Liputan6.com, Jakarta - Startup chat commerce dan asisten virtual bisnis Mimin, mengumumkan pendanaan tahap awal (seed), dari Otto Digital yang merupakan bagian dari Salim Group.
Pendanaan ini akan digunakan oleh perusahaan rintisan tersebut, untuk melayani para Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan penjual online dengan produk dan fitur baru, serta memperkuat infrastruktur teknologi dan software manajemen pesanan.
Advertisement
Joseph Simbar, CEO Mimin mengatakan, dalam temuan mereka di lapangan, banyak penjual dan pembeli yang lebih nyaman melakukan transaksi secara conversational, misalnya melalui WhatsApp atau Direct Message Instagram.
"Mimin hadir untuk membantu penjual online dengan mempermudah pemrosesan setiap pesanan melalui solusi otomatis, sehingga penjual bisa menghemat waktu dan tenaga, serta mengembangkan bisnis mereka lebih jauh," ujarnya.
"Kami pun memberikan insight relevan bagi para pelaku usaha agar mereka bisa berinovasi berdasarkan insight tersebut," kata Joseph, melalui siaran pers, dikutip Rabu (10/5/2023).
Mimin menyebut, social commerce atau transaksi belanja menggunakan media sosial dan aplikasi chatting, diperkirakan tumbuh sbesar 17,9 persen per tahun dari 2022 sampai 2028.
Studi Populix di tahun 2022 menyebut, 86 persen masyarakat Indonesia sudah pernah berbelanja melalui media sosial dan aplikasi chatting, seperti Tiktok Shop (45 persen), WhatsApp (21 persen), Facebook (10 persen) dan Instagram (10 persen).
Menurut Mimin, kenaikan tren ini menunjukkan mayoritas penjual online di Indonesia punya berbagai kanal penjualan, tidak cuma platform e-commerce.
Tawarkan Kemudahan Bagi Pelaku Usaha
Perusahaan pun menyebut, banyak juga penjual yang fokus mempromosikan jualannya melalui media sosial dan aplikasi chatting.
Untuk mengelola penjualan social commerce ini, rata-rata penjual mengandalkan pencatatan order, pengecekan ongkir, dan penerimaan pembayaran secara manual. Proses ini dianggap cenderung memakan waktu dan rentan dengan risiko human error.
Startup Mimin pun menyatakan bahwa mereka menawarkan automasi chat commerce dan platform pengelolaan pesanan, agar para pelaku bisnis bisa lebih mudah dalam menjalankan tokonya.
Melalui Mimin, penjual bisa dengan mudah melakukan input pesanan dari format order yang tertulis melalui WhatsApp di aplikasi, dan secara otomatis memberikan invoice dan konfirmasi pembayaran.
Pelaku usaha pun diklaim dapat memproses pesanan 70 persen lebih cepat dan akurat.
Aplikasi Mimin disebut telah dipakai oleh UMKM di 20 provinsi dan 55 kota di Indonesia, yang bergerak di berbagai industri, terutama Food and Beverage (F&B), fesyen, dan kebutuhan sehari-hari.
Advertisement
Hadirkan Layanan untuk Perusahaan Ritel Berskala Besar
Mimin juga menyediakan layanan Mimin Pro, dimana penjual bisa dengan mudah memproses pesanan yang datang melalui chat, lalu mendelegasikan penyelesaian transaksi tersebut kepada cabang terdekat.
Menurut perusahaan, Layanan ini dihadirkan dengan tujuan melayani perusahaan ritel dengan skala lebih besar.
"Kami percaya bahwa Mimin memberikan solusi yang relevan bagi para UMKM Indonesia dan akan sangat membantu pelaku usaha dalam meningkatkan efisiensi penggunaan WhatsApp sebagai sarana jualan," kata Reginald Hamdani, CEO Otto Digital.
Menurut Reginald, investasi ini sejalan dengan visi mereka, dalam membangun ekonomi dengan memberdayakan masyarakat, dan memperluas pertumbuhan ekonomi hingga pedesaan.
Pendiri Startup Mimin
Startup Mimin sendiri didirikan oleh Joseph Simbar bersama Bayu Eka Putra yang sekarang memegang jabatan sebagai COO.
Joseph merupakan exit entrepreneur yang punya pengalaman dalam industri teknologi, terutama di bidang Enterprise Software-as-a-Service (SaaS) selama 15 tahun.
Sementara itu, Bayu Eka Putra mempunyai pengalaman lebih dari 17 tahun sebagai manajemen eksekutif di berbagai perusahaan industri terkemuka, dalam berbagai industri.
(Dio/Isk)
Advertisement