Polda Metro Jaya menduga ada keterkaitan antara kardus berisi barang-barang yang ditemukan di depan kantor Badan Narkotika Nasional (BNN), Jakarta Timur, dengan temuan 6 potongan tubuh korban mutilasi di ruas tol Cawang, arah Bekasi, kemarin. Penemuan barang-barang itu tak lama setelah potongan-potongan tubuh korban mutilasi ditemukan di ruas tol Cawang arah Bekasi.
"Itu jadi bahan analisa juga, apakah ada hubungannya. Makanya cairan di situ akan dikonfirmasikan ke tubuhnya, apakah bagian dari dirinya apa bukan," jelas Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto di Jakarta, Rabu (6/3/2013).
Menurut Rikwanto, cairan darah atau jaringan yang ditemukan pada kardus dan potongan tubuh korban akan dicocokkan. Nanti, polisi akan melibatkan dokter forensik untuk mengkonfirmasi sample dari jenazah yang ditemukan dengan cairan yang ditemukan pada kardus. "Itu ilmiah, itu teknik dokter forensik," ucap Rikwanto.
"Tadi saya ketemu dokter Jaya, forensiknya, masih dianalisa tiap irisan, potongan, ada beberapa tipe. Masih dianalisa baik itu alatnya, irisannya, ataupun yang terkena pada tulang juga dianalisa."
Polisi juga masih menyelidiki sebuah gorden warna coklat dengan motif bunga yang ditemukan dalam kardus. Jasad korban mutilasi yang ditemukan sudah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Tim forensik RSCM, ujar Rikwanto, akan merekonstruksi wajah korban mutilasi. Hasilnya baru bisa dilihat dalam 1 minggu.
"Sidik jari sudah dapat cuma belum bisa ditentukan karena masih cari pembandingnya," kata Rikwanto.
Rikwanto menambahkan, meski sudah ada E-KTP, masih diperlukan waktu mengungkap identitas korban mutilasi. "Ya tapi perlu waktu dan apakah dia juga masuk E-KTP. Apakah pelaku daftar E-KTP, tapi semua kemungkinan dicoba," pungkas Rikwanto.
Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polres Metro Jakarta Timur, Ajun Komisaris Polisi Diah T Agustina mengungkapkan, selain gorden di dalam kardus itu ditemukan sebuah pula kardus tisu dan bungkus sabun pencuci pakaian. "Memang enggak ditemukan noda darah. Tapi dari baunya kemungkinan besar terkait mutilasi," imbuh Diah.(Ais)
"Itu jadi bahan analisa juga, apakah ada hubungannya. Makanya cairan di situ akan dikonfirmasikan ke tubuhnya, apakah bagian dari dirinya apa bukan," jelas Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto di Jakarta, Rabu (6/3/2013).
Menurut Rikwanto, cairan darah atau jaringan yang ditemukan pada kardus dan potongan tubuh korban akan dicocokkan. Nanti, polisi akan melibatkan dokter forensik untuk mengkonfirmasi sample dari jenazah yang ditemukan dengan cairan yang ditemukan pada kardus. "Itu ilmiah, itu teknik dokter forensik," ucap Rikwanto.
"Tadi saya ketemu dokter Jaya, forensiknya, masih dianalisa tiap irisan, potongan, ada beberapa tipe. Masih dianalisa baik itu alatnya, irisannya, ataupun yang terkena pada tulang juga dianalisa."
Polisi juga masih menyelidiki sebuah gorden warna coklat dengan motif bunga yang ditemukan dalam kardus. Jasad korban mutilasi yang ditemukan sudah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Tim forensik RSCM, ujar Rikwanto, akan merekonstruksi wajah korban mutilasi. Hasilnya baru bisa dilihat dalam 1 minggu.
"Sidik jari sudah dapat cuma belum bisa ditentukan karena masih cari pembandingnya," kata Rikwanto.
Rikwanto menambahkan, meski sudah ada E-KTP, masih diperlukan waktu mengungkap identitas korban mutilasi. "Ya tapi perlu waktu dan apakah dia juga masuk E-KTP. Apakah pelaku daftar E-KTP, tapi semua kemungkinan dicoba," pungkas Rikwanto.
Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polres Metro Jakarta Timur, Ajun Komisaris Polisi Diah T Agustina mengungkapkan, selain gorden di dalam kardus itu ditemukan sebuah pula kardus tisu dan bungkus sabun pencuci pakaian. "Memang enggak ditemukan noda darah. Tapi dari baunya kemungkinan besar terkait mutilasi," imbuh Diah.(Ais)