Jamu Peres Bu Tari nan Legendaris di Yogyakarta, Bertahan Hampir Setengah Abad

Berdiri sejak 1977, Bu Tari (68) selaku pemilik toko jamu peres legendaris ini mewariskan keahlian dan resep meracik jamu dari sang ibu, Mbok Mangun, yang merupakan perintis jamu peres legendaris di Jogja.

oleh Dyra Daniera diperbarui 10 Mei 2023, 05:00 WIB
Jamu Peres Bu Tari. (Dok. Instagram/@jamubutariwirobrajan)

Liputan6.com, Jakarta - Jamu telah menjadi bagian penting dari tradisi pengobatan herbal Indonesia selama berabad-abad. Terbuat dari bahan-bahan alami seperti rempah-rempah, akar, daun, dan buah-buahan, jamu dianggap sebagai salah satu cara yang efektif untuk menyembuhkan berbagai penyakit. 

Jika Anda mencari jamu yang autentik dan terbukti berkhasiat, Anda dapat datang ke Jamu Peres Bu Tari yang terletak di Jl. R. E. Martadinata No.17, Wirobrajan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdiri sejak 1977, Bu Tari (68) selaku pemilik toko jamu peres legendaris ini mewarisi keahlian dan resep meracik jamu dari sang ibu, Mbok Mangun, yang merupakan perintis jamu peres legendaris di Jogja.

"Bu Tari dan saudara-saudaranya yang lain sejak kecil sudah membantu Mbok Mangun mempersiapkan olahan jamu. Mbok Mangun sendiri mendapat ilmu meracik jamu dari buliknya yang merupakan abdi dalem (keraton) pada waktu itu," terang Natalia Dewi (35), menantu Bu Tari, kepada Liputan6.com pada Senin, 8 Mei 2023. 

Racikan jamu Mbok Mangun yang dulu berjualan di Kadipiro sudah terkenal pada zamannya. Setelah Mbok Mangun meninggal dunia, pelanggan Mbok Mangun beralih berlangganan ke jamu peras Bu Tari di Wirobrajan.  

Setiap hari, warung jamu Bu Tari yang sekaligus tempat tinggalnya itu selalu ramai oleh pengunjung. Dibuka pukul 6 sore sampai 11 malam, banyak warga Jogja yang rela mengantre untuk mendapatkan segelas jamu yang rempahnya kuat, kental, dan rasa serta aromanya lebih sedap dari jamu lain. Selain itu, khasiatnya yang mujarab juga sudah banyak dirasakan. 

Daya tarik Jamu Peres Bu Tari terletak pada teknik memeras bahan-bahan jamu dengan tangan. Dengan teknik “peres” tradisional ini, keaslian jamu dapat dipertahankan. "Karena banyak penjual jamu nakal yang campur bahan kimia katanya," ujar Dewi sambil terkekeh.


Diperas dengan Tangan

Jamu Peres Bu Tari. (Dok. Instagram/@jamubutariwirobrajan)

Meskipun proses meracik dilakukan dengan tangan, jangan ragu dengan kebersihannya karena Bu Tari selalu mencuci tangan dan barang-barang dengan air sesering mungkin karena ada keran kecil di sebelah kanan tempat Bu Tari duduk. Bu Tari juga baru meracik jamu secara langsung di hadapan pembeli setelah memesan, membuat jamunya terasa segar.

Karena dibuat berdasarkan permintaan, pembeli harus rela menunggu Bu Tari meracik jamu dan tidak bisa diburu-buru. Dewi menjelaskan, "Karena sistem penjualan seperti inilah yang membuat pelanggan jadi sering antre lama. Bahkan tak jarang hanya untuk membeli satu porsi kunir asem harus antre selama sejam."

Proses mempersiapkan bahan jamu juga cukup panjang. Setelah membuka warung sampai pukul 11 malam, Bu Tari lanjut mengolah bahan jamu di dapur. Beberapa bahan dikukus semalaman dengan arang menyala, kemudian paginya Bu Tari akan berbelanja ke pasar untuk membeli bahan yang habis.

Ia lalu akan mengolah empon-empon seperti mencuci kunyit dan kencur hingga bersih kemudian digiling. Ada pula bahan yang perlu dimasak dahulu. Setelah bahan jamu diolah, akan disiapkan dalam panci-panci enamel yang ditaruh di meja racik. Ketika warung buka, bahan-bahan dalam panci itu akan diracik satu sama lain sesuai permintaan pembeli.

"Untuk pembeli yang sudah terbiasa akan langsung bilang ke Bu Tari, ‘Bu, jamu capek..’ lalu nanti diracikkan jamu pegel linu sama Bu Tari. Bisa diminum ditempat atau dibawa pulang," ungkap Dewi. 


Racikan Jamu Berdasarkan Keluhan Pelanggan

Jamu Peres Bu Tari selalu ramai pelanggan. (Dok. Twitter/@ndangmangkat)

Saat ini, Bu Tari hanya memiliki dua asisten untuk membantu olah di dapur dan membantu Bu Tari meracik jamu di depan pelanggan. Pelanggan yang awam dengan jamu mungkin akan sedikit bingung ingin memesan apa ketika mendatangi warung Bu Tari mengingat tidak ada daftar menu. Akan tetapi, pelanggan dapat langsung menyebutkan saja keluhan atau khasiat yang ingin didapatkan.

"Ibu jualan jamunya sesuai permintaan pelanggan, jadi seperti custom semua dan by keluhan pelanggan. Misalnya, ‘Bu, jamu masuk angin..’, ‘Bu jamu buat batuk dan pegel pegel..’, ‘Bu jamu buat cepet dapat momongan…’," ujar Dewi. 

Namun, ada beberapa racikan jamu yang umum dipesan. Di antaranya jamu Kunir Asem, Beras Kencur, Pegel Linu, Uyub-uyub untuk memperlancar produksi ASI, Anyepan untuk penyubur kandungan, Galian Singset untuk melunturkan lemak, Sawan Kikir untuk segala penyakit kulit, Watukan untuk meringankan batuk dan radang tenggorokan, Sari Rapet untuk perawatan daerah kewanitaan, dan jamu Nafsu Makan untuk membantu meningkatkan berat badan. 

Dewi mengatakan, "Jamu yang saat ini paling laris adalah jamu watukan, sejak pandemi, dan yang kedua adalah pegel linu."

Bahan jamu Watukan di antaranya kunyit, kencur, temugiring, sere, bawang merah, jeruk nipis, dan sirgunggu. Sementara, bahan Pegel Linu di antaranya temulawak, jahe, kunyit, kencur, sambiloto, remujung, manis Jangan, puyang, cabe Jawa, ceplik, kedawung, kapulaga, dan gagang cengkeh. 

Harga segelas Jamu Peres Bu Tari berkisar antara Rp8.000 sampai dengan Rp17.000. Pelanggan juga dapat meminta tambahan telur bebek atau madu.


Jamu Dapat Dikirim ke Luar Kota Melalui Mbale Jampi

Mbale Jampi adalah versi modern Jamu Peres Bu Tari. (Dok. Instagram/@mbalejampi)

Bagi Anda yang tertarik mencicipi Jamu Peres Bu Tari namun berada di luar Jogja, jangan khawatir karena Jamu Peres Bu Tari kini ada versi kemasan dan bisa dikirimkan ke luar kota. Versi modern Jamu Bu Tari ini dibuat pada 2013 oleh Natalia Dewi sendiri dan dinamakan Mbale Jampi.

"Karena waktu itu saya waktu awal jualan mau pakai nama Bu Tari takut diprotes sama pelanggan lamanya Bu Tari. Seperti masakan, beda tangan beda rasa hehe, makanya daripada saya merusak pasar Bu Tari, saya membuat nama sendiri," jelas Bu Tari. Walaupun Mbale Jampi merupakan racikan Dewi, resep dan bahannya tetap sama dengan Bu Tari. 

Mbale Jampi berfungsi menjadi back up Bu Tari untuk memenuhi permintaan pengiriman jamu peres dan jamu kering, permintaan mengisi pameran, permintaan workshop serta pesanan massal yang tidak bisa Bu Tari lakukan sendiri. Konsumen dapat memesan Mbale Jampi melalui Direct Message Instagram @mbalejampi atau melalui nomor WhatsAppnya.

"Untuk jamu peres bisa dikirim keluar kota dengan ekpedisi khusus yang terjangkau alamatnya (kota-kota besar saja), sedangkan untuk luar pulau dan luar negeri, hanya dapat mengirimkan jamu kering yang direbus atau bentuk bubuk,” ungkap Dewi. 

Banyaknya pelanggan yang cocok dengan racikan Bu Tari, memberikan energi tersendiri untuknya sehingga dapat terus meracik jamu selama hampir 50 tahun ini. Bu Tari yang sangat peduli dengan orang lain, membuatnya enggan untuk bahkan libur barang satu hari saja.

Dewi mengatakan, "Selalu ada cerita bahwa pelanggannya datang jauh-jauh bahkan dari kota sebelah, atau sebelahnya lagi, bahkan lebih jauh lagi. Bagi Bu Tari, meracik jamu adalah pelayanan dan pengabdiannya pada kehidupan banyak orang."

 

Infografis jamu populer di Indonesia. (Dok: Liputan6.com Tim Grafis)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya