Banyak Warganya Hengkang, New York dan California Hilang Duit Rp 1.327 Triliun

Itu karena masyarakat pembayar pajak kebanyakan pindah ke negara bagian lain.

oleh Jessica Sheridan diperbarui 12 Mei 2023, 06:00 WIB
Ilustrasi New York, Amerika Serikat. (Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta New York dan California mengaku kehilangan pendapatan dengan jumlah lebih dari USD 90 miliar (setara Rp 1.327 triliun) selama pandemi Covid.

Itu karena masyarakat pembayar pajak kebanyakan pindah ke negara bagian lain. Ini sekaligus mendukung tren tentang orang berpenghasilan lebih tinggi yang cenderung pindah ke daerah dengan pajak lebih rendah.

Melansir CNBC, Jumat (11/5/2023), mengutip data terbaru dari Internal Revenue Service yang menunjukkan bahwa negara bagian New York kehilangan pendapatan kotor yang disesuaikan sebesar USD 25 miliar karena migrasi keluar pada 2021, setelah sebelumnya kehilangan USD 20 miliar di 2020.

Dalam data tersebut juga California melaporkan kerugian bersih sebesar USD 29 miliar pada tahun 2021, menyusul angka USD 18 miliar pada 2020 sebelumnya. Jika digabungkan, kedua negara bagian kehilangan USD 92 miliar selama dua tahun.

Adapun data menunjukkan, perpindahan dari negara bagian dengan pajak tinggi ke negara bagian berpajak rendah ini meningkat pesat selama pandemi meski telah terjadi selama bertahun-tahun tanpa disadari.

Ditambah lagi, kerugian dari pendapatan nasional California dan New York pada tahun 2021 lebih dari tiga kali lipat kerugian gabungan mereka pada tahun 2019, sebelum pandemi terjadi di AS.

Para ahli juga mengemukakan, negara bagian dengan pajak yang lebih tinggi akan terus melihat arus keluar dari orang-orang berpenghasilan tinggi, sebagian disebabkan pekerjaan jarak jauh dan pertumbuhan pekerjaan kerah putih.

“Saat kami mendapatkan data untuk 2021-22 dan 2023, arus keluar pasti melambat sampai batas tertentu, yang menurut saya tidak berarti migrasi tidak akan lagi menjadi masalah,"jelas E.J. McMahon, Pendiri Senior di Empire Center.

Salah satu negara bagian AS yang diuntungkan dalam migrasi ini adalah Florida: The Sunshine State, memperoleh 128.000 rumah tangga bersih pada 2021 dan menghasilkan pendapatan lebih dari USD 39 miliar, menurut data IRS.

Ini menjadi lompatan besar dari USD 28 miliar yang diperoleh negara bagian pada 2020. Palm Beach County sendiri, yang mencakup kota eksklusif Palm Beach, memperoleh pendapatan lebih dari USD 11 miliar pada tahun 2021, menurut IRS.

 


Yang Diuntungkan

Seorang pengunjung berjemur di bawah sinar matahari di Bow Bridge di Central Park, wilayah Manhattan, New York, Senin (30/1/2023). Terakhir kali butuh waktu lama sebelum salju bertahan di tanah pada musim dingin adalah tahun 1973, ketika warga New York harus menunggu hingga 29 Januari. (AP Photo/John Minchillo)

Hampir sepertiga keuntungan Florida (bernilai sekitar USD 10 miliar) ini berasal dari New York. California, Illinois, dan New Jersey masing-masing telah kehilangan lebih dari USD 4 miliar pendapatan pada 2021.

Laporan Biro Statistik Tenaga Kerja baru-baru ini juga menunjukkan Florida memiliki jumlah pekerjaan lebih banyak daripada New York sejak 1982.

Texas juga merasakan keuntungannya, dengan mengantongi pendapatan sebesar USD 11 miliar dengan lebih dari USD 5 miliar perpindahan adalah dari California ke Texas.

Begitu pula dengan Nevada, North Carolina, dan Arizona, yang memperoleh pendapatan gabungan sekitar USD 14 miliar.

Pendapatan rata-rata rumah tangga yang meninggalkan New York mencapai angka tertinggi sepanjang masa sebesar USD 130.000 pada 2021.

 


Pendapatan Warga

Seorang pengunjung berdiri di samping danau penuh angsa di dekat Great Lawn di tengah Central Park, di wilayah Manhattan, New York, Senin (30/1/2023). Terakhir kali butuh waktu lama sebelum salju bertahan di tanah pada musim dingin adalah tahun 1973, ketika warga New York harus menunggu hingga 29 Januari. (AP Photo/John Minchillo)

Pendapatan rata-rata penduduk New York yang pindah ke Florida bahkan lebih tinggi, yaitu USD 223.245 melambung 64 persen dari pendapatan rata-rata mereka yang pindah antara 2019 dan 2020, menurut McMahon.

Baik California maupun New York, yang memiliki surplus anggaran pada 2022, kini memproyeksikan defisit pada tahun 2023 dan 2024.

California memproyeksikan defisit sebesar USD 24 miliar pada tahun fiskal berikutnya. New York memproyeksikan defisit lebih dari USD 7 miliar pada tahun 2025.

“Jika kita melihat peningkatan arus keluar dari orang-orang yang berpenghasilan sangat tinggi, dan memang begitu, itu berarti basis pajak lebih kecil daripada yang seharusnya,” kata McMahon.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya