Ragam Nasi Tumpeng, Sajian yang Selalu Ada dalam Setiap Tradisi

Tumpeng ternyata tak hanya memiliki satu jenis saja.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 10 Mei 2023, 12:00 WIB
Ilustrasi nasi tumpeng/credit: Liputan6.com/indochili.com

Liputan6.com, Yogyakarta - Tumpeng merupakan sajian yang senantiasa hadir dalam setiap upacara tradisi. Kehadiran tumpeng sudah menjadi sesuatu hal yang secara turun-temurun menjadi pelengkap pada setiap jenjang kehidupan manusia.

Bentuk tumpeng yang kerucut merupakan gambaran letak geografis pulau Jawa yang terdapat banyak gunung di dalamnya. Nasi tumpeng ternyata tak hanya memiliki satu jenis saja.

Mengutip dari 'Inspirasi Konsep Dualisme dari Tumpeng Kematian Masyarakat Jawa Tengah' oleh Liga Istiqomah, berikut ragam nasi tumpeng yang menjadi sajian di setiap tradisi:

1. Tumpeng Megana

Tumpeng megana merupakan tumpeng yang biasa dibuat untuk acara hajatan. Tumpeng ini dibuat dengan melilitkan kacang panjang yang sudah dimasak mulai dari bawah hingga puncak tumpeng.

Pada bagian atas tumpeng diletakkan cabe merah, sementara pada bagian kanan dan kirinya terdapat lauk-pauk dan sayur. Tumpeng megana hadir sebagai pengingat bahwa dahulu umat manusia hanya berwujud roh dan belum berbentuk fisik.

Kacang yang dililitkan merupakan Dewa Siwa yang berwujud Naga Antaboga dengan melilit Gunung Meru, sedangkan cabe merah merupakan bentuk magma yang diaduk oleh Dewa Siwa.

2. Tumpeng Punar

Tumpeng punar biasanya digunakan untuk memperingati ulang tahun atau tasyakuran. Tumpeng ini hadir di setiap perayaan kegembiraan.

Tumpeng punar merupakan tumpeng nasi kuning dengan aneka lauk-pauk pelengkapnya. Lauk-pauk pada tumpeng punar berupa abon, kering tempe, telur dan lainnya.

 


Tumpeng Robyong

3. Tumpeng robyong

Tumpeng robyong umumnya hadir dalam perayaan suka cita, seperti khitanan atau hajatan. Namun, pada zaman dahulu, tumpeng ini biasanya di gunakan untuk acara-acara besar, misalnya saat musim panen, mengusir penyakit, hingga meminta hujan.

Menariknya, pada bagian puncak tumpeng ini ditusuk oleh beberapa bahan lainnya, seperti terasi bakar, telur rebus utuh, dan cabai merah mentah yang sudah ditusukkan pada sebuah lidi. Lidi tersebutlah yang kemudian diletakkan di puncak tumpeng.

4. Tumpeng Pungkur

Tumpeng pungkur juga dikenal dengan tumpeng kematian. Sesuai namanya, tumpeng ini hadir untuk memperingati hari kematian seseorang.

Tak seperti tumpeng pada umumnya yang berbentuk kerucut, tumpeng ini memiliki bentuk kerucut yang dibelah menjadi dua. Kedua potongan tumpeng ini diletakkan saling membelakangi.

5. Tumpeng kendit

Tumpeng kendit biasanya digunakan untuk mengucapkan rasa syukur karena telah terbebas dari masalah. Jika biasanya tumpeng berisi nasi kuning atau nasi putih, tumpeng ini justru berisi keduanya.

Nasi kuning dan nasi putih digabung secara berlapis menjadi tumpeng berbentuk kerucut. Biasanya, nasi kuning berada di bagian tengah atau berada di antara nasi putih.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya