Elon Musk Mengundurkan Diri sebagai CEO Twitter, Saham Tesla Melesat

Elon Musk mengundurkan diri sebagai CEO Twitter. Ia menyatakan telah menemukan CEO baru dan akan bekerja dalam enam minggu. Langkah mendorong saham Tesla menguat pada Kamis, 11 Mei 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Mei 2023, 10:45 WIB
Miliarder Elon Musk mengatakan, Twitter mendapatkan CEO baru. Ia pun berperan sebagai chairman dan CTO (AP Photo/Matt Rourke)

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder Elon Musk mengatakan, Twitter mendapatkan CEO baru. Ia pun berperan sebagai chairman dan CTO yang fokus ke bagian produk dan teknis. Usai pengunduran diri Elon Musk, saham Tesla melonjak.

Dikutip dari CNBC, Jumat (12/5/2023), melalui Twitter, Elon Musk menyebutkan seorang CEO baru. CEO tersebut perempuan yang tidak disebutkan namanya. CEO Twitter baru itu akan ambil peran dalam enam minggu ini. Elon mengatakan, dirinya akan beralih menjadi chairman dan chief technology officer (CTO) yang mengawasi produk, perangkat lunak dan lainnya.

“Senang mengumumkan saya memiliki CEO baru untuk X/Twitter. Ia akan mulai enam minggu lagi. Peran saya akan beralih menjadi chairman dan CTO, mengawasi produk, perangkat lunak, dan sistem operasi,” cuit dia.

Saham Tesla melonjak lebih dari 2 persen, sebagai tanda investor merespons positif dari langkah Elon Musk. Dikutip dari Business Insider, saham Tesla ditutup di posisi USD 172,08, dan terus menguat usai perdagangan regular. Sepanjang 2023, saham Tesla telah menguat lebih dari 59 persen.

Beberapa investor Tesla khawatir kalau perhatian Elon Musk teralihkan dengan menjalankan Twitter. Ia harus mengalihkan waktunya untuk menjalankan perusahaan kendaraan listrik, seiring miliarder ini juga menjadi CEO perusahaan tersebut.

Pada April, sejumlah pemegang saham progresif Tesla secara terbuka mendesak dewan Tesla untuk memastikan Elon Musk mendedikasikan lebih banyak waktu untuk perusahaan kendaraan listrik itu.


Elon Musk Akuisisi Twitter

Kantor Pusat Twitter di San Francisco, California pada 4 November 2022. Setengah dari 7.500 karyawan Twitter diberhentikan pada 4 November, sebuah dokumen internal menunjukkan, ketika pemilik baru Elon Musk memulai perombakan besar-besaran dari perusahaan yang bermasalah. (AFP/Samantha Laurey)

Elon Musk yang juga CEO Space X menyelesaikan akuisisi Twitter senilai USD 44 miliar atau sekitar Rp 649,37 triliun (asumsi kurs rupiah 14.756 per dolar AS) pada Oktober. Ia memecat eksekutif puncak perusahaan dan memberhentikan ratusan karyawan.

Di bawah kepemimpinannya, bisnis inti periklanan Twitter telah tertekan. Beberapa perusahaan menghentikan kampanye promosi berbayarnya karena melihat peningkatan pidato ofensi dan retorika kebencian, beberapa kelompok advokasi telah didokumentasikan.

Musk telah mencoba menutupi kekurangan tersebut dengan layanan langganan baru, Twitter Blue yang menawarkan fitur-fitur seperti kemampuan menulis tweet yang lebih panjang.

Pada April, perusahaan hapus apa yang disebut centang biru “warisan” dari pengguna yang tidak membayar yang identitasnya telah diverifikasi membuka pintu bagi calon penipu.

Akun pemerintah dan beberapa akun perusahaan masih akan mempertahankan verifikasi melalui serangkaian ikon terpisah, masing-masing dalam warna perak dan emas.

Ia juga mengizinkan pengguna yang sebelumnya dilarang kembali ke platform dan menimbulkan kontroversi politik dengan pernyataan seperti mengatakan media rasis terhadap orang kulit putih dan Asia.

Twitter juga telah melewati beberapa kesalahan teknis dan pemadaman selama masa jabatan Musk sebagai CEO, beberapa di antaranya bertepatan dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran, yang menurut dia diperlukan untuk kesehatan keuangan perusahaan.

