Bercanda dengan Fitur Alt Text di Twitter Bisa Menyinggung Penyandang Disabilitas Netra, Kenapa?

Penggunaan fitur Alt Text di Twitter membuat penyandang disabilitas netra tersinggung. Kenapa?

oleh Chelsea Anastasia diperbarui 11 Mei 2023, 10:00 WIB
Ilustrasi Twitter yang Memiliki Fitur 'Alt Text' untuk Membantu Penyandang Disabilitas | unsplash.com/@martenbjork

Liputan6.com, Jakarta - Pada media sosial Twitter, terdapat fitur ‘Alt Text’ atau teks alternatif yang bertujuan untuk mempermudah akses Twitter bagi pengguna penyandang disabilitas netra.

Namun, bercandaan itu sering kali dilontarkan warga jagat maya Twitter melalui fitur tersebut. Hal itu berbentuk unggahan layar putih polos dengan tulisan ‘Klik di Sini’ (Click Here) dengan anak panah mengarah pada fitur Alt Text.

Di balik kotak kecil Alt Text tersebut, terdapat sebuah lelucon atau guyonan. Tak hanya warganet secara individu, ada beberapa brand yang juga mengikuti tren Twitter ini. Salah satunya adalah McDonald’s Kanada yang menaruh ungkapan ‘Extra pickles life’ pada Alt Text.

Guyonan yang tampak tak merugikan siapa pun ini ternyata bisa menyinggung perasaan penyandang disabilitas netra.

Salah satunya adalah penyandang disabilitas netra sekaligus aktivis disabilitas, Connor Scott-Gardner. 

Ia mengungkap, fitur Alt Text sangat penting baginya lantaran begitu banyak konten yang diunggah di media sosial yang sangat bergantung pada gambar.

"Ada platform media sosial seperti Instagram, yang secara keseluruhan berbasis gambar," katanya kepada BBC.

"Dan kami berbagi banyak informasi melalui gambar, apakah itu teks atau melalui meme, apakah kami membuat lelucon, atau hanya bertukar hal yang signifikan dalam budaya kami,” lanjut pria yang bertempat tinggal di Leeds, Inggris Raya tersebut.


Teks Alternatif Memberikan Pengalaman yang Setara

Ilustrasi bermain HP dan terhibur karen fitur Twitter teks alternatif yang memberi pengalaman setara (Image by pressfoto on Freepik)

Lebih lanjut, Connor mengungkap bahwa teks alternatif menjembatani aksesnya ke semua konten di internet. "Hal itu berarti saya dapat memiliki pengalaman yang adil dan setara dalam jaringan daring,” tuturnya.

Jadi, pria berusia 29 tahun tersebut blak-blakan mengungkap bahwa guyonan dengan fitur Alt Text tersebut membuatnya merasa dikucilkan.

Guyonan ‘Alt Text’ Khusus Orang yang Dapat Melihat

Tak hanya itu, Connor juga menuturkan, bahkan orang-orang disabilitas netra tak bisa melihat itu guyonan seperti apa. "Bahkan dibutuhkan orang-orang yang bisa melihat meme itu, agar orang buta tahu guyonan apa itu," katanya.

“Pada dasarnya, itu adalah guyonan khusus orang yang dapat melihat saja,” dia melanjutkan.


Ikut Berguyon dengan Fitur ‘Alt Text’, McDonald’s Kanada Minta Maaf

Ikut Berguyon dengan Fitur ‘Alt Text’, McDonald’s Minta Maaf (Foto: unsplash)

Connor dan beberapa pengguna lain mengencam beberapa brand yang menyalahgunakan fitur Alt Text tersebut. Kemudian, McDonald's Kanada membalas dengan permintaan maaf dan menghapus unggahan asli mereka.

Perusahaan lain, Specsavers, berupaya membalikkan tren yang dianggap tak lucu tersebut.

Dalam sebuah cuitan yang telah dilihat jutaan kali, perusahaan itu memposting mengunggah meme "Klik di Sini" versinya sendiri.

Namun, Specsavers menggunakan Alt Text untuk mengutarakan hal serius alih-alih membuat lelucon.

"Teks alternatif adalah alat aksesibilitas sangat penting yang dirancang untuk membantu orang menavigasi internet dengan lebih mudah, sehingga tidak boleh digunakan sebagai guyonan,” tulis perusahaan itu dalam fitur tersebut.

"Ini terutama ketika teks alternatif tidak mendeskripsikan gambar, membuat orang buta dan tunanetra tak dapat mengerti lelucon,” tambah Specsavers.


Mengenai Specsavers, Perusahaan Perawatan Kesehatan

Mata Masih Buram Walau Sudah Operasi Katarak, Dokter: Penyesuaian dengan Lensa Pengganti. Foto: Freepik.

Specsavers sendiri merupakan bisnis yang bekerja sama dengan mitra toko untuk memberikan optometri, audiologi, dan layanan perawatan kesehatan lainnya.

Perusahaan ini beroperasi di Inggris, Irlandia, Belanda, Norwegia, Swedia, Denmark, Finlandia, Spanyol, Australia, dan Selandia Baru.

Konten yang Baik adalah Konten yang Inklusif

Kepala Media Sosial di Royal National Institute of Blind People (RNIB), Becky Brynolf turut berkomentar dan menyetujui protes yang diungkapkan banyak orang, khususnya penyandang disabilitas.

"Menambahkan Alt Text yang sesuai adalah sebuah keuntungan yang cepat, saya sangat terkejut bahwa lebih banyak orang tidak melakukannya dengan benar," katanya.

Becky juga menuturkan bahwa konten yang baik hanyalah konten yang inklusif untuk semua kalangan.

"Konten yang bagus adalah konten yang inklusif. Jadi, Anda seharusnya tidak mengecualikan siapa pun, terutama untuk lelucon,” pungkasnya.

Infografis 5 Cara Jaga Kesehatan Mata Era Daring Selama Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Niman)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya