Peduli Akses Air Bersih untuk Anak-Anak Sumba, Wahana Visi Indonesia Gelar Fun Run 6 Km

Kampanye lari sejauh 6 km yang diadakan oleh Wahana Visi Indonesia sebagai bentuk kepedulian kepada anak Sumba Barat Daya yang harus berjalan sekitar 6 km demi mengambil air bersih.

oleh Chelsea Anastasia diperbarui 09 Mei 2023, 18:17 WIB
Konferensi Pers 'Global 6K Water For Sumba' oleh Wahana Visi Indonesia pada Selasa, (9/5/2023).

Liputan6.com, Jakarta - Yayasan Wahana Visi Indonesia (WVI) mengadakan kampanye lari bertajuk ‘Global 6K Water For Sumba’ yang dibuka untuk umum pada 21 Mei 2023.

Program lari yang disebut ‘Fun Run’ ini mengajak para calon peserta untuk berlari sejauh 6 kilometer dari kawasan FX Sudirman, Jakarta.

Kampanye ini digelar dengan tujuan berdonasi untuk pembangunan tiga puluh penampung air hujan (PAH) dan tiga sumur bor di Sumba Barat Daya.

“Dengan kita mendaftar, kita otomatis sudah donasi Rp50.000 langsung untuk anak-anak di Sumba Barat Daya,” tutur Rino Soedarjo, salah satu ambassador kampanye 'Global 6K Water For Sumba' dalam temu media bertajuk ‘Press Conference Global 6K Water For Sumba’ yang diselenggarakan oleh WVI di kawasan Jakarta Pusat pada Selasa, (9/5/2023).

Lari 6 Km, Bentuk Peduli kepada Anak Sumba yang Berjalan 6 Km Demi Air Bersih

Keterbatasan air di Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi faktor pendorong yayasan tersebut memilih Sumba Barat Daya sebagai lokasi penerima saluran bantuan.

Bahkan, Rino membeberkan, anak-anak di Sumba Barat Daya perlu berjalan sejauh 6 km untuk mendapatkan air bersih di penampung air hujan. Ia menambahkan, ini juga menjadi alasan utama program lari bersama dilakukan sejauh 6 km.

“Kenapa kita akan lari 6 kilometer? Karena itu jarak rata-rata biasanya anak-anak (di Sumba Barat Daya) mengambil air bersih. Dan itu baru perginya saja ya, jadi pulang lagi, total 12 km,” ungkap pengusaha sekaligus kreator konten tersebut.


Musim Kering di Sumba Jadi Salah Satu Pemicu Keterbatasan Air

Seorang gadis membawa ember berisi air yang dikumpulkan dari truk tangki air perusahaan kota di lingkungan berpenghasilan rendah di New Delhi pada Kamis (3/6/2021). Kelangkaan air secara tidak proporsional mempengaruhi orang-orang rentan di masyarakat berpenghasilan rendah. (Money SHARMA / AFP)

Head of Social Impact and Sustainability WVI, Franky Banfatin mengungkap, WVI sempat mengunjungi Sumba Barat Daya untuk melihat kondisi daerah tersebut pada Januari 2023.

Di sana, mereka menemukan bahwa aliran sungai yang sangat terbatas di Sumba Barat Daya juga disebabkan oleh adanya “musim lapar” atau musim kering.

“Itu dapat diibaratkan sebagai kemarau yang cukup panjang dari bulan April–November. Bayangkan, di daerah yang kering dengan musim kemarau cukup panjang, akses terhadap air sangat terbatas. Dampaknya lebih dalam dari yang kita pikirkan,” tutur pria lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia tersebut.

Keluarga di Sumba Perlu Rp1,2 Juta Tiap Bulan untuk Air Bersih

Lebih lanjut, Franky menuturkan bahwa masyarakat Sumba Barat Daya harus membayar sekitar Rp400-1.000 untuk mendapatkan satu paket air.

“Di sana, untuk air bersih aja, masyarakat khususnya yang punya anak-anak itu harus membayar sekitar 400 sampai 1.000 rupiah untuk satu paket air dalam jerigen kecil,” ungkapnya.

“Jadi kurang lebih, kalau dikalkulasikan, mereka itu satu keluarga bisa menghasilkan 480 ribu sampai 1,2 juta rupiah hanya untuk air bersih saja, dalam sebulan. Itu pun digunakan dengan sangat terbatas,” lanjut Franky.


Penampungan Air Hujan di Sumba Kotor, Jadi Motivasi WVI Bangun Penampungan Layak

Anak-anak di beberapa desa di Sikka, NTT, mencari air setiap hari dengan jalan kaki. (Foto: Youtube Wahana Visi Indonesia)

Pada kesempatan yang sama, Rino juga menceritakan pengalamannya ketika mengunjungi Sumba Barat Daya.

Ia mengatakan, penampungan air hujan di Sumba Barat Daya sebenarnya ada. Namun, kebersihannya sangat tak terjaga.

“Penampungan air hujan, ada di sebelah rumah, ini kita bisa lihat airnya saja sudah berwarna. Kenapa bisa butek? Karena tempatnya terbuka,” ujar pria berusia 40 tahun tersebut. 

“Ini jadi masalah terutama ketika musim lapar, di mana mereka membutuhkan air, mereka mengandalkan penampungan air hujan. Ya, hanya ada tempat ini,” tambahnya.

Menurut Rino, tempat yang terbuka membuat penampungan tersebut sangat rawan terhadap penyakit.

“Karena tempatnya terbuka, ini sangat terekspos dengan penyakit, dengan virus, kita nggak tahu apa yang ada di dalam situ,” tuturnya.

Oleh sebab itu, kondisi ini menjadi salah satu motivasi WVI menyalurkan hasil donasi dari program ‘Fun Run’ untuk tiga puluh penampung air.


Cara Mendaftar 'Fun Run' Global 6K Water For Sumba

Rino Soedarjo, Ambassador 'Global 6K Water For Sumba' Wahana Visi Indonesia. (Instagram/@rinosoedarjo)

Untuk mendaftarkan diri, calon peserta dapat mengakses laman Wahana Visi Indonesia (wahanavisi.org/waterforsumba). Sebelum mendaftar, akan muncul pilihan kategori Fun Run pada layar calon peserta yang dapat dipilih sesuai keinginan.

Kategori Fun Run dibagi menjadi tiga, antara lain:

  1. Individual, untuk minimal 18 tahun ke atas: Rp200.000/orang.
  2. Keluarga, untuk minimal 3 orang termasuk anak di bawah umur: Rp180.000/orang.
  3. Komunitas, untuk minimal lima orang berusia 18 tahun ke atas: Rp175.000/orang

Selain kesempatan seru untuk lari bersama sekaligus beramal, peserta akan mendapatkan baju jersey, nomor bib (nomor dada), dan medali untuk peserta yang menyelesaikan lari (finisher).

 

Infografis: Sumber Air Jakarta Bermasalah (Liputan6.com / Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya