Liputan6.com, New Delhi - India sukses menyelesaikan Operasi Kaveri dan menyelamatkan hampir 3.800 warga dari Sudan yang dilanda konflik.
Sejak konflik pecah, negara tersebut mengintensifkan Operasi Kaveri untuk menyelamatkan warga yang terlantar dari Khartoum.
Advertisement
Pesawat C-130J milik Angkatan Udara India digunakan dalam operasi itu, dikutip dari laman First India, Selasa (8/5/2023).
"Pesawat C-130J IAF dengan 47 warga terakhir dari Sudan sedang dalam perjalanan ke Delhi dari Jeddah. Hampir 3.800 orang kini telah diselamatkan dari Sudan di bawah #OperationKaveri," cuit Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arindam Bagchi.
Sebelumnya, 192 warga India yang dievakusi di Sudan mendarat di Ahmedabad. Mereka dibawa ke Gujarat dengan pesawat C17 Angkatan Udara India dari Port Sudan ke Ahmedabad.
Pada momen yang sama, 20 pengungsi berangkat dari N'Djamena dalam dua gelombang penerbangan yang masing-masing ditujukan ke Chennai dan Bengaluru.
Para pengungsi ini telah menyeberang dari Sudan ke Chad melalui perbatasan darat yang bersebelahan," cuit Bagchi.
Sebanyak 3.584 orang India telah dievakuasi dari Sudan yang dilanda perselisihan di bawah "Operasi Kaveri" yang menyelesaikan sembilan hari operasi, menurut Kedutaan India di Sudan.
Sembilan hari telah berlalu sejak Pemerintah India meluncurkan misi penyelamatan ambisiusnya bernama "Operasi Kaveri" untuk mengevakuasi warga India yang terlantar di Sudan yang dilanda konflik.
Operasi itu dilakukan dengan menggunakan 5 Kapal Angkatan Laut India dan 16 pesawat Angkatan Udara India termasuk satu dari pangkalan udara militer Wadi Sayyidna.
Dua pihak yang bertikai di Sudan, Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan Pasukan Paramiliter (RSF) menyetujui gencatan senjata tujuh hari, menurut pernyataan kementerian luar negeri Sudan Selatan, demikian dilaporkan oleh CNN.
Evakuasi WNI dari Sudan Selesai, Jokowi Tegaskan Komitmen Pemerintah Lindungi Warga Indonesia
Pemerintah Indonesia telah selesai melakukan proses evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Sudan beberapa waktu lalu. Berkaitan dengan hal tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan komitmen pemerintah untuk terus memperkuat perlindungan terhadap WNI.
"Di tengah berbagai kesulitan yang ada di sana, pemerintah telah berhasil mengevakuasi WNI dari Sudan. Per hari ini, jumlah WNI yang telah dievakuasi sebanyak 969 orang, 936 sudah pulang dan 33 sudah berada di lokasi yang aman di luar Sudan," ujar Presiden Jokowi dalam konferensi pers di Hotel Meruorah, Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Demikian seperti dikutip dari pernyataan pers, Senin (8/5/2023).
"Ke depan, perlindungan WNI akan terus kita tingkatkan dan kita perkuat," tambahnya.
Menurut keterangan dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam press briefing Jumat (5/5), para WNI dipulangkan lewat empat proses evakuasi pemerintah dan juga evakuasi mandiri. Berikut tanggal keberangkatan mereka ke Indonesia:
- Tahap Pertama (27 April): 385 orang tiba pada 28 April dengan Garuda Indonesia.
- Tahap Kedua (29 April): 363 orang tiba pada 30 April dengan Garuda Indonesia.
- Tahap Ketiga (30 April): 75 orang tiba 1 Mei dengan pesawat TNI AU.
- Tahap Keempat (1 Mei): 100 orang tiba pada 2 Mei dengan Garuda Indonesia.
Selain itu, ada pula 11 orang yang evakuasi secara mandiri.
Advertisement
Ada WNI yang Tak Mau Pulang
Selain itu, masih ada puluhan WNI yang menolak untuk pulang. Kemlu berkata ada WNI yang memilih tetap di Sudan karena alasan keluarga.
"Sementara WNI yang masih berada di Sudan adalah 64 orang termasuk 13 staf KBRI. Sebagian besar, dari 64 dikurangi dari KBRI, adalah warga negara yang memang memilih untuk tinggal karena alasan keluarga," ujar Menlu Retno Marsudi dalam press briefing di Kemlu RI.
Direktur Perlindungan WNI Judha Nugraha menyebut para staf KBRI berada di Port Sudan, bukan di ibu kota Khartoum.