Bursa Saham Asia Loyo Imbas Investor Menanti Rilis Data Inflasi AS

Bursa saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan saham Rabu, 10 Mei 2023. Hal itu seiring investor bersiap hadapi rilis inflasi Amerika Serikat (AS).

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Mei 2023, 08:46 WIB
Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan saham Rabu, (10/5/2023) seiring investor menantikan inflasi Amerika Serikat (AS). (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan saham Rabu, (10/5/2023) seiring investor menantikan inflasi Amerika Serikat (AS). Investor mencari petunjuk tentang jalur inflasi ke depan dan bagaimana selanjutnya langkah the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari CNBC, ekonom yang disurvei oleh Dow Jow prediksi inflasi meningkat 0,4 persen bulan ke bulan pada April 2023, dan 5 persen year over year. Inflasi inti yang tidak termasuk komponen makanan dan energi diperkirakan naik 0,4 persen.

Di Australia, indeks Australia ASX 200 melemah 0,31 persen setelah Australia sampaikan anggarannya pada Selasa malam. Australia mencatat surplus anggaran pertama sejak 2008. Indeks Nikkei Jepang dibuka susut 0,23 persen. Indeks Topix tergelincir 0,2 persen. Adapun Mitsubishis Corp mencatat rekor laba untuk tahun kedua berturut-turut, dengan laba bersih mencapai di atas 1 triliun yen untuk pertama kalinya, tepatnya mencapai USD 1,18 triliun yen atau setara USD 8,72 miliar.

Indeks Kospi Korea Selatan melemah tipis 0,14 persen. Kemudian menguat 0,3 persen.

Selain itu, indeks Hang Seng berjangka akan memperpanjang koreksi yang terjadi pada Selasa pekan ini. Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 1.960 dari penutupan perdagangan sebelumnya 19.867,58.

Di Amerika Serikat, tiga indeks acuan utama di wall street melemah. Indeks S&P 500 merosot 0,46 persen. Indeks Nasdaq terpangkas 0,6 persen. Indeks Dow Jones melemah 0,17 persen.

Sementara itu, analis Morgan Stanley prediksi saham A China akan memimpin fase berikutnya seiring pasar saham bullish di Asia.

“Harga setelah liburan Golden Week sangat menggembirakan. Indeks Shanghai mencapai level tertinggi dalam 10 bulan pada awal minggu,” tulis Morgan Stanley.

Morgan Stanley prediksi, CSI 300 mencapai 4.500 atau naik 11 persen. Pada perdagangan Selasa pekan ini, indeks CSI300 melemah 0,86 persen ke posisi 4.027,88, dengan penurunan dipimpin oleh sektor saham energi, teknologi dan industri.

 


Pembukaan Bursa Asia pada 9 Mei 2023

Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa Asia dibuka bervariasi karena investor menunggu angka perdagangan China di bulan April yang akan dirilis.

Pasar saham Asia-Pasifik dibuka bervariasi selain menjelang data perdagangan China bulan April, juga karena investor menantikan rilis angka inflasi AS akhir pekan ini.

China diproyeksikan mencatat surplus perdagangan sebesar USD 74,3 miliar, lebih rendah dari USD 88,2 miliar pada bulan Maret.

Melansir laman CNBC, Selasa (9/5/2023), di Australia, S&P/ASX 200 dibuka lebih rendah, dengan kontrak berjangka terikat pada indeks di 7.263 dibandingkan dengan penutupan terakhir di 7.276,5.

Di Jepang, kontrak berjangka Nikkei di Chicago berada di 29.045, sedangkan mitranya di Osaka berada di 29.040 melawan Nikkei 225. penutupan terakhir di 28.949.

Futures untuk indeks Hang Seng Hong Kong berdiri di 20.222, menandakan pembukaan yang lebih rendah dibandingkan dengan penutupan terakhir di 20.297,03.

Sebelumnya, wall street mengakhiri sesi bervariasi, dengan S&P 500 naik sedikit dan Nasdaq Composite naik 0,18 persen. Dow Jones Industrial Average tergelincir 0,17 persen.

Di sisi lain, surplus perdagangan Taiwan melonjak menjadi USD 6,71 miliar, level tertinggi sejak Oktober 2020 karena ekspor dari pulau itu turun kurang dari yang diharapkan untuk April, data pemerintah menunjukkan.

Ekspor turun 13,3 persen (yoy) menjadi USD 35,96 miliar, lebih rendah dari jajak pendapat ekonom Reuters yang memperkirakan penurunan 18,5 persen.

Sementara itu, impor turun lebih jauh sebesar 20,2 persen menjadi USD 29,25 miliar, tidak banyak berubah dari penurunan 20,1 persen yang terlihat di bulan sebelumnya.

Kementerian Keuangan Taiwan mengungkapkan bahwa pada bulan April, ekspor ke mitra dagang utamanya semuanya turun kecuali ke Jepang.

Ekspor ke Jepang tumbuh sebesar 19,8 persen, sementara ekspor ke China daratan dan Hong Kong mengalami penurunan terbesar dengan penurunan sebesar 22 persen.

Impor dari mitra dagang utamanya juga turun, dengan impor dari kawasan ASEAN memimpin kerugian dan turun 26,1 persen(yoy).

 


Penutupan Wall Street pada 9 Mei 2023

Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Selasa, 9 Mei 2023 seiring investor bersiap untuk laporan inflasi utama yang dirilis akhir pekan ini.

Sentimen wall street juga dibayangi kemajuan mengenai diskusi batas utang Amerika Serikat. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 melemah 0,46 persen ke posisi 4.119,17. Indeks Nasdaq tergelincir 0,6 persen ke posisi 12.179,55. Indeks Dow Jones turun tipis 0,17 persen ke posisi 33.561,81. Demikian mengutip dari laman CNBC, Rabu (10/5/2023).

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengadakan pertemuan dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy pada Selasa sore, 9 Mei 2023. Kedua belah pihak telah memperingatkan pertemuan tersebut hanyalah sebuah kesempatan untuk melakukan percakapan, dengan kemajuan definitif untuk menaikkan batas utang tidak mungkin terjadi. Biden dan McCarthy tetap berselisih atas permintaan Ketua DPR agr kesepakatan menaikkan plafon utang dikaitkan dengan pemotongan belanja. Biden berpendapat menaikkan plafon utang tidak dapat dinegosiasikan.

Sebelumnya pada Senin, 8 Mei 2023, Menteri Keuangan AS Janet Yellen menuturkan, gagal menaikkan plafon utang  akan menjadi “malapetaka ekonomi” dan regulator tidak dekat dengan kebijakan apa pun yang akan membatasi short-selling saham bank regional.

“Wall street ragu-ragu untuk mengambil posisi utama apapun sampai kami mengetahui hasil dari pembicaraan plafon utang di Gedung Putih dan apakah inflasi terbukti sangat “lengket” atau tidak,” ujar Analis Senior Oanda Ed Moya, dikutip dari CNBC.

Ia menambahkan, tidak ada yang meragukan tekanan bank tidak akan hilang karena kondisi pinjaman terus diperketat. “Persyaratan cadangan akan naik yang akan menyebabkan berkurangnya pinjaman dan ekonomi yang lebih lemah,” ujar dia.


Kinerja Saham di Wall Street

Reaksi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Saham PacWest melonjak 2,4 persen setelah sesi perdagangan yang bergejolak. The SPDR S&O Regional Banking ETF (KRE) melemah kurang dari 1 persen di tengah kekhawatiran yang sedang berlangsung di sektor perbankan.

Saham Lucid, PayPal, dan Skyworks ditutup setelah laporan kuartalan dirilis. Sementara itu, Palantir melonjak 23 persen karena laporan laba yang kuat dan panduan optimistis.

Pelaku pasar juga menantikan laporan indeks harga konsumen pada April yang dijadwalkan rilis Rabu pekan ini dan indeks harga produsen pada perdagangan Kamis pekan ini untuk data terbaru mengenai jalur inflasi.

Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan inflasi meningkat 0,4 persen bulan ke bulan pada April 2023 dan 5 persen year over year (YoY). Inflasi inti yang tidak termasuk komponen makanan dan energi diprediksi naik 0,4 persen.

Volume perdagangan yang rendah kembali terjadi di wall street. SPDR S&P 500 ETF Trust (SPY) yang melacak indeks S&P 500 yang luas, sejauh ini diperdagangkan kurang dari sepertiga dari rata-rata volume 30 hari. SPY sejauh ini telah memperdagangkan 24,18 juta saham. Itu jauh di bawah rata-rata volume 30 hari sebesar 76,1 juta.

Pada perdagangan Senin, 8 Mei 2023, volume perdagangan juga rendah dengan perdagangan SPY hanya 50,04 juta saham. Itu adalah hari dengan volume perdagangan terendah sejak 25 November, ketika diperdagangkan hanya 30.545.430 saham.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya