Liputan6.com, Luwu - Banjir melanda dua desa di Kecamatan Bua dan Walenrang Timur, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu, tercatat ada satu korban meninggal dunia terseret arus banjir.
Advertisement
"Kami segera melakukan pencarian menggunakan perahu karet saat banjir terjadi pada Senin (8/5), dan korban ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa. Kronologinya, korban (perempuan) ingin menyeberang untuk mengambil ternak, tetapi saat Ibu itu menyeberang, tiba-tiba air bah datang dari hulu sehingga beliau terseret arus,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Luwu Karyadi.
Karyadi menyatakan pada diskusi teropong bencana oleh BNPB yang diikuti secara daring pada Rabu (10/5/2023), banjir Luwu berdampak setidaknya pada 1.800 rumah, empat kecamatan, 12 desa, dan satu kelurahan.
Namun hingga hari ini kondisi sudah surut dan beberapa rumah sudah bersih setelah mendapatkan bantuan dari tim pemadam kebakaran dan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Luwu.
Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman juga dilaporkan sudah meninjau lokasi banjir.
"Hari ini Gubernur Sulsel menyempatkan untuk meninjau lokasi banjir dan melayat rumah duka korban hanyut kemarin, pesan beliau kepada BPBD yakni agar semua sungai bisa didata, mana yang harus dilakukan pengerukan sungai yang dangkal," ujar Karyadi.
Dia juga melaporkan, saat banjir terjadi BPBD Kabupaten Luwu bekerja sama dengan aparat dan relawan segera turun membuat posko induk, serta melakukan peninjauan dan pendataan kajian cepat rumah terdampak bencana.
Terkait mitigasi banjir, BPBD Kabupaten Luwu juga sudah berkoordinasi dengan Polisi Hutan (Polhut) untuk meninjau hutan yang gundul akibat penebangan liar.
"Setelah dari sana kami juga berinisiatif untuk tetap memantau perkembangan sungai-sungai kecil yang bisa meluap sewaktu-waktu. Tim BPBD Luwu juga disiagakan untuk melakukan penanganan darurat di lokasi bagi warga terdampak," tuturnya.