Liputan6.com, Jakarta - Penyakit sifilis sedang jadi pembicaraan lantaran terjadi peningkatan di Indonesia. Kemenkes bahkan menyebutkan bahwa penyakit ini rentan menular pada ibu rumah tangga dan anak.
Baca Juga
Advertisement
Sifilis adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini dapat menyebar melalui hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi atau melalui kontak dengan luka terbuka pada kulit atau selaput lendir orang yang terinfeksi.
Pada tahap awal infeksi sifilis biasanya tidak menyebabkan gejala yang serius. Namun jika tidak segara ditangani, bakteri Treponema pallidum dapat menyebar ke seluruh tubuh dan mempengaruhi organ dan sistem yang berbeda hingga bisa mengancam jiwa.
Di tahap selanjutnya, penyakit ini bisa menyebabkan kerusakan pada sistem saraf, termasuk masalah pada keseimbangan, koordinasi, dan gerakan, sehingga menyebabkan gangguan yang permanen. Selain itu, sifilis pada tahap lanjut juga dapat menyebabkan kerusakan pada jantung, paru-paru, mata, hati, tulang, dan organ lainnya, yang dapat mengancam jiwa.
Meski begitu, sifilis dapat dicegah dan diobati. Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan pribadi, menggunakan kondom saat berhubungan seksual, dan melakukan tes secara rutin jika berisiko terkena penyakit menular seksual.
4 Tahap Sifilis
1. Tahap primer
Munculnya luka terbuka di tempat bakteri masuk ke dalam tubuh, biasanya di area kelamin, anus, atau mulut
2. Tahap sekunder
Gejala yang muncul pada tahap ini dapat termasuk ruam, lecet, dan sakit kepala. Tahap ini dapat terjadi beberapa minggu setelah luka terbuka muncul.
3. Tahap laten
Pada tahap ini, bakteri Treponema pallidum masih ada dalam tubuh, tetapi tidak menimbulkan gejala yang terlihat.
4. Tahap tersier
Tahap ini merupakan tahap yang paling serius dan dapat mempengaruhi organ tubuh yang penting, seperti jantung, otak, dan sistem saraf.
Advertisement
Sifilis pada Anak
Sifilis dapat menular pada anak yang dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi sifilis, baik melalui jalur persalinan maupun melalui plasenta selama kehamilan. Sifilis yang menular pada anak disebut sebagai sifilis kongenital.
Jika seorang ibu memiliki sifilis selama kehamilan, bakteri Treponema pallidum dapat menyebar melalui plasenta ke dalam janin dan menyebabkan infeksi pada bayi yang belum lahir. Infeksi ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada bayi yang baru lahir, seperti bayi yang lahir dengan berat badan rendah, bayi yang lahir prematur, cacat lahir, dan infeksi yang serius.
Jika infeksi sifilis tidak diobati pada bayi yang baru lahir, dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh dan bahkan kematian. Namun, sifilis kongenital dapat dicegah dengan mengobati ibu yang terinfeksi sifilis selama kehamilan.
Jika seorang ibu dites positif terinfeksi sifilis selama kehamilan, dokter akan memberikan pengobatan antibiotik untuk ibu dan bayi yang dikandungnya untuk mencegah penyebaran infeksi pada bayi. Yang perlu diingat, sangat penting bagi ibu hamil untuk menjalani pemeriksaan rutin dan mengobati sifilis sebelum kehamilan, jika memungkinkan, atau mengobati sifilis selama kehamilan jika didiagnosis terinfeksi.
Pengobatan Sifilis pada Anak
Pengobatan sifilis pada anak akan tergantung pada tahap infeksi. Pengobatan biasanya dilakukan dengan memberikan antibiotik dalam bentuk injeksi atau minum selama beberapa minggu atau bahkan bulan tergantung pada tahap infeksi dan kondisi kesehatan anak.
Pada sifilis kongenital, pengobatan akan dilakukan sesegera mungkin setelah bayi lahir untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Jika tes darah pada bayi menunjukkan adanya infeksi sifilis, dokter akan memberikan antibiotik intravena seperti benzathine penicillin atau procaine penicillin, tergantung pada tingkat keparahan infeksi.
Pada tahap awal atau sekunder, sifilis pada anak dapat diobati dengan satu atau dua dosis antibiotik seperti benzathine penicillin atau procaine penicillin. Jika sifilis pada anak telah berkembang menjadi tahap tersier, pengobatan akan lebih intensif dan memerlukan antibiotik intravena selama beberapa minggu hingga beberapa bulan.
Penting untuk mengobati sifilis pada anak dengan cepat dan mengikuti panduan pengobatan yang diberikan oleh dokter dengan teliti untuk memastikan penyakit tersebut sembuh sepenuhnya dan mencegah komplikasi yang lebih serius di kemudian hari. Setelah pengobatan, anak akan perlu melakukan tes darah rutin untuk memastikan bahwa infeksi sifilis telah sembuh sepenuhnya.
Advertisement
Pencegahan Sifilis pada Anak
1. Jalani tes sifilis secara rutin saat hamil
Ibu hamil perlu menjalani tes sifilis selama kehamilan, terutama pada trimester pertama. Jika terdeteksi sifilis, ibu hamil harus segera diobati.
2. Obati sifilis pada ibu hamil
Ibu hamil yang terinfeksi sifilis harus segera diobati dengan antibiotik yang tepat untuk mencegah penyebaran infeksi ke bayi yang belum lahir.
3. Lakukan tes sifilis pada bayi yang baru lahir
Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi sifilis perlu menjalani tes darah untuk mendeteksi infeksi sifilis. Jika terdeteksi positif, bayi harus segera diobati dengan antibiotik.
4. Hindari hubungan seksual yang tidak aman
Sifilis adalah penyakit menular seksual, oleh karena itu hindari melakukan hubungan seksual yang tidak aman dan gunakan kondom saat berhubungan seksual.
5. Jalani tes sifilis secara rutin pada pasangan seksual
Jika salah satu pasangan terinfeksi sifilis, pasangan seksualnya perlu menjalani tes sifilis dan diobati jika diperlukan.