Harga Emas Dunia Makin Mahal, Sekarang Tembus USD 2.034 per Ons

Harga emas di pasar spot naik 0,7 persen ke USD 2.034,43 per ons. Sementara harga emas berjangka AS melonjak 0,4 persen di USD 2.042,20.

oleh Tira Santia diperbarui 10 Mei 2023, 07:35 WIB
Harga emas di pasar spot naik 0,7 persen ke USD 2.034,43 per ons. Sementara harga emas berjangka AS melonjak 0,4 persen di USD 2.042,20. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas dunia naik pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta) karena investor mencari perlindungan dari ketidakpastian ekonomi.

Dikutip dari CNBC, Rabu (10/5/2023), harga emas di pasar spot naik 0,7 persen ke USD 2.034,43 per ons. Sementara harga emas berjangka AS melonjak 0,4 persen di USD 2.042,20.

Pasar ekuitas jatuh karena kekhawatiran tentang pemulihan permintaan domestik China setelah data perdagangan China yang lemah, dan kebuntuan atas plafon utang AS.

“Ini akan menjadi hari risk-off karena pasar menunggu data indeks harga konsumen AS pada hari Rabu," kata Kepala Strategi Pasar Blue Line Futures, Chicago, Phillip Streible.

IHK yang lebih panas dari perkiraan akan mendukung taruhan untuk kenaikan suku bunga, tetapi data yang jauh lebih lemah dapat menyebabkan “serbuan besar komoditas secara keseluruhan dan likuidasi lebih lanjut dalam dolar”, tambah Streible.

Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, kenaikan suku bunga menumpulkan daya tarik bullion yang tidak memberikan imbal hasil.

Gubernur The Fed Philip Jefferson mengatakan ekonomi AS melambat secara teratur yang memungkinkan inflasi menurun bahkan saat pertumbuhan berlanjut.

Kepala Fed New York John Williams mengatakan inflasi masih terlalu tinggi, tetapi kredit yang lebih ketat akan memperlambat ekonomi, menumpulkan seberapa jauh Fed mungkin perlu melangkah.

Pasar memprediksi 82 persen potensi The Fed untuk mempertahankan suku bunga pada bulan Juni dan peluang 33 persen dari pemotongan pada bulan Juli.

Analis Commerzbank Carsten Fritsch, menulis dalam sebuah catatan bahwa tidak ada ruang bagi Fed untuk menerapkan penurunan suku bunga tahun ini.

Investor juga memantau perkembangan di sektor perbankan AS setelah survei The Fed yang dirilis pada Senin menunjukkan bank memperketat standar kredit selama bulan pertama tahun ini. 


Cerah Lagi, Harga Emas Dunia Kembali Naik ke USD 2.021,37 per Ons

Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Kemarin, harga emas dunia memulai pekan dengan baik. Harga emas dunia kembali mendapatkan tenaga dan naik di perdagangan Senin.

Kenaikan harga emas dunia ini terjadi setelah mengalami tekanan yang cukup dalam pada pekan lalu. Pada pekan ini, data inflasi AS yang akan dirilis akan menjadi petunjuk awal mengenai gerak suku bunga AS.

Mengutip CNBC, Selasa (9/5/2023), harga emas dunia di pasar spot naik 0,2 persen menjadi USD 2.021,37 per ons. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup naik 0,4 persen ke level USD 2.033,20 per ons.

"Pelaku pasar benar-benar hanya mendiskon setelah laporan gaji yang keluar pada Jumat lalu," jelas analis komoditas TD Securities, Daniel Ghali.

Pernyataan tersebut dengan mengacu pada aksi jual yang telah membuat harga hampir 3 persen di bawah level rekor yang dicapai minggu lalu sebelum data gaji keluar.

Data gaji yang keluar pada pekan lalu tersebut menunjukkan pertumbuhan pekerjaan AS cukup cepat di April, memberikan kekuatan pasar tenaga kerja yang terus-menerus.

 


Potensi Resesi

Sejumlah pekerja beraktivitas di kawasan Jalan Thamrin, Jakarta, Kamis (5/1/2023). Pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dinilai untuk menggenjot ekonomi Indonesia 2023 yang diproyeksi suram akibat resesi global. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ghali menambahkan, bagaimanapun, prospek resesi kemungkinan akan sulit untuk membuat suku bunga Bank Sentral AS turun di masa depan. Hal ini seharusnya mengarahkan pedagang bebas untuk menggunakan modal mereka dalam bentuk emas.

Survei pendapat Fed menunjukkan, bank-bank AS memperketat standar kredit selama bulan-bulan pertama tahun ini dan melihat kelemahan dalam permintaan pinjaman dari bisnis dan konsumen.

Kepala Fed Chicago Austan Goolsbee mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Yahoo Finance bahwa dia mendapatkan sinyal saat pengetatan kredit dimulai.

“Jika kesengsaraan di antara bank-bank regional kembali menjadi sorotan, hal itu dapat memicu langkah lain untuk aset safe-haven seperti emas,” kata Han Tan, kepala analis pasar di Exinity. 

Infografis Peringatan IMF dan Antisipasi Indonesia Hadapi Resesi Global. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya