Liputan6.com, New Delhi - Per Minggu (7/5/2023), bentrokan antaretnis di Negara Bagian Manipur, India, menewaskan lebih dari 50 orang dan menyebabkan ratusan lainnya dirawat di rumah sakit. Selain itu, 23.000 orang dilaporkan mengungsi.
"Sedikitnya 55 orang tewas dan 260 lainnya dirawat di rumah sakit sejak kekerasan pecah antara kelompok etnis Kuki dan Meitei pada awal pekan ini," ungkap pejabat rumah sakit di Kota Imphal seperti dilansir CNN, Senin (8/5).
Advertisement
Luka tembak dilaporkan menjadi cedera paling umum yang dialami korban yang dirawat di Imphal hospitals the Regional Institute of Medical Sciences, the Jawaharlal Nehru Institute of Medical Sciences, dan Rumah Sakit Distrik Churachandpur.
"Sebagian besar pasien datang dengan luka tembak parah atau dipukul di bagian kepala dengan lathi (tongkat bambu)," kata Mang Hatzow dari Rumah Sakit Distrik Churachandpur.
Militer India mengatakan bahwa 23.000 warga sipil yang mengungsi, telah ditempatkan di pangkalan militer dan garnisun negara bagian.
Video dan foto yang disiarkan di televisi lokal menunjukkan kendaraan dan bangunan dibakar, dengan asap hitam tebal mengepul. Militer telah dikerahkan ke jalan-jalan, sementara pemadaman internet diberlakukan selama lima hari. Upaya pengawasan dengan menggunakan drone dan helikopter pun dilakukan.
Pada awal pekan lalu, Gubernur Anusuiya Uikey mengeluarkan perintah tembak ditembak dalam upaya mengendalikan situasi.
"Perintah itu disahkan atas kasus-kasus ekstrem di mana semua bentuk bujukan, peringatan, kekuatan yang masuk akal dan sebagainya telah diupayakan dan situasinya tidak dapat dikendalikan," demikian bunyi pernyataan Kementerian Dalam Negeri Manipur.
Pemicu Bentrokan Antaretnis di Manipur
Kekerasan antaretnis pertama kali pecah setelah ribuan orang ambil bagian dalam unjuk rasa yang diselenggarakan oleh Persatuan Pelajar Semua Suku Manipur untuk menentang potensi masuknya kelompok etnis mayoritas Meitei ke dalam kelompok "Suku Terjadwal" atau "Scheduled Tribe".
Sementara, kelompok etnis Meitei yang membentuk sekitar 50 persen dari populasi negara bagian itu selama bertahun-tahun telah berupaya untuk diakui sebagai "Suku Terjadwal" demi mendapat akses ke keuntungan lebih luas termasuk kesehatan, pendidikan, dan kesempatan kerja di pemerintahan.
Suku yang masuk daftar "Suku Terjadwal" diakui oleh Konstitusi India di bawah "5th Schedule". Secara historis, kelompok ini tidak diberikan akses ke pendidikan dan kesempatan kerja.
Jika etnis Meitei diberikan status "Suku Terjadwal", kelompok suku lain mengatakan bahwa mereka khawatir tidak akan memiliki kesempatan yang adil untuk mendapatkan pekerjaan dan keuntungan lainnya.
Advertisement