Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderan PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengklaim elektabilitas Ganjar Pranowo melonjak naik usai diumumkan sebagai calon presiden (capres) 2024. Dia pun bersyukur dengan kenaikan elektabilitas Ganjar Pranowo.
"Inilah demokrasi yang dibangun di PDIP. Dinamika politik itu terjadi sebelum Ibu Mega (Megawati Soekarnoputri) mengumumkan, tetapi begitu Ketum PDIP dengan hak konstitusional yang diberikan oleh kongres mengumumkan, seluruh tiga pilar partai bergerak," ujar Hasto di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta, Senin (8/5/2023).
Advertisement
"Sehingga dari survei-survei yang dilakukan, elektoral dari Pak Ganjar ini langsung terjadi, sky rocketing, langsung melonjak tinggi," lanjut Hasto.
Menurut Hasto, tingginya elektabilitas Ganjar ini menandakan bahwa keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menjadikan Ganjar sebagai capres 2024 sesuai kehendak rakyat.
Hasto menyebut survei Ganjar semakin tinggi karena Gubernur Jawa Tengah itu selalu bergerak dan berkomunikasi dengan rakyat serta partai politik pendukung.
"Kemudian Pak Ganjar setiap Sabtu dan Minggu bergerak ke daerah-daerah melakukan komunikasi langsung, baik dengan partai pendukung maupun dengan rakyat," kata Hasto Kristiyanto.
Hasto pun meyakini elektabilitas Ganjar akan terus naik. Terlebih, Ganjar telah mendapat dukungan dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Hanura.
"Kami meyakini ke depan akan terus terjadi kenaikan, apalagi tiga pilar partai digabungkan dengan PPP dan Hanura ini terus bergerak dan juga bersama dengan kekuatan relawan," tutur Hasto.
Survei SMRC: Elektabilitas Ganjar 46,4 Persen, Prabowo 38,8 Persen
Lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) kembali melakukan survei terhadap elektabilitas para calon presiden (capres) pada Pemilu 2024. Dalam survei itu, dilakukan simulasi head to head antara Ganjar Pranowo dengan Prabowo Subianto.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani mengatakan dalam simulasi head to head ini, Prabowo terlihat cenderung unggul atas Ganjar pada Maret sampai April 2023.
Namun memasuki Mei, pascadeklarasi Ganjar oleh PDIP, Ganjar mulai mengimbangi Prabowo. Bahkan, dalam simulasi di antara yang mengenal keduanya, Ganjar telah menyalip Prabowo.
Adapun dalam simulasi tingkat pengenalan sama, Ganjar menang dengan suara 46,6 persen. Sementara Prabowo hanya di angka 38,8 persen, tidak sampai di angka 40 persen.
"Dalam survei terakhir di kelompok pemilih yang tahu keduanya, Ganjar Pranowo mendapat 46,4 persen, kemudian prabowo 38,8, persen, dan ada 14,4 yang tidak tahu," ujar Deni dalam paparan survei, Minggu (7/5/2023).
Menurut Deni, pada simulasi sebelumnya, elektabilitas Ganjar dan Prabowo berdekatan. Namun, pada survei terakhir, Ganjar unggul lumayan.
"Di survei terakhir (2-5 Mei 2023), Ganjar unggul atas Prabowo sekitar 7,6 persen," kata dia.
Kemudian, dalam simulasi terhadap pemilih kritis di survei terbaru, Ganjar Pranowo unggul dengan suara 42,2 persen.
Lalu Prabowo Subianto dengan dukungan sebesar 41,9 persen. "Dan masih ada 15,9 persen yang masih belum tahu," imbuh Deni.
Pada survei pemilih kritis sebelumnya, yakni Maret dan April, suara Ganjar sempat tertinggal dari Prabowo, bahkan sampai berjarak tujuh persen. Namun dalam survei terakhir Mei 2023, Ganjar sudah bisa menyalip Prabowo untuk pemilih kritis.
Deni menyatakan bahwa dukungan pada calon presiden ini diperkirakan masih akan dinamis, karena sejauh ini masih ada perbedaan tingkat pengenalan publik terhadap calon.
Saat ini, Prabowo sudah dikenal oleh 94 persen atau hampir semua pemilh, sementara Ganjar baru dikenal 85 persen.
"Pada hari-H, dapat diasumsikan bahwa hampir semua pemilih akan tahu kedua tokoh tersebut," jelas Deni.
Dengan teknik RDD sampel sebanyak 925 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Margin of error survei diperkirakan 3,3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.
Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.
Advertisement