Liputan6.com, Jakarta - Mobil Anak bangsa (MAB) besutan Kepala Staf Kepresidenan RI, Moeldoko, telah berkiprah di pasar otomotif Indonesia sejak 2019. Saat ini, sudah sekitar 40 unit bus listrik yang berhasil terdistribusi di Tanah Air.
Kelik Irwanto, Direktur Utama PT MAB mengatakan untuk target penjualan hingga akhir tahun ini sekitar 200 unit. Jumlah penjualan tersebut, akan diisi oleh tiga segmen, yaitu bus listrik, truk listrik, dan juga angkutan kota (angkot) listrik.
Advertisement
"Target penjualan kombinasi, (bus listrik) sama truk dan angkot listrik sebanyak 200 unit," jelas Kelik, saat ditemui di Jakarta Selatan baru-baru ini.
Pihak MAB sendiri mengklaim memiliki fasilitas perakitan dengan kapasitas produksi antara 150 hingga 200 unit. Pabriknya sendiri berada di Demak, Jawa Tengah dengan klaim TKDN yang sudah mencapai 35 persen.
"Komposisi truk listrik masih kecil, masih diuji jalan. Saya targetnya kuartal keempat mulai start komersialisasi," jelasnya.
Sementara itu, meskipun angka detail dari target masing-masing segmen MAB yang bakal disasar untuk tahun ini belum terungkap, namun Kelik optimistis dengan tren pertumbuhan minat masyarakat.
Sebagai informasi, saat ini MAB sudah memiliki line-up bus listrik, seperti Cross Inter-City Bus, Normal Floor City Bus, Low Entry City Bus, dan MD 8E TS & MD 8E Cross Medium Bus.
Terkait spesifikasi baterai, bus ukuran 12 meter memiliki kapasitas baterai sebesar 315,85 kWh. Sementara bus ukuran 8 meter punya kapasitas baterai 127, 74 kWh.
Bus Listrik MAB Kejar Sertifikasi TKDN Biar Dapat Insentif EV
Insentif untuk pembelian kendaraan listrik, termasuk bus listrik, sudah mulai diberlakukan. Bantuan ini, berupa Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPNDTP).
Namun, terdapat syarat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 40 persen dan mengikuti program Kementerian Perindustrian maka diberikan insentif PPN sebesar 10 persen sehingga PPN yang harus dibayar hanya 1 persen.
Selain itu, syarat juga berlaku untuk TKDN 20 sampai 40 persen, dengan diberikan insentif 5 persen. Dengan begitu, konsumen hanya membayarkan PPN sebesar 6 persen.
Salah satu pabrikan bus listrik asli Indonesia, Mobil Anak Bangsa (MAB) turut berharap mendapatkan insentif tersebut.
Saat ini, perusahaan yang didirikan oleh Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, tengah mengurus sertifikasi TKDN sebagai syarat mendapatkan bantuan pemerintah.
"Aku lagi urus, saya kalau ngomong sekarang takut kalau keluar sertifikasi tidak sesuai. Tapi, saya confidence di atas 25 persen (TKDN)," ujar Direktur Utama MAB, Kelik Irwantono, saat ditemui di kantornya, Selasa (9/5/2023).
Lanjut Kelik, untuk sertifikasi TKDN bus listriknya akan mencakup semua model, baik yang 8 meter ataupun 12 meter. Saat ini, bus listrik MAB yang sudah terjual di Indonesia sendiri, sudah sekitar 40-an unit.
"Kapasitas produksi kita masih kecil, 150 sampai 200 unit per tahun. Kalau mau naikin, kita butuh ekspansi dan tergantung pasar. Pembeli (MAB) masih swasta (perusahaan) sedangkan yang butuh sertifikasi TKDN itu dari pemerintah dan BUMN. Jadi untuk saat ini penjualan kami kebanyakan masih dari swasta sekitar 60 persenan," tegas Ke
Advertisement