Liputan6.com, Papua - Baru-baru ini warganet dibuat geger dengan video pendek yang dinarasikan sebagai penampakan suanggi. Suanggi mungkin sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia Timur, terutama masyarakat NTT hingga Papua.
Suanggi dikaitkan erat dengan ilmu hitam yang digunakan oleh seorang dukun untuk membunuh orang atau menyusahkan orang lain. Dalam KBBI, suanggi atau suangi didefinisikan sebagai hantu yang jahat atau dukun yang bekerja dengan pertolongan makhluk halus.
Di Papua, suanggi dipercaya sebagai makhluk gaib menyeramkan yang dapat berubah wujud dan bisa terbang menggunakan pelepah daun kelapa. Dikutip dari buku "Menaksir Gerak dan Arah Pembangunan Indonesia Timur" oleh Nindyo Budi Kumoro, dkk., seseorang yang terkena suanggi akan mengalami kesurupan. Jika tidak segera ditangani, suanggi dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian.
Suanggi diketahui bisa berubah wujud menjadi binatang apa saja. Agar lebih mudah memasuki tempat tinggal korbannya, suanggi sering menjelma menjadi cicak.
Baca Juga
Advertisement
Tak hanya wujudnya yang menyeramkan, perbuatannya terhadap korban juga sangat mengerikan. Suanggi adalah penduduk desa yang melakukan ilmu hitam dan memakan daging manusia untuk memperkuat sihirnya.
Dalam kehidupan sehari-hari suanggi adalah manusia biasa. Namun, memiliki ilmu melukai dan membunuh orang secara misterius.
Suanggi kerap diminta oleh orang-orang tertentu untuk melakukan kejahatan pada musuh atau orang yang tidak disukai. Suanggi biasanya membunuh korban secara berkelompok.
Ada dua cara yang dilakukan suanggi untuk menghabisi nyawa korbannya. Pertama adalah secara tidak langsung, yaitu dengan melakukan doti-doti, semacam santet yang dikirim kepada korban.
Baca Arah Angin
Sebelum mengirimkan santet, suanggi akan membaca arah angin terlebih dahulu agar doti-doti sampai ke korban yang tepat. Setelah itu, suanggi akan memasukkan benda santet seperti dedaunan atau kayu ke tubuh korban dengan cara gaib.
Tubuh korban yang terkena santet akan dipenuhi benda-benda asing tersebut, sehingga rusak dan meninggal. Cara kedua adalah membunuh korban secara langsung.
Agar aksinya berhasil dan tidak diketahui orang lain, suanggi akan mengintai korbannya terlebih dahulu. Ketika situasi dirasa aman, suanggi melempar korban dengan batu kecil atau tanah yang sudah diberi mantra.
Ketika mantra itu sampai ke korban, korban langsung tidak sadarkan diri. Lalu suanggi akan menyiksa korbannya dengan cara memukul, menendang, hingga membantingnya berkali-kali.
Aksi itu dilancarkan suanggi setelah melucuti pakaian korban. Dengan begitu, tidak akan ada bukti kekerasan yang ditemukan di baju korban.
Kengerian masih berlanjut. Setelah membunuhnya, suanggi lantas menjilat luka-luka yang ada di tubuh korban tersebut.
Berkat ilmu hitam yang dimilikinya, luka-luka itu tertutup sendiri sehingga tidak ada memar ataupun luka yang tampak dari luar. Suanggi biasanya membangkitkan kembali korban yang dibunuh guna menutupi kejahatannya.
Korban lalu akan mati sekali lagi di depan orang lain dengan cara yang wajar, misalnya kecelakaan, terjatuh, dan lain-lain. Setelah misinya berhasil, suanggi akan menari dan menyanyi di depan rumah pengguna jasanya.
Ia juga akan memberikan potongan rambut korban ke penyuruhnya sebelum mayat dikuburkan. Ciri-ciri Suanggi memang sulit dilihat secara kasat mata.
Kebanyakan Suanggi hanya keluar pada malam hari. Biasanya warga yang juga memiliki ilmu yang sangat tinggi dapat melihat Suanggi dengan ciri-ciri mata terang menyala, berbeda dengan manusia pada umumnya.
Advertisement