Liputan6.com, Jakarta - Ada pertumbuhan ekonomi yang kuat, inflasi yang terkendali, dan surplus neraca berjalan, pasar obligasi Indonesia telah bergerak ke arah yang positif dan mengungguli pasar ekuitas.
Imbal hasil tenor 10 tahun obligasi pemerintah merosot menjadi hanya 6,44 persen pada awal Mei 2023, dari 6,92 persen dan 7,54 persen pada akhir Desember dan Oktober 2022, masing-masing.
Advertisement
Sementara itu, antisipasi perlambatan ekonomi global membuat IHSG tetap bertahan dalam pergerakan yang relatif sideways, dengan hanya kisaran perdagangan 6 persen antara level 6.558 dan 6.972 di lebih dari 70 hari perdagangan sejak Januari 2023.
"Kita prediksi Indonesia akan flat saja sideways, terakhir juga relatively sideways," kata Senior Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Robertus Yanuar Hardy saat Media Talks, Jumat (12/4/2023).
Sementara itu, ia menuturkan, pihaknya menggunakan pendekatan ekonomi makro top-down untuk menentukan kemungkinan arah pergerakan pasar, dan kombinasi ukuran kuantitatif dan penilaian fundamental untuk memilih saham berdasarkan penilaiannya, profitabilitas, pertumbuhan, dan momentum harga saham.
"Di antara metrik yang kami gunakan adalah P/E, PBV, ROE, EV/EBITDA, laba bersih pertumbuhan, RSI, dan pergerakan rata-rata," kata dia.
Oleh sebab itu, mengingat Mirae Asset Sekuritas memperkirakan IHSG akan melanjutkan pergerakan sideways dengan risiko yang meningkat bergerak ke arah yang lebih negatif, pemilihan saham untuk Mei ini mewakili beberapa perusahaan yang menyediakan risiko penurunan yang lebih rendah mengingat valuasinya yang lebih rendah, hasil dividen yang lebih tinggi, profitabilitas yang lebih baik, pendapatan positif pertumbuhan, dan momentum harga saham yang menguntungkan relatif terhadap rekan-rekan mereka masing-masing.
"BMRI dan BFIN memiliki valuasi yang jauh lebih rendah meskipun profitabilitasnya relatif sama dibandingkan dengan BBCA," ujar dia.
Sedangkan saham MPMX, INTP, dan TLKM memberikan potensi hasil dividen masing-masing sebesar 4,8 persen, 4,9 persen, dan 3,0 persen, berdasarkan harga penutupan terbaru saham tersebut.
Kinerja Emiten
Selain itu, tekanan jual pada harga saham ASII pasca cum date dividen, menurut pendapat Mirae Asset Sekuritas sudah berakhir. Dengan demikian, investor harus mempertimbangkan fundamentalnya yang menarik, karena Mirae Asset memproyeksikan kinerja yang lebih baik untuk industri otomotif Indonesia tahun ini.
Adapun, saham MAPI, tidak termasuk keuntungan divestasi Burger King, laba kuartal I 2023 setelah pajak MAPI melonjak 87 persen yoy, menunjukkan kinerja operasional yang jauh lebih baik.
Laba bersih AKRA melonjak 42 persen yoy pada kuartal I 2023 karena pertumbuhan yang cukup besar penjualan tanah di kawasan industrinya dan peningkatan permintaan bahan bakar dan bahan kimia yang signifikan dari kontraktor pertambangan dan peleburan logam dasar.
"Meskipun tekanan jual baru-baru ini karena dividen ex-date, bagaimanapun, mempertimbangkan kebijakan pemerintah yang menguntungkan di industri hilir logam tidak mulia dan pedoman penjualan tanah yang jauh lebih tinggi untuk tahun ini, perusahaan berada di jalur yang tepat untuk lebih mempercepat pertumbuhan laba bersihnya," ujar dia.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Mirae Asset Sekuritas Bakal Revisi Prediksi IHSG 2023 Jadi 7.500, Ini Alasannya
Sebelumnya, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia berencana melakukan revisi proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhir tahun ini yang awalnya di level 7.880 menjadi sekitar 7.000-7.500.
Senior Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Yanuar Hardy menjelaskan, pihaknya bakal melakukan revisi proyeksi IHSG pada 2023.
Hal itu disebabkan dengan adanya perlambatan ekonomi AS dan potensi resesi pada akhir tahun ini yang membuat volatilitas pasar cenderung ke arah menurun dalam jangka pendek.
"Kita mungkin ada sedikit revisi nanti abis lebaran, revisi kemungkinan sedikit ke bawah, gak begitu banyak hanya menyesuaikan laporan keuangan kemarin. Masih di atas 7.000, sekitar 7.500," kata Robertus saat ditemui di Kantor Mirae Asset, dikutip Jumat (14/4/2023).
Di sisi lain, ia mengatakan, sektor teknologi pun masih belum mampu untuk mendorong pertumbuhan IHSG. Ini mengingat sektor teknologi masih dibayangi oleh sentimen suku bunga the Fed.
Sebelumnya, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lebih baik daripada bursa global.
Sejumlah Faktor yang Pengaruhi IHSG
Senior Investment Information Mirae Asset, Martha Christina menuturkan, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi IHSG, antara lain data ekonomi domestik dan global, kebijakan moneter bank sentral, pergerakan nilai tukar rupiah, dan pergerakan harga komoditas.
Dengan demikian, ia memperkirakan IHSG bergerak di kisaran terbatas dengan support di level 6.739 dan resistance di level 7.084 pada Januari 2023.
"Ekspektasi IHSG untuk 2023 di level 7.880. Ekspektasi pertumbuhan perusahaan sebesar 7,6 persen," kata Senior Investment Information Mirae Asset, Martha Christina dalam Media Day Mirae Asset Sekuritas, Selasa (10/1/2022).
Martha mengatakan, pelemahan IHSG juga didorong aksi jual asing pada Desember yang tercatat sebesar Rp 19,5 triliun, setelah aksi jual senilai Rp 1,7 triliun pada bulan sebelumnya.
Sepanjang 2022, aksi beli tercatat sebesar Rp 44,5 triliun, setelah sempat menyentuh Rp 70 triliun pada pertengahan September. Nilai tukar Rupiah juga melemah ke level sekitar Rp 15.700 sejak awal Desember, yang merupakan level terendah sejak April 2020.
Ia menambahkan, saham yang paling banyak dilepas asing pada Desember, antara lain saham BBCA, TLKM, dan BMRI.
Advertisement