Hati-Hati, Pakar Ungkap Penipuan Voice Phishing Bisa Pakai Aplikasi AI Pengubah Suara

Pengamat Keamanan Siber soroti perkembangan teknologi AI yang memudahkan pemalsuan suara seseorang yang bisa disalahgunakan untuk modus penipuan Voice Phishing.

oleh Dinda Charmelita Trias Maharani diperbarui 11 Mei 2023, 20:10 WIB
Ilustrasi modus penipuan Voice Phishing melalui panggilan telepon yang bisa menggunakan aplikasi pengubah suara bertenaga AI. (Foto: dokumen/Truecaller)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu, modus penipuan telepon yang mengatasnamakan customer service (CS) kembali marak terjadi. Kali ini, oknum penipu menggunakan suara berkarakter unik agar panggilan terkesan dari call center resmi.

Salah satu kasusnya terjadi pada seorang pengguna Twitter bernama Adhin, dengan akun @adnardn. Melalui utas (thread) buatannya, ia mengungkapkan telah menerima telepon dari sebuah nomor tidak dikenal yang bersuara mirip robot.

Penelpon seolah menjadi call center yang menginformasikan bahwa Adhin memiliki tunggakan dan nomor atau rekeningnya akan diblokir.

“Terus suara robot itu akan suruh kita ketik angka untuk extension ngomong sama CS,” tulisnya pada cuitan yang diunggah pada Senin (8/5/2023).

Suara ini digunakan untuk meyakinkan korban bahwa panggilan tersebut resmi dari institusi yang disebutkan.

Adapun modus penipuan customer service ini disebut dengan Voice Phishing. Sejatinya, Voice Phishing merupakan rekayasa sosial yang memalsukan orang atau institusi guna mendapatkan kepercayaan korban untuk memberikan data atau kredensial.

Terkait masalah ini, Pengamat Keamanan Siber, Alfons Tanujaya, menjelaskan aplikasi pengubah suara bertenaga AI sangat dapat digunakan penipu untuk melakukan modus tersebut. 

Kini, aplikasi AI Voice Generator itu sudah banyak beredar dan tersedia gratis di internet.

“Aplikasi pengubah suara sangat banyak, dan tanpa aplikasi pengubah suara pun penipu berpengalaman akan bisa meyakinkan korbannya kalau dia adalah CS. Karena sudah mengerti bagaimana cara CS menyapa dan berkomunikasi dengan nasabah,” tutur Alfons dihubungi Tekno Liputan6.com, Kamis (11/52023). 


Teknologi AI Mudahkan Pemalsuan Suara

Ilustrasi aplikasi AI yang bisa digunakan untuk modus penipuan Voice Phishing. (Widya Wicara)

Alfons juga menyoroti perkembangan teknologi AI yang memudahkan pemalsuan suara seseorang dan potensinya untuk disalahgunakan.

“Bahkan, terakhir aplikasi AI mampu memalsukan suara asli seseorang hanya dengan sampel sedikit rekaman suara orang yang ingin dipalsukan,” ujar Alfons menambahkan.

Selain itu, Alfons juga setuju bahwa kemajuan teknologi AI membuat penipuan Voice Phishing semakin sulit dikenali.

“Jelas (semakin sulit dikenali), contohnya dengan hanya berbekal sampel suara pidato Jokowi beberapa menit, penipu dengan AI bisa membuat video suara Jokowi membicarakan apapun,” pungkasnya.

Di sisi lain, Pengamat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Heru Sutadi, mengatakan bahwa penipu menggunakan suara robot salah satunya untuk menutupi identitas yang dapat dikenali dari suara. 

“Penipu siber di Indonesia dari suku-suku tertentu mudah ditengarai asalnya, sehingga dengan penggunaan voice seperti robot ini mereka bisa merasa lebih aman untuk tidak diketahui ini penipuan dari mana,” kata Heru kepada Tekno Liputan6.com, Kamis (11/52023).


Penipu Voice Phishing Kerap Mengaku sebagai Instansi Penting

Ilustrasi modus penipuan Voice Phishing melalui panggilan telepon yang bisa menggunakan aplikasi pengubah suara bertenaga AI.

Alfons menambahkan, aksi Voice Phishing biasa dilakukan oknum penipu dengan mengaku sebagai orang atau instansi penting. 

“Orang atau institusi yang dipalsukan umumnya adalah institusi yang dipercaya, ditakuti atau disegani. Seperti penegak hukum, polisi atau customer service bank,” kata Alfons.

Heru sendiri pernah menerima panggilan Voice Phishing dari pihak yang mengatasnamakan bank. Oknum tersebut berusaha mendapatkan data diri Heru dengan berdalih ada transaksi mencurigakan di rekeningnya.

Maka dari itu, Heru menghimbau masyarakat untuk lebih waspada dalam memberikan informasi pribadi ke orang lain. 

“Jadi masyarakat juga harus aware dan waspada. Kita harus memperhatikan lebih jauh dan penuh kecurigaan walaupun itu mengaku dari perbankan, layanan e-commerce, atau e-wallet,” ungkapnya.


Banyak Warganet Ungkapkan Pernah Menerima Voice Phishing

Ilustrasi modus penipuan Voice Phishing melalui panggilan telepon yang bisa menggunakan aplikasi pengubah suara bertenaga AI. (Sumber: KCBI)

Setelah utas milik Adhin mengundang perhatian, pengguna Twitter lainnya turut beramai-ramai menceritakan kasus serupa yang menimpa mereka. 

“Baru tadi pagi mengalami hal yang sama,” tulis akun @hottra**** yang sekaligus menunjukkan tangkapan layar panggilan nomor asing tersebut.

Tidak hanya sekali dua kali, warganet lain mengungkapkan telah sering menerima panggilan telepon dari nomor tidak dikenal.

“4 bulan terakhir sering dapat spam call dari penipu semacam ini dan via WhatsApp juga ada. Sudah blokir semua tapi masih saja muncul terus nomor-nomor lain," tulis akun @akbr****

Dalam akhir utasnya, Adhin menyebut akun Twitter Kementerian Kominfo untuk meminta tanggapan atas modus penipuan Voice Phishing ini tetapi tidak mendapat balasan. 

Sementara itu, kami pun telah menghubungi Kominfo untuk meminta keterangan terkait maraknya modus penipuan ini, namun belum ada respons yang kami dapat hingga berita ini naik. 

Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya