Kejar Target Produksi 20 Juta Ton, Titan Infra Energy Resmikan Proyek 1D Upgrade

Salah satu upaya mencapai target produksi 20 juta ton tahun 2023, Titan Infra Energy Group (Titan Grup) meresmikan Proyek 1D Upgrade Phase 1 di Pelabuhan PT Swarnadwipa Dermaga Jaya beberapa waktu lalu.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Mei 2023, 15:00 WIB
Salah satu upaya mencapai target produksi 20 juta ton tahun 2023, Titan Infra Energy Group (Titan Grup) meresmikan Proyek 1D Upgrade Phase 1 di Pelabuhan PT Swarnadwipa Dermaga Jaya beberapa waktu lalu. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Salah satu upaya mencapai target produksi 20 juta ton tahun 2023, Titan Infra Energy Group (Titan Grup) meresmikan Proyek 1D Upgrade Phase 1 di Pelabuhan PT Swarnadwipa Dermaga Jaya beberapa waktu lalu.

Peresmian tersebut sebagai awal dioperasikannya upgrade conveyor 1D Phase 1, beroperasinya tambahan jembatan timbang, dan crusher di stockpile KM 36 .

Chairman Titan Infra Energy Group, Handoko A Tanuadji mengatakan, Proyek Phase 1D dilaksanakan guna mengembangkan fasilitas pelabuhan yang ada saat ini untuk dapat mendukung target produksi Titan Group 20 juta ton per tahun.

Sebagai perusahaan yang secara serius bergerak dalam Infrastruktur Pertambangan Batu bara Titan Group telah melangkapi bisnis ekosistem secara lebih terintegrasi.

Pengelola Pelabuhan PT. Swarnadwipa Dermaga Jaya (SDJ) sebagai anak perushaan Titan Infra Energy Group akan terus dikembangkan sesuai dengan besarnya permintaan dari para pemakai. Handoko mengatakan, peresmian penambahan fasilitas dermaga ini sekaligus menandai keseriusan Titan Group untuk terus tumbuh dan mengembangkan perusahaan.

Tak hanya itu, perusahaan juga menyiapkan helipad atau landasan helikopter sebagai penunjang operasional dan kegiatan bisnis lainnya.

Selain itu, perusahaan pada saat yang tepat PT Servo Lintas Raya (PT SLR) dan PT SDJ bisa go public sehinggap publik bisa memiliki saham salah satu anak perusahaan Titan Infra Energy Group.

Dikatakannya, peresmian penambahan fasilitas dermaga ini sekaligus menandai keseriusan Titan Grup untuk terus tumbuh dan mengembangkan perusahaan. Papar Handoko, tahun ini perusahaan mempunyai target baru yang harus dicapai sesuai dengan tag line ‘New Year, New Target and New ??”

 


Dongkrak Produksi

Pekerja saat menyelesaikan aktivitas bongkar muat batu bara di Pelabuhan PT KCN Marunda, Jakarta Utara, Rabu (5/1/2022). Kebijakan itu diambil setelah mengetahui bahwa PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) mengalami krisis pasokan batubara hingga akhir 2021. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Salah satunya dengan meningkatkan jumlah produksi, khususnya setelah diresmikannya satu lagi proyek phase yang baru ini. Untuk mendukung keinginan go public tersebut, Direktur Utama Titan Grup tersebut, menurut Darwan Siregar mengatakan, segala keperluan terkait legalitas dan formalitas perusahaan akan segera disiapkan.

Tidak hanya itu saja, kesiapan SDM dan perihal penunjang lainnya juga tetap menjadi bagian yang akan tetap diperhatikan.

Di lain pihak, Chief Operating Officer (COO) Titan Grup Suryo Suwignjo mengatakan, siap memaksimalkan sarana dan prasarana di lapangan.

Dia optimis target yang ditetapkan bisa tercapai dengan adanya penambahan fasilitas 1D ini akan jauh meningkatkan jumlah produksi sebesar 20 Juta Ton ditahun 2023.


Siap Pensiunkan PLTU Batu Bara, Bos Adaro: Tapi Makan Waktu

Operasi tambang batu bara PT Adaro Indonesia (Foto: laman PT Adaro Energy Indonesia Tbk/ADRO)

Sebelumnya, PT Adaro Energy Indonesia Tbk menyatakan bakal mengikuti arahan pemerintah untuk melakukan pensiun dini terhadap pembangkit listrik tenaga uap, atau PLTU batu bara. Namun, perseroan menilai itu bukan hal mudah.

Direktur Utama PT Adaro Energy Indonesia Tbk Garibaldi Thohir menyatakan, pihaknya tentu akan terus sejalan dengan kebijakan pemerintah. Emiten dengan kode saham ADRO ini pun mengaku telah berperan aktif dalam menjemput target net zero emission.

"Kita sangat inline dan sangat supportif, karena kita tahu pemerintah pasti lebih tahu dari kita mana yang baik dan mana yang diperlukan," ujar Garibaldi Thohir di Jakarta, Kamis (11/5/2023).

Namun, pria yang juga dikenal sebagai Boy Thohir mengaku, mempensiunkan PLTU batu bara butuh perencanaan matang dan tidak bisa dilakukan dalam waktu sekejap.

"Kita supportif, tapi itu takes time, karena tidak mungkin langsung," tegas dia.

Garibaldi lantas membicarakan pengalamannya mengurusi tambang batu bara tua di Padang yang sudah berusia 40 tahun lebih. "Saya rasa masih hidup tuh (PLTU) yang (dibangun) tahun 1982. Ke 2023, itu masih jalan tuh," ungkapnya.

Berbekal pengalaman tersebut, ia menilai transformasi PLTU batu bara tua harus bertahap, bahkan bisa memakan waktu 10-30 tahun. Meskipun, dia juga tidak ingin mengenyampingkan program pemerintah yang ingin mencapai target zero emisi lebih cepat.

"Jadi intinya gitu lah. PLTU-PLTU tua itu (dipensiunkan) saya setuju. Pertama enggak efisien, kedua carbon emission-nya juga tinggi, itu harus diminimalisir," pungkas Garibaldi Thohir. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya