Survei Indikator: Jakarta Masih Jadi Kekuatan Anies di Pilpres 2024

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei tentang peta elektoral Pemilihan Presiden (Pilpres), Pemilu Legislatif (Pileg), dan Pilkada di DKI Jakarta tahun 2024. Calon presiden (capres) Anies Baswedan disebut masih memiliki kekuataan suara di DKI Jakarta, meski kalah dukungan di peta Pilgub DKI 2024.

oleh Lizsa EgehamJonathan Pandapotan Purba diperbarui 11 Mei 2023, 17:55 WIB
Bakal calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan melakukan pidato kebangsaan di Tenis Indoor, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (7/5/2023). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei tentang peta elektoral Pemilihan Presiden (Pilpres), Pemilu Legislatif (Pileg), dan Pilkada di DKI Jakarta tahun 2024. Calon presiden (capres) Anies Baswedan disebut masih memiliki kekuataan suara di DKI Jakarta, meski kalah dukungan di peta Pilgub DKI 2024.

Hal ini terlihat dari hasil survei yang menunjukkan Anies mampu meraup 42,4 persen suara di DKI Jakarta apabila Pilpres dilakukan saat ini. Sementara capres lainnya Ganjar Pranowo 33,2 persen dukungan dan Prabowo Subianto 16,6 persen.

"Meskipun Anies trennya turun, secara nasional masih berada di kisaran 26 persen survei terakhir kami, karena masih ada kekuatan Anies salah satunya di Jakarta," kata Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi dalam konferensi pers, Kamis (11/5/2023).

Sementara itu, kata dia, tren dukungan Prabowo sebagai capres di tingkat nasional cenderung lebih tinggi. Namun, masih tertinggal dari Anies dan Ganjar di DKI Jakarta.

"Prabowo kan mulai bergerak sekitar awal 2023 ya, ini mulai ada dampaknya, meskipun belum bisa menggoyang dominasi di DKI Jakarts dua nama teratas," jelasnya.

Burhanuddin menyampaikan tren dukungan Anies Baswedan cenderung menurun, dimana suaranya pada survei Juli 2022 berada di 45,9 persen, sementara saat ini 42,4 persen.

Hal yang sama juga dirasakan oleh capres PDIP, Ganjar Pranowo yang tren dukungannya menurun dari 34,3 persen pada Juli 2022 menjadi 33,2 persen.

Berbeda dari kedua nama diatas, Burhanudin menyebut tren dukungan Prabowo justru melonjak. Pada survei Juli 2022, Prabowo hanya mampu mendapat dukungan 11,9 persen, sedangkan saat ini mencapai 16,6 persen.

"Tapi paling tidak dari 3 nama ini, tren positif hanya Pak Prabowo yang punya. Meskipun selisih jauh dibanding 2 nama diatas," tutur dia.


Metode Survei

Sebagai informasi, survei dilakukan di DKI Jakarta pada 24 Februari sampai 3 Marer 2023. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di DKI Jakarta yang sudah memiliki hak pilih dalam Pemilu yakni, mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini, jumlah sampel basis sebanyak 820 orang,kemudian dilakukan oversampel diDapil DKI I dan DKI II menjadi masing-masing 800 responden, sehingga total sample yang dianalisis sebanyak 2.060 responden.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis ssebanyak 820 responden memiliki toleransi kesalahan (marginoferror--MoE) sekitar ±3.5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh kota yang terdistribusi secara proporsional.

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spotcheck). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.

Infografis Jadwal dan Usulan Tahapan Pemilu Serentak 2024 (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya