Pembayaran Lintas Negara Berbasis QR Code di ASEAN Hadapi Tantangan, Apa Saja?

Bank Indonesia (BI) terus mendorong interkoneksi pembayaran digital lintas negara berbasis QR Code, khususnya di kawasan ASEAN. Saat ini, BI bersama empat bank sentral negara Asia Tenggara, yakni Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand sudah menjalin kerjasama ASEAN Payment Connectivity.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 09 Mei 2023, 14:00 WIB
Bank Indonesia (BI) terus mendorong interkoneksi pembayaran digital lintas negara berbasis QR Code, khususnya di kawasan ASEAN. Saat ini, BI bersama empat bank sentral negara Asia Tenggara, yakni Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand sudah menjalin kerjasama ASEAN Payment Connectivity. (Gunawan Kartapranata/Creative Commons)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) terus mendorong interkoneksi pembayaran digital lintas negara berbasis QR Code, khususnya di kawasan ASEAN. Saat ini, BI bersama empat bank sentral negara Asia Tenggara, yakni Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand sudah menjalin kerjasama ASEAN Payment Connectivity.

Namun, Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta mengatakan, ada sejumlah tantangan dan risiko yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan sistem pembayaran lintas negara.

Antara lain, perbedaan antara kebijakan moneter di masing-masing negara, variasi dan proses model bisnis, perbedaan spesifikasi sistem dan keanggotaan pembayaran cepat, ketahanan industri, dan butuh modal investasi besar dalam pengembangannya.

"Juga jadi catatan, pun harus jadi perhatian untuk memastikan reservasi kedaulatan negara dan kelangsungan kepentingan nasional, dengan menjamin hak yang sama dalam hubungan ekonomi bilateral," paparnya dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2023, Selasa (9/5/2023).

Sehingga, Filianingsih menyatakan, otoritas dan pelaku industri terkait perlu bersinergi mendukung pengembangan sistem pembayaran digital lintas negara ini.

Dalam hal ini, pemangku kebijakan harus berkomitmen mendukung inisiatif kerjasama tersebut. Sementara pelaku industri harus pandai menangkap peluang dan menciptakan sejumlah inovasi layanan.

"Untuk alasan ini, bermacam dobrakan dibutuhkan. Mulai dari model bisnis, regulasi, teknikal, operasional, aspek institusional, termasuk memperkuat kooperasi antar negara untuk membuat sistem pembayaran QR lintas negara jadi nyata," bebernya.

"Itu juga menuntut adanya inovasi dalam produk dan layanan antar lintas negara, selaras dengan arsitektur sistem pembayaran untuk lebih fleksibel terhadap potensi disrupsi teknologi," pungkas Filianingsih.


BI Targetkan QRIS Bisa Dipakai di Singapura Akhir 2023

Cara Daftar QRIS untuk Pedagang (sumber: qris.id)

Bank Indonesia (BI) target melakukan kerjasama pembayaran lintas negara berbasis QR Code Indonesian Standard (QRIS) dengan Singapura pada akhir 2023. Dengan begitu, QRIS mulai bisa digunakan di Negeri Singa di penghujung tahun nanti.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta mengatakan, Indonesia telah menjalin kerjasama pembayaran QR Code lintas negara dengan Thailand di 2022, dan Malaysia dalam waktu dekat ini.

"Sementara kerjasama pembayaran QR lintas negara antara Indonesia dan Singapura target diluncurkan pada akhir 2023," ujar Filianingsih dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2023, Selasa (9/5/2023).

Selain dengan ketiga negara itu, Bank Indonesia juga sudah meneken MoU pemakaian QRIS dengan India, Korea Selatan, hingga Jepang.

Filianingsih menjelaskan, kerjasama pembayaran QR Code ini membuat para pengguna dari masing-masing negara melakukan pembayaran lewat mata uang lokal mereka. Pasalnya, BI juga sudah mencapai kesepakatan penggunaan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS) dengan bank sentral di negara tersebut.

Kesepakatan LCS ini dijalin guna mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Sehingga nilai tukar mata uang masing-masing negara tersebut juga bisa lebih kuat.

"Gebrakan ini memberikan opsi lebih banyak kepada pengguna di sistem pembayaran antar negara," imbuh Filianingsih.

"Itu juga mendongkrak transaksi lebih efektif, mempromosikan inklusi ekonomi dan keuangan digital, memperkuat stabilitas makro ekonomi dengan mempromosikan penggunaan mata uang lokal secara lebih ekstensif untuk transaksi bilateral," tuturnya.

 


1.000 Pasar Ditargetkan Pakai QRIS, Wamendag: Sudah Hampir Setengahnya

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga di sela-sela Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI), di JCC Senayan, Jakarta, Senin (8/5/2023). Wamendag menargetkan capaian 1.000 pasar yang menerapkan digitalisasi dalam metode pembayaran. Itu ditandai dengan penggunaan QR Indonesia Standard (QRIS).

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengungkap capaian dari target 1.000 pasar yang menerapkan digitalisasi dalam metode pembayarannya. Itu ditandai dengan penggunaan QR Indonesia Standard (QRIS).

Jerry menyebut, langkah ini jadi satu upaya digitalisasi pembayaran di lingkungan pasar tradisional. Dia mematok target sekitar 1.000 pasar menggunakan QRIS per tahunnya.

"Itu saya mesti lihat dulu angka persisnya berapa. Cuman setahu saya itu kita sudah hampir setengahnya ya," ujar dia saat ditemui di sela-sela Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI), di JCC Senayan, Jakarta, Senin (8/5/2023).

Jerry menyebut penerapannya tak hanya bergantung di satu wilayah saja, tapi menyebar di seluruh pasar di seluruh Indonesia. Mengingat, ada peran Kemendag sebagai pengarah pusat kepada dinas-dinas di pemerintah daerah di tiap titik.

"Nah kami tentu koordinasi dengan pemda, provinsi, kabupaten/kota. Karena apapun domainnya dibawa mereka. Kami memberikan himbauan kami emmbuka jalan, kami membuka akses, tapi inplementasinya harus melalui pemerintah daerah," bebernya.

Jerry menerangkan, upaya digitalisasi pembayaran ini jadi langkah konkret yang dijalankan Kemendag dalam mendukung pemerintah menggenjot tingkat inklusi keuangan.

"Salah satu konkretnya kami menargetkan digitalisasi pasar 1.000 per tahun," katanya.


Tak Pakai Uang Tunai

Karyawan BI melakukan transaksi menggunakan QR Code Indonesian Standard (QRIS) di kantor BI, Jakarta, Sabtu (17/8/2019). QRIS merupakan transformasi digital pada Sistem Pembayaran Indonesia sangat membantu percepatan pengembangan ekonomi dan keuangan digital di Indonesia. (Liputan6.com/HO/Rizal)

Dengan penerapan QRIS, konsumen di pasar tak perlu menggunakan uang tunai, karena bisa langsung melakukan pemindaian kode QR yang tertera di jongko di dalam pasar.

Jerry mengklaim, langkah ini bisa memudahkan proses transaksi. Ditambah lagi, konsumen bisa memiliki pilihan dalam melakukan pembayaran atas barang yang dibelinya.

"Tak cuma hanya pembayaran tapi juga akses ke marketplace mempertemukan penjual dan pembeli tanpa harus bertemu secara fisik," urainya.

"Nah hal seperti inilah langkah-langkah yang mungkin terkesan sederhana tapi kami lakukan dalam rangka untuk mendukung digitalisasi," pungkas Jerry Sambuaga.

INFOGRAFIS: Perbandingan Kapasitas Testing Covid-19 Negara ASEAN (Liputan6.com / Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya