2 Bayi Ditemukan Hidup Usai Banjir Bandang dan Tanah Longsor RD Kongo yang Tewaskan 438 Orang

Telah ditemukan 2 bayi dalam keadaan hidup di danau Kongo setelah banjir bandang dan tanah longsor hancurkan dua desa dan renggut ratusan nyawa.

oleh Yasmina Shofa Az Zahra diperbarui 12 Mei 2023, 18:53 WIB
Foto udara yang diambil pada 6 Mei 2023 ini menunjukkan tanah longsor yang melanda desa Nyamukubi, bagian timur Republik Demokratik Kongo. (AFP)

Liputan6.com, Kivu - Dua bayi ditemukan hidup di tepi Danau Kivu di Republik Demokratik Kongo, beberapa hari setelah banjir dan tanah longsor di dua desa di Provinsi South Kivu di negara itu.

Melansir CNN, Jumat (12/5/2023), jumlah korban tewas dalam bencana tersebut telah mencapai lebih dari 400 orang.

"Dua bayi termasuk laki-laki satu bulan dua minggu dan seorang perempuan berusia sekitar dua bulan ditemukan hidup-hidup," kata juru bicara Palang Merah DRC, Kally Maluku, kepada CNN, Kamis 11 Mei.

Maluku menyebut bahwa salah satu bayi ditemukan dan ditarik hidup-hidup dari puing-puing di dekat danau oleh penduduk setempat pada hari Selasa.

Sedang satu anak lainnya diselamatkan pada hari Sabtu setelah ditemukan mengambang di danau.

"Anak laki-laki itu mengalami patah tulang paha dan luka di wajah dan anak perempuan itu selamat," kata Maluku tentang bayi-bayi yang diselamatkan, yang ditemukan di desa Bushushu dan Nyamukubi yang sama-sama hancur akibat banjir bandang

Keluarga dari dua bayi yang ditemukan itu bernasib naas.

"Anak yang terluka (laki-laki) itu kehilangan ibunya," ucap Maluku. 

"Sementara ibu dan ayah anak yang lain meninggal tanpa jejak," tambahnya.

Banjir bandang dan tanah longsor ini merupakan bencana besar yang merenggut banyak hal dari penduduk setempat, tak hanya materi, tetapi juga keluarga dan kerabat.

Kalehe adalah wilayah di Kivu yang paling terpukul, menurut VOA

Kumpulan jenazah diletakkan di rerumputan dekat pos penyelamat, tertutup kain berlumpur.


Korban Tewas Lebih dari 400 Orang, Masih Ada yang Hilang

Relawan Palang Merah Kongo dan penduduk Nyamukubi membungkus jenazah orang yang tewas dalam banjir besar di bagian timur Republik Demokratik Kongo dengan selimut, pada 6 Mei 2023. (AFP)

Sudah mencapai angka 400, tetapi korban tewas terus meningkat di Bushushu dan Nyamukubi.

Hujan lebat sepanjang pekan lalu menyebabkan sungai meluap dan menimbulkan tanah longsor yang menghancurkan desa-desa.

Dua puluh enam mayat lagi ditemukan pada hari Rabu, menambah jumlah kematian menjadi 438 orang, menurut angka pemerintah yang diperbarui. 

Lebih dari 1.000 orang masih dilaporkan hilang.

Gubernur provinsi Kivu Selatan, Theo Kasi, mengatakan kepada CNN awal pekan ini bahwa operasi penyelamatan sedang berlangsung meskipun ada kesulitan. 

“Kami sedang dalam bencana. Kami bekerja meski dalam kondisi sulit,” katanya.

Pemerintah provinsi juga mengatakan akan merelokasi warga yang terkena banjir ke tempat yang lebih aman dan mendanai perawatan medis bagi yang terluka, serta biaya pemakaman bagi yang meninggal.

RD Kongo terletak di dalam River Congo Basin, di mana bencana banjir sering dilaporkan dan terus berurusan dengan dampak banjir yang menghancurkan di seluruh negeri.


Lebih dari 300 Orang Tewas Akibat Banjir Bandang dan Longsor di RD Kongo, Rwanda

BMKG sebut tanah longsong dan banjir bandang menjadi bencana lanjutan yang patut diwaspadai oleh warga Cianjur. (unsplash.com/Sadiq Nafee)

Banjir bandang dan tanah longsor yang menimpa RD Kongo ini terjadi pada 6 Mei lalu.

Korban tewas akibat banjir bandang dan tanah longsor di Republik Demokratik Kongo (RD Kongo) awalnya melaporkan korban mencapai lebih dari 200 orang dan sejumlah lainnya masih hilang, kata otoritas setempat.

Bencana melanda bagian timur RD Kongo, di Provinsi South Kivu, tempat di mana Danau Kivu berada.

Kalehe, wilayah di Kivu yang paling terpukul, melaporkan bahwa sejauh ini 203 jenazah telah ditemukan, demikian seperti dikutip dari VOA, Minggu (7/5/2023). Upaya pencarian untuk menemukan korban lain yang dilaporkan hilang masih berlanjut.

Di Desa Nyamukubi, di mana ratusan rumah hanyut, petugas penyelamat dan penyintas menggali reruntuhan pada Sabtu 6 Mei untuk mencari lebih banyak mayat di lumpur.

Penduduk desa menangis ketika mereka berkumpul di sekitar beberapa jenazah yang ditemukan, yang tergeletak di rerumputan dan tertutup kain berlumpur di dekat pos penyelamat.

Baca selengkapnya di sini...

 

INFOGRAFIS: Perbandingan Tingkat Kematian COVID-19 di ASEAN (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya