Google Image Search Bakal Mampu Kenali Foto Rekayasa AI

Google menambahkan "about this image" di alat pencarian gambarnya untuk memudahkan pengguna mengidentifikasi foto rekayasa hasil kecerdasan buatan.

oleh Dinda Charmelita Trias Maharani diperbarui 12 Mei 2023, 19:00 WIB
Google Search tambahkan fitur untuk identifikasi foto rekayasa AI. (Photo Mix via Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Google menambahkan fitur baru di alat pencarian gambarnya. Fitur ini bertujuan untuk memudahkan pengguna mengidentifikasi foto rekayasa AI. Pengumuman ini disampaikan perusahaan pada Google I/O 2023 yang digelar, Rabu (10/5/2023).

Dilansir The Verge, Jumat (12/5/2023), foto yang ditampilkan pada hasil pencarian akan menampilkan opsi “about this image” atau “tentang gambar ini”. Opsi tersebut dapat memberi tahu pengguna mengenai informasi kapan foto dan foto serupa pertama kali diindeks oleh Google.

Selain itu, Google juga akan menyertakan informasi kapan foto tersebut pertama kali muncul di web dan di mana lagi foto diunggah secara online. Menurut Google, informasi ini dapat membantu pengguna mengetahui apakah foto merupakan hasil rekayasa kecerdasan buatan.

Dengan fitur ini, pengguna dapat memastikan apakah gambar tersebut telah ada di situs pengecekan fakta atau pertama kali diunggah di situs berita yang sah. 

Sayangnya, fitur ini belum dapat memberikan informasi secara langsung apakah gambar telah dimanipulasi. Fitur akan muncul ketika pengguna menekan titik tiga pada gambar di hasil Google Search. 

Kendati demikian, perusahaan sedang mencari cara untuk mendeteksi perubahan tersebut. 

Google juga tidak mengatakan secara pasti kapan fitur ini akan tersedia. Akan tetapi, fitur direncanakan meluncur pertama kali di Amerika serikat dalam beberapa bulan mendatang.


Google Search Terintegrasi AI

Ilustrasi Google Search. (sumber: iStock)

Mengutip Engadget, Jumat (12/5/2023), Google Search tampaknya telah menggunakan AI di seluruh platformnya. Perusahaan mengumumkan Search Generative Experience yang memberikan informasi tentang penggunaan AI.

Alat AI generatif Google juga akan menyertakan metadata pada setiap gambar untuk menunjukkan bahwa gambar adalah buatan AI.  

Nantinya, sejumlah platform penerbit gambar dan foto pun dapat memberi label pada gambar mereka menggunakan teknologi yang sama. Penerbit gambar seperti Midjourney dan Shutterstock dikabarkan akan bergabung untuk memberikan keterangan sumber gambar.

Tak hanya itu, platform ini juga akan menghadirkan fitur mendatang seperti tab “Perspective” di pencarian yang akan menyorot postingan forum dan media sosial. 


Google Bakal Bawa Chatbot AI Bard ke HP Pixel, Hadir Eksklusif Jadi Widget

Google Bard akan hadir sebagai widget homescreen di ponsel Pixel. (unsplash/Mojahid Mottakin)

Di sisi lain, Google Bard AI dikabarkan bakal hadir di ponsel Pixel sebagai widget home screen. Hal ini dilakukan Google untuk memudahkan akses chatbot AI tersebut di smartphone dan tablet.

Berdasarkan informasi yang dikutip dari 9to5Google, Senin (8/5/2023), informasi ini diketahui dari berbagai baris kode dalam dekompilasi file yang menjadi petunjuk kemungkinan fitur barunya di masa depan. Kode ini menunjukkan Bard akan hadir di Android dalam waktu dekat.

Akan tetapi, belum diketahui apakah Bard akan diintegrasikan dengan Google Search atau hadir sebagai aplikasi mandiri. Untuk diketahui, saat ini, Bard hanya tersedia untuk web sehingga pembaruan tersebut akan mempermudah akses bagi pengguna.

Meskipun fungsi dari widget Bard ini belum jelas, ada perkiraan widget itu berisi fitur yang memungkinkan pengguna melakukan percakapan untuk membuka aplikasi tertentu. Namun, widget Bard hanya akan hadir eksklusif untuk smartphone Google Pixel, setidaknya untuk saat ini. 


Google Mulai Buka Akses Uji Coba Chatbot Bard

Google Bard. Dok: Google

Di samping itu, Google telah membuka akses uji coba untuk chatbot berbasis kecerdasan buatan besutannya yakni Bard. Chatbot ini digadang-gadang akan menjadi pesaing ChatGPT yang tengah naik daun.

Mengutip informasi dari Cnet, Kamis (23/3/2023), akses uji Bard baru diberikan dalam jumlah yang terbatas untuk beberapa orang di Amerika Serikat dan Inggris Raya.

"Kami telah belajar banyak sejauh ini dengan menguji Bard, dan langkah penting berikutnya untuk meningkatkan kemampuan Bard adalah mendapatkan feedback dari lebih banyak orang," tutur VP Product Google Sissie Hsiao dan VP Researh Google Eli Collins dalam blog perusahaan.

Meski baru tersedia untuk Amerika Serikat dan Inggris Raya, Google menyatakan akan memperluas uji coba Bard ini ke lebih banyak negara dan bahasa. Namun, informasi mengenai kapan layanan ini hadir di negara lain belum diungkap. 

Infografis Tekno Google Twitter (liputan6/desi)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya