Elon Musk Mau Hapus Akun Twitter yang Lama Tidak Aktif

Elon Musk mengumumkan akan membersihkan Twitter dari akun-akun yang sudah tidak aktif selama bertahun-tahun

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 09 Mei 2023, 13:30 WIB
Elon Musk (Instagram/elon.r.muskk).

Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk mengumumkan akan menghapus akun-akun Twitter yang tidak aktif bertahun-tahun dari platform media sosial tersebut.

Melalui cuitan dari akun resminya, pemilik Twitter itu juga mewanti-wanti para pengguna lain bahwa dengan kebijakan itu, mereka mungkin akan melihat penurunan followers.

"Kami menghapus akun yang tidak memiliki aktivitas sama sekali selama beberapa tahun, jadi Anda mungkin akan melihat penurunan jumlah pengikut," kata Elon Musk, dikutip Selasa (9/5/2023).

Melalui cuitan lainnya yang membalas permintaan agar tidak menghapus akun Twitter tak aktif, CEO Tesla itu mengatakan bahwa akun-akun itu akan "diarsipkan."

Meski begitu menurutnya, hal ini penting dilakukan untuk membebaskan handle atau "@" yang sudah tidak lama dipakai atau ditinggalkan, sehingga bisa digunakan oleh pengguna lain.

Namun Elon Musk tidak mengungkapkan kapan bersih-bersih akun Twitter tidak aktif itu akan mulai dilakukan.

Di penjelasan kebijakannya, Twitter mengatakan bahwa akun yang dinyatakan aktif adalah akun yang melakukan login setidaknya setiap 30 hari. Akun media sosial itu bisa dihapus permanen apabila tidak aktif dalam jangka waktu yang lama.

Dikutip dari Tech Crunch, beberapa bulan terakhir, Twitter mempertimbangkan untuk menjual nama pengguna yang diinginkan, melalui lelang online demi menghasilkan pendapatan tambahan.

Belum jelas apakah rencana itu masih berlaku atau tidak, serta bagaimana prosesnya.

Di Desember 2022, Elon Musk juga mengungkapkan mereka akan segera membebaskan namespace dari 1,5 miliar akun, mencatat bahwa akun Twitter yang tidak aktif akan dihapus sebagai bagian dari proses tersebut.


Jack Dorsey Kritik Kepemimpinan Elon Musk di Twitter

Jack Dorsey, CEO Twitter yang menjalani diet ketat. (dok.Instagram @jackdorsey_square/https://www.instagram.com/p/BkUUn3-A29j/Henry

Sebelumnya, pendiri dan mantan CEO Twitter Jack Dorsey mengaku salah karena sempat menyebut Elon Musk sebagai penyelamat Twitter. Ia pun mengungkapkan pernyataan tersebut melalui platform baru yang dibuatnya yakni Bluesky.

Mengutip informasi dari Gizmodo, Selasa (2/5/2023), pernyataan itu dilayangkan Jack Dorsey untuk menjawab unggahan salah satu pengguna Bluesky yang menanyakan pendapatnya mengenai kepemimpinan Elon Musk di Twitter saat ini.

Menjawab pertanyaan itu, Jack menuturkan, Elon Musk bukan pemimpin yang baik untuk Twitter. "Saya juga tidak berpikir dia bertindak tepat, meski telah menyadari ini merupakan waktu yang buruk," tulis Jack.

Selain Elon Musk, Jack juga menyorot soal keputusan dewan direksi perusahaan yang memutuskan untuk menjual Twitter. "Saya juga tidak berpikir dewan direksi seharusnya memaksa penjualan (Twitter)," tulisnya menambahkan.


Sempat Disebut Sebagai Solusi Tunggal

Elon Musk. (Patrick Pleul/Pool via AP, File)

Saat ini, menurut Jack, kondisi Twitter memang sedang tidak berjalan sebagaimana seharusnya, tapi hal itu telah terjadi. Untuk itu, ia kini sedang berusaha membangun sesuatu untuk menghindari hal serupa terjadi lagi di masa depan.

Untuk diketahui, Elon Musk memang telah membuat sejumlah keputusan kontroversial sejak memimpin Twitter, salah satunya adalah memangkas jumlah karyawan perusahaan.

Padahal, di awal pembelian, Jack sempat menyebut Elon Musk sebagai satu-satunya solusi yang ia percaya untuk mengurus Twitter.

Oleh sebab itu, ia pun terang-terangan mengaku senang telah bertemu dengan CEO Bluesky Jay Graber dan tim. Seperti diketahui, Jack Dorsey kini tengah membantu pengembangan aplikasi jejaring sosial baru yang diberi nama Bluesky.

Layanan ini disebut berbeda dari platform media sosial karena mengusung konsep desentralisasi. Jack sendiri diketahui mendukung pengembangan Bluesky sejak 2019.


Pengguna Twitter Mau Dikenakan Biaya saat Klik Konten Berita

Ilustrasi Twitter. (Liputan6/Pixabay)

Di sisi lain, Twitter menyediakan cara baru bagi penerbit untuk memperoleh penghasilan dari konten berita mereka di luar opsi langganan.

Menurut Elon Musk, perusahaan akan mengizinkan penerbit media untuk membebankan biaya kepada pengguna untuk akses ke artikel individual yang mereka posting di situs web, paling cepat bulan depan.

"Diluncurkan bulan depan, platform ini akan memungkinkan penerbit media untuk menagih pengguna per artikel dengan satu klik," cuit Elon Musk, dikutip Minggu (30/4/2023).

Ia menjelaskan hal ini memungkinkan pengguna yang tidak mendaftar langganan bulanan untuk membayar harga per artikel yang lebih tinggi ketika mereka ingin membaca artikel sesekali.

"Harus menjadi win-win utama untuk keduanya, organisasi media dan publik," tulis Elon Musk menambahkan.

Namun, hingga saat ini, detail tentang fitur tersebut masih belum jelas. Musk hanya mengatakan bahwa itu akan mulai diluncurkan bulan depan, tidak jelas jenis akun dan outlet media apa yang dapat membebankan biaya per artikel.

Mengutip Engadget, Elon Musk juga tidak menjabarkan berapa komisi yang akan diambil situs web berita.

(Dio/Isk)

Infografis Konser Musik Pilihan 2023 di Indonesia.  (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya