Liputan6.com, Jakarta - Akhirnya terjawab sudah rencana grup band asal Inggris Coldplay untuk menggelar konser pertama kali di Indonesia. Coldplay akan menggelar konser bertajuk “Coldplay Music of The Spheres World Tour di Gelora Bung Karno pada 15 November 2023.
Hal itu juga telah dikonfirmasi oleh pihak promotor Third Eye Management dan PK Entertainment melalui Instagram @temgmt, Selasa, 9 Mei 2023.
Advertisement
"Halo, apa kabar yang di Indonesia? Kami sangat bersemangat untuk mengumumkan konser pertama kami di negara indahmu. Kami akan ada di Indonesia, di Jakarta pada 15 November. Dan kami berharap untuk bertemu dengan kalian di sana. Terima kasih,” ujar Chris Martin.
Di tengah rencana Coldplay untuk menggelar konser di Indonesia dan sejumlah kota lainnya di Asia, menarik untuk diketahui mengenai nilai kekayaan Chris Martin dan penghasilan dari band asal Inggris ini.
Dikutip dari the Things, ditulis Rabu (10/5/2023), kekaayan Chris Martin mencapai USD 160 juta atau sekitar Rp 2,35 triliun (asumsi kurs Rp 14.742 per dolar AS). Kekayaan Chris Martin tersebut meningkat signifikan dari sebelumnya USD 30 juta, sedangkan kekayaan bersih anggota band lainnya yang hampir tidak mencapai 100 juta dolar Amerika Serikat.
Kalau dilihat secara kolektif sebagai band yang beranggotakan Chris Martin, Jonny Buckland,Guy Berryman, dan Will Champion, kekayaan Coldplay mencapai USD 475 juta atau sekitar Rp 7 triliun. Namun, the Things menyebutkan hanya Chris Martin yang memiliki kekayaan bersih yang lumayan.
Paparazzi bahkan menjual tanda tangan Chris Martin secara online membuktikan anggota lain sering dibayangi oleh popularitas dan ketenaran Martin.Namun, anggota lain pun tak kalah mengesankan untuk kekayaannya.
Gitaris Coldplay, Johnny Buckland
Gitaris Coldplay, Jonny Buckland diperkirakan mencatat kekayaan USD 100 juta atau sekitar Rp 1,47 triliun. Ia mulai bermain gitar pada usia tujuh tahun, tetapi tidak bercita-cita menjadi gitaris di sebuah band terkenal.
Ia kuliah dan mengambil jurusan matematika dan astronomi. Saat sekolah, ia bertemu dengan anggota Coldplay lainnya. US dan My Bloody Valentine cukup berpengaruh terhadap dirinya. Ia dikenal banyak memakai gitar slide.
Sang Bassis, Guy Berryman
Sementara itu, sang bassis Guy Berryman mencatat kekayaan USD 75 juta atau sekitar Rp 1,10 triliun-USD 100 juta atau sekitar Rp 1,47 triliun.
Seperti Buckland, ia juga kuliah di University of London dan mengejar gelar yang berhubungan dengan sains, terutama teknik. Adapun Berryman memutuskan untuk memainkan bass-nya dengan tangan kanan.
Ia juga memiliki beberapa pertunjukan sampingan lainnya selama bertahun-tahun. Pada 2004, ia dan drummer Coldplay Will Champion menjadi artis tamu Magne Furuholmen pada album solo Past Perfect Future Tense. Ia juga bermain bass di album solo kedua Furuholmen, A Dot of Black in the Blue of Your Bliss pada 2008.
Pada tahun yang sama, ia mulai sebuah band bernama Apparatjik dengan Furuholmen, Jonas Bjerre (of Mew) dan Martin Terefe dan mereka menyumbangkan tema music untuk serial BBC2 Amazon.
Apparatjik melakukan tur kecil pada 2010 dan merilis album debut, We Are Here pada tahun yang sama. Pada 2011, band ini merilis album kedua mereka berjudul Square Peg in Round Hole.
Berryman juga mencoba menjadi pengusaha tetapi tidak sesukses karier musiknya. Dia membuka toko pakaian di London bernama Izebell tetapi tutup. Baru-baru ini dia menjadi penerbit majalah mobil The Road Rat.
Advertisement
Drummer Will Champion
Selanjutnya sang drummer Will Champion yang mencatat kekayaan USD 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun. Champion adalah seorang multi-instumentalis dan menyukai gitar hampir seperti halnya drum.
Ia masuk band pada 1997, tapi dipecat oleh Martin dua tahun kemudian. Ia pun kembali.
Champion juga menjadi cameo di episode Game of Thrones “The Rains of Castamere. Saat itu, ia berperan sebagai musisi di Red Wedding.
Adapun Champion dikenal sebagai sosok yang berkepala dingin dan membantu membuat beberapa keputusan terbesar Coldplay.