 


Elon Musk Mau Hapus Akun Twitter yang Lama Tidak Aktif

Elon Musk (AP Photo/Susan Walsh, File)

Sebelumnya, Elon Musk mengumumkan akan menghapus akun-akun Twitter yang tidak aktif bertahun-tahun dari platform media sosial tersebut.

Melalui cuitan dari akun resminya, pemilik Twitter itu juga mewanti-wanti para pengguna lain bahwa dengan kebijakan itu, mereka mungkin akan melihat penurunan followers.

"Kami menghapus akun yang tidak memiliki aktivitas sama sekali selama beberapa tahun, jadi Anda mungkin akan melihat penurunan jumlah pengikut," kata Elon Musk, dikutip Selasa (9/5/2023).

Melalui cuitan lainnya yang membalas permintaan agar tidak menghapus akun Twitter tak aktif, CEO Tesla itu mengatakan bahwa akun-akun itu akan "diarsipkan."

Meski begitu menurutnya, hal ini penting dilakukan untuk membebaskan handle atau "@" yang sudah tidak lama dipakai atau ditinggalkan, sehingga bisa digunakan oleh pengguna lain.

Namun Elon Musk tidak mengungkapkan kapan bersih-bersih akun Twitter tidak aktif itu akan mulai dilakukan.

Di penjelasan kebijakannya, Twitter mengatakan bahwa akun yang dinyatakan aktif adalah akun yang melakukan login setidaknya setiap 30 hari. Akun media sosial itu bisa dihapus permanen apabila tidak aktif dalam jangka waktu yang lama.

Dikutip dari Tech Crunch, beberapa bulan terakhir, Twitter mempertimbangkan untuk menjual nama pengguna yang diinginkan, melalui lelang online demi menghasilkan pendapatan tambahan.

Belum jelas apakah rencana itu masih berlaku atau tidak, serta bagaimana prosesnya.

Di Desember 2022, Elon Musk juga mengungkapkan mereka akan segera membebaskan namespace dari 1,5 miliar akun, mencatat bahwa akun Twitter yang tidak aktif akan dihapus sebagai bagian dari proses tersebut.

 


Jack Dorsey Kritik Kepemimpinan Elon Musk di Twitter

Jack Dorsey, CEO Twitter (AP/Richard Drew)

Sebelumnya, pendiri dan mantan CEO Twitter Jack Dorsey mengaku salah karena sempat menyebut Elon Musk sebagai penyelamat Twitter. Ia pun mengungkapkan pernyataan tersebut melalui platform baru yang dibuatnya yakni Bluesky.

Mengutip informasi dari Gizmodo, Selasa (2/5/2023), pernyataan itu dilayangkan Jack Dorsey untuk menjawab unggahan salah satu pengguna Bluesky yang menanyakan pendapatnya mengenai kepemimpinan Elon Musk di Twitter saat ini.

Menjawab pertanyaan itu, Jack menuturkan, Elon Musk bukan pemimpin yang baik untuk Twitter. "Saya juga tidak berpikir dia bertindak tepat, meski telah menyadari ini merupakan waktu yang buruk," tulis Jack.

Selain Elon Musk, Jack juga menyorot soal keputusan dewan direksi perusahaan yang memutuskan untuk menjual Twitter. "Saya juga tidak berpikir dewan direksi seharusnya memaksa penjualan (Twitter)," tulisnya menambahkan.

Saat ini, menurut Jack, kondisi Twitter memang sedang tidak berjalan sebagaimana seharusnya, tapi hal itu telah terjadi. Untuk itu, ia kini sedang berusaha membangun sesuatu untuk menghindari hal serupa terjadi lagi di masa depan.

Untuk diketahui, Elon Musk memang telah membuat sejumlah keputusan kontroversial sejak memimpin Twitter, salah satunya adalah memangkas jumlah karyawan perusahaan.

Padahal, di awal pembelian, Jack sempat menyebut Elon Musk sebagai satu-satunya solusi yang ia percaya untuk mengurus Twitter.

Oleh sebab itu, ia pun terang-terangan mengaku senang telah bertemu dengan CEO Bluesky Jay Graber dan tim. Seperti diketahui, Jack Dorsey kini tengah membantu pengembangan aplikasi jejaring sosial baru yang diberi nama Bluesky.

Layanan ini disebut berbeda dari platform media sosial karena mengusung konsep desentralisasi. Jack sendiri diketahui mendukung pengembangan Bluesky sejak 2019.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya