Siswi SMP Jadi Korban Penyayatan, Pelakunya Diduga Memiliki Keterbelakangan Mental

Siswi SMP menjadi korban penyayatan. Peristiwa terjadi di Halte Busway CSW Jalan Panglima Polim, Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Senin 8 Mei 2023.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 09 Mei 2023, 17:08 WIB
Seorang siswi SMP menjadi korban sayatan. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Jakarta - Siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) menjadi korban penyayatan. Peristiwa siswi SMP terkena sayatan terjadi di Halte Busway CSW Jalan Panglima Polim, Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Senin 8 Mei 2023.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menerangkan, korban NSZ (16) ditemukan dalam kondisi terluka pada bagian leher.

"NSZ telah menjadi korban penganiayaan oleh pelaku anak BSP (17). Korban alami luka sayat di leher diakibatkan oleh benda tajam pisau lipat," kata Ade Ary dalam keterangannya, Selasa (9/5/2023).

Ade menyebut, dua orang telah dimintai keterangan sebagai saksi. Salah satunya orangtua pelaku berinisial NH (51).

Kepada polisi, NH menceritakan, ia bersama sang anak hendak ke Masjid Sunda Kelapa. Saat itu, mereka berdua menumpangi Bus Transjakarta.

"Pada saat sampai di halte busway CSW di lantai 2, NH membeli kopi," kata Ade.

Ade menerangkan, pelaku anak lalu mengambil pisau lipat kecil milik pedagang kopi yang tergeletak di gerobak. Ketika itu, langsung diarahkan ke seorang anak perempuan menggunakan seragam sekolah. Korban, NSZ juga sedang membeli kopi.

"Pisau mengenai lehernya sehingga mengakibatkan luka sayat terbuka dan mengeluarkan darah," ujar dia.


Pelaku Memiliki Keterbelakangan Mental

Ade menerangkan, orangtua korban langsung datang begitu dihubungi oleh seseorang. Korban terlihat mengalami luka sayat di bagian leher.

"Orangtua korban melihat korban sedang menangis dan melihat luka sayat di bagian leher," ujar Ade.

Ade menerangkan, orangtua korban bersama pihak Transjakarta langsung membawa korban ke RSPP Pertamina untuk tindakan medis.

Berdasarkan pemeriksaan, pelaku diduga memiliki keterbelakangan mental. Hal itu diperkuat dengan hasil rekam medis yang dimiliki oleh orangtua.

"Pelaku diduga memiliki keterbelakangan mental dan tunarungu serta tuna wicara, pelaku anak tersebut tidak pernah bersekolah untuk bahasa isyarat," ujar dia.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Irwandhy menambahkan, kasus ini ditangani unit PPA, karena baik korban dan yang diduga pelaku masih dalam kategori di bawah umur.

Irwandhy menerangkan, korban sudah dirujuk ke RS Pertamina guna dilakukan pengobatan. Sedangkan pelaku dirujuk ke RS Soekamto Kramatjati guna dilakukan observasi psikiatrikum didampingi oleh Peksos dan komunitas disabilitas.

"Ini untuk mengetahui kondisi mental dan kejiwaan yang bersangkutan," tandas dia.

INFOGRAFIS JOURNAL_Bagaimana Antisipasi dari Kejahatan Social Engineering? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya