Transaksi Bitcoin Macet, Sebabkan Pasar Kripto Merah

Koreksi ini disebabkan karena adanya lonjakan transaksi di jaringan Bitcoin dengan total transaksi yang belum diselesaikan per hari ini

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 08 Mei 2023, 16:51 WIB
Bitcoin - Image by MichaelWuensch from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Mengawali pekan kedua Mei 2023, Bitcoin mengalami koreksi setelah datar selama satu pekan kemarin. Bitcoin kembali turun di bawah USD 28.500 atau setara Rp 419,5 juta (asumsi kurs Rp 14.721 per dolar AS) dan terus melakukan penurunan secara signifikan. 

Trader Eksternal Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menuturkan, koreksi ini disebabkan karena adanya lonjakan transaksi di jaringan Bitcoin dengan total transaksi yang belum diselesaikan per hari ini yaitu lebih dari 390.000 transaksi dengan total block yang perlu diselesaikan sebesar 179 block. 

“Hal tersebut juga menyebabkan adanya efek bottleneck, yang membuat kemacetan transaksi di jaringan Bitcoin. Untuk menyelesaikan transaksi ini diperlukan tambahan satu hari dengan catatan hari ke depannya tidak ada transaksi di Bitcoin,” kata Fyqieh dalam analisis hariannya, dikutip Senin (8/5/2023).

Fyqieh menambahkan, karena kebanyakan transaksi ini membuat biaya pengiriman BTC mengalami lonjakan hampir 330 persen. Hal ini terjadi juga pada bursa kripto, Binance yang memiliki total transaksi aset kripto tertinggi di dunia membatasi penarikan Bitcoin di platformnya karena ada masalah dengan transaksi pending yang terjadi di jaringan blockchain Bitcoin. 

Tentu ini menjadi isu yang buruk, karena dana mereka tidak bisa ditarik dalam bentuk Bitcoin. Sehingga para trader dan investor menjual Bitcoin mereka karena masalah ini, membuat harga BTC terjun 2,8 persen pada hari ini. 

Binance juga telah memberikan komitmen bahwa aset kripto milik mereka tetap ama. Binance per hari ini, 2x membatasi penarikan Bitcoin dan belum ada keterangan hingga kapan untuk pembukaan penarikan kembali. 

Sentimen Pasar Kripto Sepekan

Sentimen lainnya yang berdampak pada pasar kripto adalah Ketua The Fed, Jerome Powell memperingatkan, jika Amerika Serikat gagal bayar terhadap utangnya, maka akan terjadi bencana ekonomi dan keuangan. 

Ekonomi AS sedang di tahap yang mengkhawatirkan karena funds rate dari The Fed berada pada 5-5,25 persen yang merupakan titik tertinggi setelah agustus 2007 lalu.

“Tentu kenaikan ini membuat bank-bank yang berada di AS mengalami kemerosotan harga saham lebih dari -50 persen dengan pencatatan 778 bank. Banyak negara juga mulai meninggalkan dollar AS (dedollarisasi),” jelas Fyqieh.

Ini merupakan ancaman yang nyata untuk ekonomi AS dan mungkin menjadi kabar baik untuk pasar aset kripto dan bisa saja menjadi sentimen tambahan ketika Bitcoin bull run di 2024.

Untuk pekan ini bisa menjadi minggu yang tenang bagi pasar kripto. Tidak ada indikator ekonomi AS yang menarik minat investor. Hanya satu laporan ekonomi terkait core CPI AS yang melihatkan kenaikan harga konsumen bisa menjadi fokus perhatian investor.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya