Liputan6.com, Waco - Sebanyak 170 orang didakwa atas “kejahatan terorganisir sehubungan dengan pembunuhan besar-besaran” imbas insiden yang terjadi Minggu, 17 Mei 2015.
Melansir The Guardian, Jumat (12/5/2023), insiden itu disebut berpotensi menjadi penangkapan massal terbesar dengan tuduhan hukuman mati dalam sejarah Amerika.
Advertisement
Ke-170 orang itu ditangkap dan didakwa sehubungan dengan baku tembak mematikan yang terjadi antara geng motor saingan di restoran Twin Peaks, Waco, Texas.
Baku tembak itu menyebabkan sembilan orang tewas dan 18 luka-luka.
“Sedang diproses karena terlibat dalam kejahatan terorganisir,” kata sersan Patrick Swanton, juru bicara departemen kepolisian Waco, dalam sebuah konferensi pers, Senin (18/5/2015).
“Kejahatan terorganisir adalah pembunuhan besar-besaran,” tambahnya. Ia menegaskan bahwa penyelidikan masih terus berlangsung.
Langkah-langkah keamanan yang ditingkatkan akibat baku tembak itu.
Beberapa bagian pusat kota Waco dikunci dan para pejabat menginterogasi pengendara sepeda motor.
Menurut polisi, semua korban tewas dan terluka adalah anggota geng sepeda motor.
Sheriff McLennan County, Parnell McNamara, yang kantornya terlibat dalam penyelidikan, mengatakan kesembilan orang yang tewas itu adalah anggota geng Bandidos atau Cossack.
Bandidos dianggap sebagai salah satu geng motor terbesar di dunia.
Anggotanya mencapai 2.500 orang tersebar di 13 negara, menurut Departemen Kehakiman AS.
Dalam penilaian ancaman geng tahun 2014, departemen keamanan publik Texas mengklasifikasikan kelompok tersebut sebagai "ancaman tingkat 2", tertinggi kedua.
Pagi keesokannya, restoran dan sekitarnya masih dipenuhi peluru dan darah. Polisi mengatakan bagian TKP belum diproses.
Baku Tembak Libatkan 200 Anggota Geng
Kekacauan yang penuh dengan kekerasan pecah tak lama setelah tengah hari di Twin Peaks Sports Bar and Grill, di sebuah pusat perbelanjaan yang ramai.
Polisi menemukan petunjuk bahwa perselisihan pertama kali terjadi di kamar mandi.
Kemudian meningkat perkelahian dengan pisau dan senjata api, hingga akhirnya kekacauan tumpah di tempat parkir restoran.
Sekitar 150 hingga 200 pengendara motor berada di dalam restoran selama baku tembak.
Swanton mengatakan penyelidikan telah menemukan bahwa terdapat lebih dari 100 senjata yang digunakan selama perkelahian itu.
Mereka yang terluka mendapat luka tusukan dan tembakan, kata Swanton.
Sebuah stasiun televisi lokal, KWTX, melaporkan bahwa sebuah rumah sakit, White Hillcrest Medical Center, dikunci pada hari itu.
Pelanggan dan orang-orang sekitar berlarian menyelamatkan diri, kata polisi.
KWTX melaporkan bahwa beberapa pelanggan dan karyawan berlindung di freezer restoran.
Julian Sher, jurnalis investigasi, menyebut bahwa insiden Waco ini tidak akan menodai citra geng, justru mungkin akan membantu meningkatkan perekrutan.
Swanton menggambarkan insiden itu sebagai, “TKP paling kejam yang pernah saya alami.”
Advertisement
Insiden Sebenarnya Dapat Dihindari
Sebelum perpecahan terjadi, polisi sudah hadir lebih dahulu karena pihak restoran menyadari adanya kemungkinan masalah antar geng, kata Swanton.
Namun, manajemen restoran tak mengusir para anggota geng dan “tampaknya menginginkan mereka di sini,” ucapnya.
Menurut Swanton, insiden itu sebenarnya bisa dihindari. Namun, karena pihak restoran tidak meminta geng pergi maka, “Mereka gagal dan inilah yang terjadi.”
Ia juga mengatakan bahwa polisi telah berusaha meminta manajemen lokal untuk membantu tetapi mereka menolak bekerja sama.
Sebuah surat pernyataan dikeluarkan oleh perusahaan induk restoran Twin Peaks, berisi pemberitahuan bahwa mereka mencabut waralabanya di Waco.
“Sayangnya tim manajemen restoran waralaba di Waco memilih untuk mengabaikan peringatan dan saran dari polisi dan perusahaan kami,” isi pernyataan itu. “Tidak menjunjung tinggi standar keamanan."
Tindakan waralaba di Waco itu disebut tidak dapat ditolerir.
Selain polisi lokal dan negara bagian, Biro Federal Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak mengatakan bahwa agennya berada di tempat kejadian.
Baku Tembak Libatkan Polisi dan Geng Narkoba Brasil, 25 Orang Tewas
Dua tahun lalu, sempat terjadi baku tembak antara polisi dan geng di Brasil. Korban tewasnya bahkan lebih banyak, mencapai puluhan.
Baku tembak antara sekelompok geng narkoba dan polisi terjadi di Rio de Janeiro, Brasil. Baku tembak terjadi selama operasi polisi di daerah Jacarezinho kota.
Menurut laporan BBC, Jumat (7/5/2021), setidaknya 25 orang termasuk seorang petugas polisi tewas dalam kejadian tersebut. Dua penumpang di kereta metro terkena peluru tetapi berhasil selamat.
Polisi melancarkan operasi tersebut setelah menerima laporan bahwa pengedar narkoba merekrut anak-anak untuk geng mereka.
Polisi di kota Brasil mengkonfirmasi kematian salah satu petugas mereka, Inspektur Andre Leonardo de Mello Frias. Sebuah pernyataan di Facebook mengatakan "dia menghormati profesi yang dia cintai dan akan dirindukan".
Kepala Polisi Ronaldo Oliveira mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa serangan yang terjadi mengakibatkan "jumlah kematian terbesar dalam operasi polisi di Rio".
Advertisement