Liputan6.com, Jakarta - Tidur merupakan rutinitas yang sering dilakukan oleh setiap orang. Tidur termasuk bagian penting dalam kehidupan. Dengan tidur kita bisa mengistirahatkan tubuh dan pikiran, mengganti sel-sel yang rusak, serta membuang racun dan limbah dari sistem tubuh.
Saat tidur ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar mendapatkan istirahat yang berkualitas. Salah satunya adalah posisi tidur yang baik dan benar.
Rasulullah SAW sebagai panutan umat Islam telah mencontohkan bagaimana posisi tidur yang baik. Penjelasan khusus mengenai posisi tidur Rasulullah SAW termaktub dalam hadis berikut.
Baca Juga
Advertisement
إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَأْ وُضُوءَكَ للصَلاةِ، ثُمَّ اضْطَّجِعْ على شِقِّكَ الأَيْمَنِ
Artinya: “Jika engkau hendak menuju tempat tidurmu (untuk tidur), maka berwudhulah seperti engkau berwudhu untuk shalat, kemudian berbaringlahlah di rusukmu (bagian tubuhmu) sebelah kanan.” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Sesuai dengan hadis tersebut, Imam Nawawi dalam kitabnya Syarah Shahih Muslim menjelaskan bahwa posisi tidur yang dianjurkan adalah bertumpu pada tubuh bagian kanan. Sebab, Rasulullah SAW suka melakukan segala baik dengan bagian kanan.
Misalnya, makan dengan tangan kanan, membasuh anggota wudhu mulai dari bagian kanan, dan sebagainya.
Tidur dengan bertumpu pada tubuh bagian kanan juga memudahkan untuk bangun, sehingga tidak sulit ketika dibangunkan orang lain. (Imam Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Syarah Shahih Muslim, juz 17, halaman: 32).
Saksikan Video Pilihan Ini:
Menghadap Kiblat
Dikutip dari situs NU Jatim, selain bertumpu pada tubuh bagian kanan, posisi tidur juga dianjurkan menghadap kiblat. Cara dan posisi tidur seperti ini dilakukan Rasulullah SAW. Keterangan ini dapat diketahui dari hadis yang diriwayatkan Sayyidah ‘Aisyah.
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيه وسَلَّم يَأْمُرُ بِفِرَاشِهِ فَيُفْرَشُ لَهُ، فَيَسْتَقْبِلُ الْقِبْلَةَ، وَإِذَا آوَى إِلَيْهِ تَوَسَّدَ كَفَّهُ الْيُمْنَى
Artinya: "Rasulullah memerintahkan ‘Aisyah untuk menyiapkan tempat tidurnya. Tempat tidurnya pun disiapkan, lalu Rasulullah menghadap kiblat. Dan apabila beliau merebahkan diri di atasnya, beliau jadikan telapak tangan kanannya sebagai bantal." (HR Abu Ya’la).
Dua Cara Tidur Menghadap Kiblat
Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani dalam kitab Maraqi al-’Ubudiyah halaman 43 menjelaskan dua cara tidur yang menghadap kiblat. Pertama adalah istiqbal muhtadar, yakni dengan cara terlentang atas tengkuk kepala, wajah dan kedua lekuk kaki dihadapkan pada kiblat. Cara tidur demikian mubah dilakukan bagi laki-laki, sedangkan bagi wanita hukumnya makruh.
Kedua, cara ini adalah cara tidur yang sunnah untuk dilakukan, yakni tidurlah dengan bertumpu pada tubuh bagian kanan sebagaimana posisi orang yang meninggal di liang lahadnya. Tidur dengan cara ini adalah dengan menghadapkan wajah dan bagian depan tubuh pada arah kiblat.
Adapun tidur dengan bertumpu pada wajah (tengkurap) adalah cara tidurnya setan. Tidur dengan cara demikian adalah makruh hukumnya.
Sedangkan tidur dengan bertumpu pada bagian kiri tubuh adalah hal yang dianjurkan oleh para dokter, sebab tidur dengan cara demikian lebih cepat dalam mencernakan makanan
Berdasarkan penjelasan di atas, maka cara dan posisi tidur yang paling utama sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW adalah cara kedua. Yakni tidur dengan bertumpu pada tubuh bagian kanan dan menghadap kiblat. Wallahu’alam.
Advertisement