Liputan6.com, Tel Aviv - Tentara Israel dan kelompok militan Palestina baku tembak lintas perbatasan pada Rabu (10/5/2023), dengan ratusan roket diluncurkan dari Jalur Gaza ke Israel. Peristiwa itu terjadi setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melancarkan serangan yang menewaskan tiga komandan Jihad Islam dan sejumlah warga Palestina lainnya, termasuk anak-anak.
"Israel telah membombardir operasi dan dan infrastruktur Jihad Islam, menggunakan drone untuk memantau persiapan militan untuk meluncurkan roket," ungkap juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari seperti dilansir CNN, Rabu.
Advertisement
Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza menyebutkan bahwa setidaknya enam warga Palestina tewas dalam serangan udara pada Rabu, merevisi hitungan sebelumnya.
Menurut IDF, hampir 500 roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke Israel dalam serangan terbaru. Dari jumlah itu, 153 di antaranya berhasil dicegat oleh pertahanan rudal Israel, sementara 107 lainnya gagal dengan mendarat di Jalur Gaza.
IDF menambahkan bahwa jet tempur dan helikopternya menargetkan lebih dari 40 peluncur roket dan mortir milik Jihad Islam di Jalur Gaza serta terus membidik peluncur lain dan pos tambahan kelompok itu.
Warga sipil di Israel telah diminta bertindak sesuai instruksi khusus yang diunggah di Portal Darurat Nasional.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pejabat tinggi lainnya pada Rabu meremehkan soal gencatan senjata dengan Jihad Islam.
"Serangan belum berakhir," kata Netanyahu.
Ketua Dewan Keamanan Nasional Israel Tzachi Hanegbi menegaskan bahwa desas-desus tentang gencatan senjata prematur, sementara Menteri Pertahanan Yoav Gallant memberikan nada yang sedikit lebih optimistis, dengan mengatakan "Saya harap kami akan segera mengakhirinya, tetapi kami siap untuk opsi bahwa itu akan diperpanjang."
Lebih dari setengah juta orang Israel berada di dalam atau di dekat tempat penampungan, kata juru bicara IDF Hagari, tepat setelah pukul 14.00 waktu setempat pada Rabu.
Seruan untuk Menahan Diri
Para pemimpin internasional telah mengutuk aksi saling serang tersebut. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak semua pihak melakukan "pengekangan maksimum" atas meningkatnya kekerasan di Jalur Gaza.
"Sekretaris Jenderal mengutuk hilangnya nyawa warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan, yang menurutnya tidak dapat diterima dan harus segera dihentikan," sebut Farhan Haq, wakil juru bicara sekjen PBB, pada Rabu.
"Israel harus mematuhi kewajibannya di bawah hukum humaniter internasional, termasuk penggunaan kekuatan secara proporsional dan mengambil semua tindakan pencegahan yang layak untuk menyelamatkan warga sipil dan objek sipil dalam melakukan operasi militer."
Di lain sisi, sekjen PBB juga mengutuk "peluncuran sembarangan" roket dari Jalur Gaza ke Israel, menambahkan bahwa tindakan itu "melanggar hukum kemanusiaan internasional dan membahayakan warga sipil Palestina dan Israel."
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al-Ansari dalam pernyataan pada Rabu mengatakan bahwa pihaknya telah terlibat dalam seruan intensif dan terus menerus untuk menghentikan agresi brutal Israel di Jalur Gaza demi menghindari lebih banyak kerugian.
Sementara itu, XtraNews yang berafiliasi dengan negara Mesir mengatakan ada upaya intensif untuk mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza. Laporan itu mengutip sumber-sumber Mesir, tanpa mengklarifikasi pihak mana yang telah dikomunikasikan. Namun, laporan tersebut dimuat di situs online surat kabar pemerintah, Al Ahram.
Advertisement