Liputan6.com, Jakarta - Asiana Airlines menghadapi kritik online karena tindakan ceroboh yang menakibatkan seorang penumpang menderita cedera gigi. Pihaknya mengklaim bahwa itu disebabkan pecahan cangkir kopi yang ditemukan di makanan dalam penerbangan.
Penumpang malang itu naik ke pesawat yang berangkat dari Bandara Internasional Honolulu pada 16 April 2023. Ia mengaku menderita luka pada tiga giginya saat makan di dalam pesawat.
Advertisement
Dalam sebuah unggahan Selasa, 9 Mei 2023, di Susasa, komunitas online yang berurusan dengan informasi perjalanan, penumpang tersebut berkata, "Saya segera memberi tahu pramugari tentang kejadian tersebut, tapi pramugari bergegas mengambil kembali makanannya."
Penumpang pesawat itu tidak bisa makan dengan benar selama sisa penerbangan karena merasakan sakit. Respons maskapai setelah mendarat pun membuat kemarahannya menjadi-jadi.
Pusat layanan pelanggan maskapai mengatakan, menurut penumpang, mereka akan menawarkan kompensasi 5.000 miles, tapi hanya jika penumpang setuju tidak melaporkan kejadian tersebut pada pers.
Beberapa hari kemudian, ketika penumpang memberi tahu Asiana tentang detail cederanya, maskapai menyarankan agar kompensasi ditingkatkan jadi 20.000 miles.
"Seorang staf yang bertanggung jawab menelepon saya dan mengatakan perusahaan hanya dapat mengkompensasi biaya perawatan pada April dan Mei (2023), tapi tidak untuk perawatan di masa mendatang karena hubungan sebab akibat yang tidak jelas," kata penumpang tersebut.
Di tengah kontroversi yang berkembang, seorang pejabat Asiana Airlines mengatakan, "Kami akan menanggung sepenuhnya biaya perawatan medis bagi penumpang. Tapi sulit untuk menutup biaya yang akan terjadi di masa mendatang karena sulit membuktikan hubungan kausal antara makanan pesawat dan cedera di masa depan."
Pihak Maskapai Lakukan Penyelidikan Internal
Pejabat tersebut menambahkan bahwa maskapai telah meluncurkan penyelidikan internal tentang bagaimana pecahan cangkir kopi itu berakhir di makanan dalam penerbangan. Sebelumnya, insiden mengenai makanan pesawat juga sempat terjadi di sebuah maskapai Turki.
Seorang pramugari dari maskapai penerbangan murah yang berbasis di Turki diduga menemukan kepala ular terpenggal di salah satu makanan dalam penerbangan. Berdasarkan laporan The Sun, melansir Mothership, 28 Juli 2022, penemuan aneh itu terjadi dalam penerbangan dari Ankara ke Dusseldorf, sementara situs lain mengklarifikasi bahwa pesawat itu terbang dari Antalya ke Wina.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa maskapai penerbangan yang dimaksud adalah SunExpress yang berbasis di Antalya, Turki. Maskapai yang eksis sejak 1989 ini dimiliki bersama oleh Turkish Airlines dan Lufthansa, dan terbang ke lebih dari 90 tujuan di seluruh Eropa.
Penemuan potongan kepala ular ini berawal saat seorang pramugari baru saja mengonsumsi makanan awak kabin yang terdiri dari berbagai macam kentang, sayuran, dan tomat. Usai beberapa gigitan, kepala ditemukan di wadah makanan, New York Post melaporkan.
Advertisement
Kepala Ular Ada di Makanan Pesawat
Beberapa video yang diunggah di media sosial menyebut benda asing itu sebagai "kepala kadal." Kejadian penemuan diduga kepala ular itu juga membuat SunExpress merilis pernyataan yang menyebut "apa yang terjadi tidak dapat diterima."
Pernyataan itu berbunyi, "Ini adalah prioritas utama kami bahwa layanan yang kami berikan pada tamu kami memiliki kualitas tertinggi dan, baik tamu maupun karyawan kami, memiliki pengalaman penerbangan yang nyaman dan aman."
"Tuduhan dan pemberitaan di media tentang layanan makanan dalam penerbangan benar-benar tidak dapat diterima dan penyelidikan terperinci telah dimulai tentang masalah ini," sambung pihak maskapai Turki.
Lebih jauh makapai itu menyatakan, "Sampai proses penelitian yang bersangkutan selesai, semua aksi dan tindakan pencegahan, termasuk menghentikan pasokan produk terkait, telah segera diambil.” "Benda asing" diduga kepala ular ini muncul di tengah keluhan staf lain tentang menemukan kumbang dan siput dalam makanan, serta makanan berjamur, The Sun melaporkan.
Tanggapan Katering Makanan Pesawat
Tapi, Sancak Inflight Services, perusahaan katering yang memasok SunExpress di Ankara, mengklaim kepala ular itu tidak mungkin berasal dari dapur perusahaan sebab protokol yang ketat. "Kami tidak menggunakan benda asing apa pun yang diduga ada dalam makanan saat memasak," sebut mereka.
Pihaknya menambahkan, "Ini karena kondisi teknis dan termal yang digunakan di fasilitas katering dalam penerbangan." Sancak mengklaim bahwa makanannya dimasak pada suhu 280 derajat celcius. Perusahaan katering pun mengklaim bahwa tidak ada hidangan yang tampak keluar dari makanan yang diproduksi perusahaan.
Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa kepala ular yang terlihat relatif segar telah ditambahkan setelah proses memasak, dengan kemungkinan lain, makanan tersebut bahkan bukan berasal dari perusahaan katering. Sancak juga mengklaim bahwa SunExpress telah gagal memberi mereka sampel makanan dari insiden tersebut.
Advertisement