Vaksin COVID-19 yang tersedia di Jawa Barat yaitu berjenis Indovac, Zifivax dan Inavac dialokasikan di beberapa kabupaten dan kota antara lain :

Indovac:

  • Kota Sukabumi = 20 Vial
  • Kota Tasikmalaya = 25 Vial
  • Kabupaten Bandung = 50 Vial
  • Kabupaten Karawang = 200 Vial
  • Kota Bekasi = 400 Vial

Inavac:

  • Kota Tasikmalaya = 20 Vial

Zifivax:

  • Kota Tasikmalaya = 500 Vial

Jumlah total angka positif COVID-19 di Jawa Barat mencapai 5.793 kasus aktif atau mengalami kenaikan 364 kasus. Daerah tertinggi penyumbang kasus positif COVID-19 yakni Kota Bandung sebanyak 1.185 kasus. (Arie Nugraha)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya