Catatan Akhir Penanganan Covid-19, Epidemiolog: Indonesia Cukup Baik

Menurut Dicky, vaksinasi menjadi salah satu kunci Indonesia melawan pandemi yang membuat akhirnya imunitas masyarakat terbentuk. Hal itu juga efektif mengurangi beban kematian di rumah sakit.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Mei 2023, 05:47 WIB
Petugas kesehatan menyiapkan suntikan vaksinasi COVID-19 keempat atau booster kedua untuk petugas bandara di kantor otoritas Bandara Ngurah Rai, dekat Denpasar, Bali, Senin (30/1/2023). Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali melakukan program vaksinasi booster kedua usai dibukanya penerbangan langsung (direct flight) dari China pada Minggu (22/1) lalu. (SONNY TUMBELAKA / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan, penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia secara keseluruhan masuk kategori cukup baik. Ada dua kunci sukses Indonesia mengendalikan pandemi.

Pertama, partisipasi terutama di masyarakat yang memiliki semangat gotong royong tinggi. Kedua, pembentukan imunitas masyarakat melalui program vaksinasi.

"Secara keseluruhan cukup baik respons terhadap pandemi, khususnya sebagai salah satu negara yang awal mengakses vaksin," kata Dicky, Rabu (10/5/2023).

Setelah tiga tahun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mengakhiri status darurat kesehatan global untuk Covid-19, Jumat, 5 Mei. Namun, WHO tetap mengingatkan jika pencabutan ini bukan berarti dunia sudah bebas dari serangan Covid-19.

Indonesia termasuk salah satu negara yang berjibaku melawan Covid-19. Pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk melindungi masyarakat antara lain pembatasan mobilitas, kampanye disiplin protokol kesehatan, dan memberikan vaksinasi gratis.

Menurut Dicky, vaksinasi menjadi salah satu kunci Indonesia melawan pandemi yang membuat akhirnya imunitas masyarakat terbentuk. Hal itu juga efektif mengurangi beban kematian di rumah sakit. Meski begitu, Dicky mengingatkan bahwa angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia juga cukup tinggi.

"Itu yang saya amati dan tapi selalu saya ingatkan keberhasilan ini juga tak bisa melupakan soal catatan kematian," ujarnya.

 


Siap Transisi dari Pandemi ke Endemi

Petugas kesehatan mengambil serum saat vaksinasi dosis keempat atau Booster kedua di Puskesmas Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (24/1/2023). Dinas Kesehatan DKI mulai hari ini secara serentak menggelar vaksinasi dosis keempat atau Booster kedua bagi masyarakat umum berusia 18 tahun ke atas sebagai upaya meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Indonesia sudah bersiap bertransisi dari pandemi ke endemi. WHO memandang persiapan Indonesia dalam upaya transisi ke endemi sudah baik.

Kendati status kegawatdaruratan pandemi sudah dicabut, pemerintah tetap mengedepankan kesiapsiagaan dan kewaspadaan. WHO juga menegaskan perlunya masa transisi untuk penanganan Covid-19 jangka panjang.

Di antaranya dengan surveilans kesehatan di masyarakat, dan kesiapsiagaan fasilitas kesehatan dan obat-obatan, serta menyiapkan kebijakan kesehatan lainnya, sebagai upaya ketahanan kesehatan nasional dan kesiapsiagaan atas kemungkinan adanya pandemi di masa yang akan datang.

Masyarakat juga dihimbau agar tetap memerhatikan dan menjalankan protokol kesehatan. Upaya vaksinasi juga terus dijalankan terutama untuk meningkatkan perlindungan bagi kelompok masyarakat yang paling berisiko.

“Virus Covid-19 masih ada di sekitar kita, sehingga masyarakat harus tetap waspada. Kelompok lansia dan pasien dengan penyakit penyerta masih memiliki resiko paling tinggi, sehingga vaksinasi harus tetap dilakukan,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril.

Infografis Ayo Dukung Percepatan Vaksinasi Covid-19, Bantu Mereka yang Belum. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya