Sederet Hasil KTT ASEAN 2023: Perlindungan Pekerja Migran hingga Mobil Listrik

Presiden Joko Widodo menyampaikan sejumlah hasil yang dicapai dalam pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN yang berlangsung pada 10-11 Mei 2023, di Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

oleh Arief Rahman H diperbarui 12 Mei 2023, 15:30 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) di konferensi pers hasil pertemuan KTT ASEAN ke 42 khususnya terkait penguatan kerja sama ekonomi ASEAN pada 11 Mei 2023 di Labuan Bajo. (Dok BI)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo menyampaikan sejumlah hasil yang dicapai dalam pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT ASEAN yang berlangsung pada 10-11 Mei 2023, di Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Salah satunya adalah terkait kepentingan rakyat yang menjadi perhatian utama para pemimpin ASEAN, termasuk perlindungan pekerja migran dan korban perdagangan manusia.

“Saya mengajak negara-negara ASEAN untuk menindak tegas pelaku-pelaku utamanya,” ujar Presiden dalam keterangan persnya kepada awak media di Pusat Media KTT ke-42 ASEAN, di Hotel Bintang Flores, Labuan Bajo, pada Kamis, 11 Mei 2023.

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi menegaskan bahwa negara-negara ASEAN sepakat untuk tidak memberikan toleransi terhadap pencederaan nilai-nilai kemanusiaan serta sepakat untuk terlibat dengan semua pemangku kepentingan sesuai dengan mandat “Lima Poin Kesepakatan”.

“Inklusivitas harus dipegang kuat oleh ASEAN karena kredibilitas ASEAN sedang dipertaruhkan,” ungkap Presiden.

Presiden Jokowi juga menyebut bahwa Indonesia membuka peluang komunikasi dengan siapa pun dalam rangka kepentingan kemanusiaan. Meski demikian, Presiden menegaskan bahwa melakukan pendekatan bukan berarti memberikan pengakuan karena kesatuan ASEAN merupakan yang utama agar tidak mudah dipecah-belah oleh pihak lain.

“Saya yakin tidak satu pun negara ASEAN menginginkan hal tersebut. Tidak boleh ada pihak di dalam atau di luar ASEAN yang mengambil manfaat dari konflik internal di Myanmar. Kekerasan harus dihentikan dan rakyat harus dilindungi,” tegas Jokowi.

 


Kerja Sama Ekonomi

Saat membuka agenda tersebut, Presiden didampingi oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, Menko Polhukam Mahfud MD, dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (AP Photo/Achmad Ibrahim, Pool)

Selanjutnya, terkait penguatan kerja sama ekonomi, Presiden menjelaskan bahwa ASEAN sepakat untuk membangun ekosistem mobil listrik dan menjadi bagian penting dari rantai pasok dunia sehingga menjadikan hilirisasi industri sebagai kunci. Tidak hanya itu, negara-negara ASEAN juga sepakat untuk memperkuat implementasi transaksi mata uang lokal dan konektivitas pembayaran digital antarnegara.

“Ini sejalan dengan tujuan sentralitas ASEAN supaya ASEAN makin kuat dan makin mandiri,” ucap Presiden.

Di sisi lain, Presiden Jokowi turut mengapresiasi pelaksanaan KTT ke-42 ASEAN yang telah berjalan dengan lancar dan memberikan hasil yang baik. Melalui KTT ke-42 ASEAN, Indonesia ingin melihat ASEAN yang kuat, yang mampu menghadapi tantangan, tanggap terhadap dinamika, serta tetap memegang peran sentral di kawasan.

Menurtutnya, ASEAN merupakan satu keluarga yang memiliki ikatan kuat dan bersatu menuju tujuan yang sama yaitu menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dan kawasan damai, stabil, serta sejahtera.

“Oleh karena itu, kemarin saya ajak para leader untuk berlayar bersama naik kapal pinisi, agar suasananya relaks dan kekeluargaan karena memang ASEAN ini adalah satu keluarga,” tutur Presiden.


Jokowi Ungkap ASEAN Sepakat Tinggalkan Dolar AS dan Lebih Pilih Pakai Mata Uang Lokal

Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi (kanan) menyambut Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Rabu (10/5/2023). (Willy Kurniawan/Pool Photo via AP)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa Pemimpin Negara ASEAN telah menyepakati penguatan Konektivitas Pembayaran Regional atau Regional Payment Connectivity (RPC). Selain itu, Pemimpin Negara ASEAN juga sepakat Transaksi Mata Uang Lokal masing-masing negara atau Local Currency Transaction (LCT).

Kesepakatan tersebut  adalah salah satu hasil pertemuan KTT ASEAN 2023 yang digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada pada 10-11 Mei 2023

Jokowi, menjelaskan, kedua kesepakatan tersebut bertujuan membangun visi di antara pemimpin Negara ASEAN untuk mengembangkan sektor keuangan yang stabil sebagai fondasi untuk integrasi ekonomi kawasan.

“Implementasi transaksi mata uang lokal dan konektivitas pembayaran digital antar negara sepakat untuk diperkuat, ini sejalan tujuan sentral lintas ASEAN agar ASEAN semakin kuat dan semakin mandiri,” kata Jokowi dalam keterangan tertulis Bank Indonesia, Jumat (12/5/2023).

Konektivitas Pembayaran Regional dan Transaksi Mata Uang Lokal merupakan sarana memajukan konektivitas pembayaran regional dan mekanisme transaksi mata uang lokal masing-masing negara ASEAN.

Kedua hal itu merupakan bagian dari 3 Priority Economy Deliverables (PEDs) Pilar Ekonomi Keketuaan ASEAN 2023, yang bertujuan untuk menunjukkan komitmen dan tekad bersama para pemimpin ASEAN untuk memperdalam integrasi dan stabilitas keuangan.

 


Regional Payment Connectivity

"Yang Mulia para pemimpin ASEAN, selamat datang di KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Indonesia," ujar Jokowi. (AP Photo/Achmad Ibrahim, Pool)

Konektivitas Pembayaran Regional sebagai bagian dari upaya memperkuat integrasi ekonomi kawasan memanfaatkan peluang untuk memperluas kerja sama konektivitas pembayaran di ASEAN secara multilateral.

Kerja sama ini dapat memfasilitasi pembayaran lintas negara di berbagai yurisdiksi dan mempersingkat rantai pemrosesan, yang pada gilirannya memperbesar manfaat pembayaran lintas negara.

Saat ini kerja sama Konektivitas Pembayaran Regional  telah membuahkan implementasi pembayaran lintas negara berbasis QR Code antara Indonesia dengan Thailand dan Malaysia. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya