Bisnis Aviasi Mulai Bangkit Pasca Pandemi, Pertamina Gelar Aviation Global Summit

Saat ini industri penerbangan mulai kembali bangkit.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 10 Mei 2023, 10:14 WIB
Bisnis Aviasi Pertamina

Liputan6.com, Jakarta Meski Covid sudah dinyatakan banyak negara bukan sebagai pandemi, efek dari Covid masih terasa pada beberapa sektor, salah satunya adalah industri penerbangan yang sangat terdampak oleh pandemi dan menyebabkan kerugian bagi berbagai industri penerbangan, mulai dari tidak adanya penerbangan hingga hilangnya pekerjaan yang berkaitan dengan industri terkait. 

Namun demikian, saat ini industri penerbangan mulai kembali bangkit. Vice President Aviaton Fuel Business Pertamina Patra Niaga, Yosep Iswadi mengatakan bahwa ini adalah hal yang positif mengingat industri penerbangan dan bisnis aviasi adalah sektor krusial bagi pertumbuhan ekonomi. 

“Sayangnya, pertumbuhan bisnis aviasi dan industri penerbangan belum benar-benar pulih, apalagi kita tahu masih ada isu geopolitik yang mempengaruhi fluktuasi harga minyak dunia,” jelas Yosep. 

Dengan kondisi tersebut, Yosep mengatakan bahwa Pertamina Patra Niaga melihat kesempatan bahwa ini adalah momentum yang baik untuk mempersiapkan bisnis aviasi untuk memenuhi tren industri penerbangan kedepan dengan melakukan Pertamina Aviation Global Summit dengan tema the Future of Aviation Industry yang membahas bagaimana pertumbuhan industri aviasi ke depan.

Pertamina Aviation Global Summit kali ini diisi dengan diskusi dari beberapa narasumber seperti General Manager China Southern Airlines, Jackin Chu, Vice President dari PTT Oil & Retail, Chaipruet Watchareecupt, dan Director dari S&P Global, Dexter Wang.

 


Mulai Bangkit

Pertamina Aviation Global Summit dengan tema the Future of Aviation Industry

Seluruh panelis sepakat bahwa memang saat ini industri penerbangan dan bisnis aviasi memperlihatkan tren yang positif, tapi bukan berarti sudah kembali seperti normal sebelum pandemi. 

“Di Asia, permintaan bahan bakar aviasi atau jetfuel masih cenderung lebih rendah daripada regional lain di dunia. Jika dilihat dari angle produk, jetfuel juga paling rendah permintaannya, hanya sekitar 5-10 persen dibandingkan produk minyak lain seperti gasoline dan LPG,” jelas Dexter Wang.

Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution yang turut hadir dalam Pertamina Aviation Global Summit mengatakan bahwa kedepan bisnis aviasi akan terus dimaksimalkan mengingat Pertamina Patra Niaga melayani lebih dari 70 bandara di Indonesia serta beberapa lokasi di luar negeri. 

“Langkah yang kami ambil saat ini adalah fokus kepada memaksimalkan layanan avtur serta membangun kolaborasi dengan berbagai mitra strategis,” lanjut Alfian.

 

 


Kolaborasi

Pertamina Aviation Global Summit dengan tema the Future of Aviation Industry

 

Langkah kolaborasi inipun turut terjalin dalam Pertamina Aviation Global Summit 2023 dengan ditandatanganinya kerjasama antara Pertamina Patra Niaga dengan PTT Oil & Retail untuk penyediaan Avtur bagi maskapai Garuda Indonesia dan Singapore Airlines di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand. 

Kerjasama lain yang turut terjalin  adalah penyediaan Avtur bagi maskapai Garuda Indonesia di Bandara Incheon, Seoul, Korea Selatan yang disepakati antara Pertamina Patra Niaga dengan SK Energy.

“Ini adalah langkah Pertamina Patra Niaga dalam menjawab tantangan dan tren bisnis aviasi kedepan. Komitmen kami adalah  untuk terus meningkatkan kualitas produk dan layanan bisnis aviasi Pertamina agar dapat memenuhi kebutuhan industri penerbangan ini,” tukas Alfian.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya