Liputan6.com, Jakarta Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen menyoroti tiga hal yang bisa diperhatikan Indonesia dalam upaya mendorong ketahanan ekonomi di masa mendatang.
"Jalur pertama adalah penciptaan mata pencaharian yang berkelanjutan, cara yang paling berkelanjutan untuk keluar dari kemiskinan adalah (kemampuan) untuk bekerja," papar Satu Kahkonen, dalam acara peluncuran laporan Bank Dunia Indonesia Poverty Assessment di Jakarta, Selasa (9/5/2023).
Advertisement
Namun di Indonesia, Satu Kahkonen menyebut, pekerjaan seringkali tidak cukup untuk keluar dari kemiskinan.
"Petani menderita produktivitas rendah yang membatasi pendapatan mereka. Pekerja Non Pertanian baik di daerah pedesaan maupun perkotaan sering terlibat dalam sektor jasa bernilai rendah. Dan meskipun ini adalah kerja keras, sering kali bayarannya tidak cukup untuk keluar dari kemiskinan," katanya.
Kahkonen menyerukan, ancaman produktivitas yang rendah ini perlu diatasi dengan berbagai kebijakan yang saling melengkapi dan memberdayakan sektor swasta, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja yang lebih produktif.
"Jalur kedua untuk menciptakan lingkaran ekonomi guna mendorong ketahanan ekonomi adalah melindungi rumah tangga dari pukulan, baik pada kesehatan ekonomi, maupun iklim," lanjutnya.
Pandemi COVID-19
Bank Dunia melihat, pandemi COVID 19 merupakan salah satu contoh guncangan besar pada perekomonian dunia.
Ke depan, Bank Dunia mengakui, Indonesia juga masih belum aman dari guncangan selanjutnya.
"Indonesia rentan khususnya terhadap bencana terkait iklim, dan oleh karena itu memperkuat sistem perlindungan sosial dan meningkatkan inklusi keuangan sangat penting untuk meningkatkan ketahanan ekonomi," jelasnya.
Jalur ketiga dan terakhir, adalah pembiayaan investasi yang tepat.
Menurut Kahkonen, "dengan mengatasi dua jalur pertama, sehingga mempromosikan mata pencaharian yang berkelanjutan dan melindungi rumah tangga dari guncangan akan membutuhkan upaya dan investasi serta sumber daya untuk membiayai upaya dan investasi tersebut".
Survei BI: Keyakinan Masyarakat Indonesia terhadap Kondisi Ekonomi Terus Meningkat
Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) yang dijalankan pada April 2023 mengindikasikan bahwa keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) April 2023 sebesar 126,1, lebih tinggi dibandingkandengan 123,3 pada Maret 2023.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menjelaskan, menguatnya keyakinan konsumen pada April 2023 didorong oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang meningkat. IKE tercatat meningkat pada seluruh komponen pembentuknya, terutama pada indeks ketersediaan lapangan kerja dan penghasilan saat ini.
"IEK juga tercatat meningkat terutama pada indeks ekspektasi ketersediaan lapangan kerja,"jelas dia dalam keterangan tertulis, Selasa (9/5/2023).
Secara rinci,menguatnya optimisme konsumen didorong oleh peningkatan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun ekspektasi terhadap ekonomi ke depan. Hal tersebut tecermin dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) April 2023 yang masing-masing tercatat sebesar 116,6 dan 135,5, lebih tinggi dari 113,1 dan 133,5 pada bulan sebelumnya.
Pada April 2023, keyakinan konsumen terpantau meningkat pada seluruh kategori pengeluaran. Peningkatan optimisme terutama tercatat pada responden dengan pengeluaran Rp 1–2 juta. Sedangkan jika dilihat berdasarkan usia, keyakinan konsumen juga terpantau optimis pada seluruh kategori usia responden, meskipun penurunan cukup dalam terjadi pada kelompok usia di atas 60 tahun.
Advertisement
Indeks Kondisi Ekonomi (IKE)
Pada April 2023, persepsi konsumen txerhadap kondisi ekonomi saat ini terpantau meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, tecermin dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) April 2023sebesar 116,6, lebih tinggi dibandingkan 113,1 pada Maret 2023.
Menguatnya IKE April 2023 didorong oleh meningkatnya seluruh komponen pembentuknya, tertinggi pada Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja yang meningkat sebesar 4,2 poin menjadi 118,1 pada April 2023. Selanjutnya, Indeks Penghasilan Saat Ini dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama juga meningkat masing-masing sebesar 3,5 poin dan 2,8 poin menjadi 123,9 dan 107,8.
Secara spasial, peningkatan IKE terjadi pada sebagian besar kota yang disurvei, tertinggi di Makassar (24,3 poin), diikuti Medan (14,0 poin) dan Pangkal Pinang (10,0 poin).
Dari tiga komponen IKE, persepsi responden terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan saat ini terindikasi meningkat paling tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Indeks tercatat optimis dan meningkat pada hampir seluruh kategori pendidikan, tertinggi pada kelompok responden dengan tingkat pendidikan Sarjana.
Menurut usia, ketersediaan lapangan pekerjaan saat ini juga tercatat meningkat pada sebagian besar kelompok usia responden.