Liputan6.com, Jakarta Rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 telah berlangsung pada 6–11 Mei 2023. Puncak Pertemuan Tingkat Kepala Negara ASEAN dibuka Presiden RI Joko Widodo pada 10 Mei 2023 di Meruorah Convention Center, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Salah satu hasil penting KTT ASEAN ke-42, khususnya di pilar ekonomi, adalah dukungan terhadap 16 capaian prioritas ekonomi yang diusung Indonesia tahun ini untuk memperkuat ASEAN sebagai pusat pertumbuhan (epicentrum of growth). Dari keenam belas capaian prioritas ekonomi tersebut, tujuh di antaranya berada di bawah kewenangan Menteri Perdagangan RI sebagai Ketua dari ASEAN Economic Ministers (AEM).
Advertisement
Selain capaian prioritas ekonomi, hasil penting lainnya di bidang ekonomi adalah perkembangan implementasi ASEAN Economic Community Blue Print 2023, perkembangan Visi Masyarakat ASEAN Pasca-2025, dan pengembangan ekosistem kendaraan listrik di kawasan. Pada pertemuan ini, Kepala Negara Timor Leste juga turut hadir dalam kapasitasnya sebagai negara observer.
“Pada KTT ASEAN kali ini, para kepala negara telah menghasilkan kesepakatan untuk memperkuat perdagangan yang berkelanjutan, meningkatkan perdagangan intra-ASEAN, serta mendorong penguatan rantai pasok kawasan dan investasi," kata Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (11/5/2023).
"Selain itu, para kepala negara juga telah menyepakati Deklarasi Bersama untuk Pembangunan Ekosistem Kendaraan Listrik serta Deklarasi Bersama untuk Mendorong Konektivitas Pembayaran Regional dan Mempromosikan Transaksi Mata Uang Lokal yang menjadi capaian penting di pilar ekonomi,” lanjut dia.
Pada perhelatan akbar KTT ASEAN ke-42 ini, Mendag Zulkifli Hasan didaulat Presiden Jokowi untuk menyambut kedatangan Wakil Perdana Menteri/Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai di Bandara Internasional Komodo pada Senin (8/5/2023).
Kerja Sama Ekonomi
Selain itu, Mendag Zulkifli Hasan turut mendampingi Presiden Joko Widodo pada pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone untuk membahas sejumlah kerja sama ekonomi antara kedua negara pada Selasa (9/5). Pembahasan meliputi antara lain bidang energi dan transportasi.
Di sela-sela pendampingan, Mendag Zulkifli Hasan juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia YB Senator Tengku Datuk Seri Utama Zafrul Bin Tengku Abdul Aziz untuk membahas peningkatan kerja sama perdagangan kedua negara pada Rabu (10/5).
Pada pertemuan tersebut, kedua Menteri membahas pelaksanaan Joint Trade and Investment Committee (JTIC) ke-4, persiapan penandatanganan Review Border Trade Agreement (BTA), dan peluang kerja sama di berbagai sektor potensial.
Advertisement
Promosikan Produk Lokal di KTT ASEAN, Erick Thohir: UMKM Ujung Tombak Ekonomi
Sebelumnya, sejumlah pejabat tinggi negara mempromosikan produk-produk UMKM pada gelaran Small-Medium Enterprises (SMEs) Hub, yang merupakan rangkaian kegiatan pendukung dari KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo.
Mulai dari Menteri BUMN Erick Thohir, Menparekraf Sandiaga Uno, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, hingga Wakil Menparekraf, Angela Tanoesoedibjo terlihat antusias mencoba dan membeli beragam produk unggulan yang telah tembus pasar internasional tersebut.
Usai berbelanja, Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan komitmennya dalam mendorong pengembangan UMKM di Indonesia. Menurutnya, kehadiran UMKM merupakan ujung tombak dari fondasi perekonomian Indonesia.
"UMKM itu ujung tombak dari fondasi ekonomi kita, tetapi mereka tidak mungkin dilepas sendiri. Karena itu kita di BUMN fokus untuk bersinergi dengan semua kementerian dan pemerintah daerah untuk pembiayaan, pembinaan, dan menciptakan pasar," kata Erick dalam keterangan tertulis, Kamis (11/5/2023).
Untuk itu, Erick mengatakan, Kementerian BUMN bersinergi dengan berbagai pihak terus melakukan pendampingan kepada para pelaku UMKM agar naik kelas. Di antaranya, melalui berbagai program seperti kredit usaha rakyat (KUR), Rumah BUMN dan lainnya.
"Ini bukti nyata bahwa memang kita hadir, tetapi pembiayaan nggak cukup kalau tidak ada pendampingan. Banyak kementerian, ada Kemenpora, Pak Teten (Kementerian Koperasi dan UMKM), kami dari BUMN, Kementerian Perdagangan juga mendampingi mereka supaya kualitasnya lebih bagus," ujarnya.