Liputan6.com, Jakarta - Orang dengan diabetes cenderung lebih rentan terkena influenza ketimbang orang pada umumnya.Tidak seperti masyarakat biasa, sistem imun pasien diabetes memiliki masalah (disregulasi). Hal ini disampaikan Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Ketut Suastika.
“Ada disregulasi, ada hal yang keliru dalam imunitas pasien diabetes. Sederhananya, sel-sel darah atau tentara tubuh pasien diabetes itu bermasalah,” kata Ketut dalam temu media bersama PT Kalventis Sinergi Farma di RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (11/5/2023).
Advertisement
Maka dari itu, mereka lebih butuh vaksinasi influenza ketimbang orang yang tidak dengan diabetes.
Penyakit influenza perlu dicegah dengan vaksin karena ini bukan flu biasa. Penyakit ini bisa menyebabkan berbagai komplikasi terutama bagi masyarakat lanjut usia (lansia).
Sementara itu, diabetes bila tak terkontrol juga bisa menyebabkan komplikasi.
"Diabetes sendiri bisa menyebabkan komplikasi, faktor risiko dari penyakit-penyakit kardiovaskuler dan infeksi. Tidak hanya influenza, tapi juga berbagai infeksi lain seperti infeksi paru dan infeksi saluran kencing.”
Tak hanya mudah terinfeksi dan terserang penyakit, umumnya jika pasien diabetes terkena suatu infeksi, maka penyakitnya cenderung lebih berat ketimbang yang dialami non diabetes.
Hal ini dapat terlihat dari pengalaman saat kasus COVID-19 di dunia dan Indonesia sedang tinggi-tingginya.
“Sebagian kematian akibat COVID-19 disumbangkan oleh pasien diabetes,” ujar Ketut.
Jika Diabetes Plus Influenza
Ketut pun menjelaskan terkait hubungan influenza dan diabetes. Kedua penyakit ini jika bersatu maka akan menjadi masalah besar.
Pasalnya, diabetes adalah penyakit yang bisa menyebabkan komplikasi, begitu pula diabetes.
“Influenza tanpa diabetes pun sudah memicu penyakit-penyakit yang lain seperti stroke, kardiovaskular, dan penyakit lainnya.”
“Sehingga jika orang diabetes plus influenza ini akan meningkatkan kejadian-kejadian penyakit lain seperti jantung, infeksi saluran napas, pneumonia, dan lain-lain.”
Dengan kata lain, diabetes jika ditambah influenza maka lebih buruk ketimbang mengidap satu penyakit, influenza saja atau diabetes saja.
Advertisement
Bukan Hal Ringan
Lebih lanjut Ketut mengatakan bahwa influenza bukan lah hal ringan, begitu pula diabetes.
“Kombinasi keduanya melahirkan masalah yang lebih serius tentang komplikasi baik akibat diabetesnya sendiri atau pun influenzanya.”
Infeksi influenza pada pasien diabetes berujung pada risiko rawat inap yang 3 hingga 6 kali lebih tinggi. Risiko rawat di ICU pun meningkat 4 kali lipat.
Influenza pada pasien diabetes juga bisa meningkatkan risiko pneumonia hingga 4 kali lipat. Bahkan, kombinasi ini juga meningkatkan risiko kematian hingga 6 kali lipat.
Tingkatkan Pembiayaan Kesehatan
Tak hanya membuat penyakit pasien lebih parah hingga meninggal, kombinasi kedua penyakit ini juga meningkatkan pengeluaran biaya kesehatan melonjak.
“Baik pembiayaan pribadi atau individu maupun pembiayaan yang dikeluarkan oleh pemerintah misalnya asuransi seperti BPJS,” kata Ketut.
Maka dari itu, Ketut setuju bahwa vaksinasi influenza itu penting dilakukan oleh masyarakat terutama yang berisiko tinggi seperti pasien diabetes.
“Pasien diabetes yang berisiko tinggi kena influenza dan komplikasi yang lebih berat maka disarankan vaksinasi influenza. Begitu pula kelompok risiko tinggi lain seperti tenaga kesehatan, lanjut usia (lansia), pasien penyakit jantung, dan sebagainya.”
Meski beberapa aspek dalam tubuh pasien diabetes menurun, tapi soal respons terhadap vaksin, ini fungsinya tetap baik, lanjut Ketut.
“Bukti menunjukkan, kalau orang diabetes diberi vaksin, maka respons imunnya tetap memadai, hampir sama dengan orang non diabetes. Seperti vaksin COVID, orang diabetes yang divaksinasi COVID-19, respons imunnya tetap bagus,” pungkasnya.
Advertisement