Gencatan Senjata Gagal, Sudan Lanjutkan Perang Saudara

Konflik di Sudan kembali memanas.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 13 Mei 2023, 14:30 WIB
Otoritas penerbangan sipil mengumumkan bahwa wilayah udara Sudan akan tetap ditutup hingga 13 Mei, dengan pengecualian untuk penerbangan bantuan dan evakuasi. (Photo by AFP)

Liputan6.com, Khartoum - Kedua pihak yang berseteru di Sudan gagal sepakat melakukan gencatan senjata. Pasukan tentara Sudan dan paramiliter lantas kembali bertempur pada Jumat (12/5).

Pertempuran kembali terjadi di ibu kota Khartoum meski kedua pihak baru setuju menandatangani prinsip-prinsip untuk gencatan senjata.

Dilaporkan Arab News, Sabtu (13/5/2023), penasihat paramiliter Rapid Suport Forces (RSF) Moussa Khadam berkata bahwa pihak mereka setuju pada prinsip-prinsip tersebut untuk gencatan senjata.

Namun, kekerasan masih berlanjut, dan pihak tentara Sudan belum menanggapi persetujuan itu.

Utusan PBB untuk Sudan, Volker Perthes, berkata bahwa ia berekspektasi bahwa diskusi akan kembali dimulai Jumat atau Sabtu ini.

Sebelumnya Perthes menyebut gencatan senjata gagal karena kedua pihak yakin bakal menang. Akan tetapi, kini kedua pihak mulai yakin bahwa tidak ada kemenangan yang cepat.

Meski pihak PBB masih optimistis, warga Khartoum kecewa bahwa perjanjiannya belum berhasil menenangkan situasi.

"Kami mengira bahwa perjanjiannya dapat menenangkan perang, tetapi kita bangun karena tembakan artileri dan serangan udara," ujar Mohamed Abdallah (39).

Selain di Khartoum, pertempuran juga pecah di kota Geneina, daerah Darfur. 450 orang tewas di kota itu pada April 2023 akibat bentrok antara milisi lokal.

Saat ini, banyak dari badan PBB dan badan bantuan lainnya yang menyetop bantuan ke Sudan, terutama Khartoum. Mereka masih menunggu jaminan agar gudang dan staf mereka akan aman

Perang saudara yang terjadi tentunya berdampak ke ekonomi Sudan. PBB berkata bahwa 200 ribu orang telah melarikan diri ke negara-negara tetangga.


Evakuasi WNI dari Sudan Selesai,

Sebanyak 110 Warga Negara Indonesia (WNI) yang beberapa hari sempat terjebak dalam situasi perang saudara di Sudan berhasil dievakuasi ke Jeddah, Arab Saudi pada Rabu (26/4/2023). (Handout/Indonesian Armed Forces (TNI)/AFP)

Pemerintah Indonesia telah selesai melakukan proses evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Sudan beberapa waktu lalu. Berkaitan dengan hal tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan komitmen pemerintah untuk terus memperkuat perlindungan terhadap WNI. 

"Di tengah berbagai kesulitan yang ada di sana, pemerintah telah berhasil mengevakuasi WNI dari Sudan. Per hari ini, jumlah WNI yang telah dievakuasi sebanyak 969 orang, 936 sudah pulang dan 33 sudah berada di lokasi yang aman di luar Sudan," ujar Presiden Jokowi dalam konferensi pers di Hotel Meruorah, Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Demikian seperti dikutip dari pernyataan pers, Senin (8/5). 

"Ke depan, perlindungan WNI akan terus kita tingkatkan dan kita perkuat," tambahnya. 

Menurut keterangan dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam press briefing Jumat (5/5), para WNI dipulangkan lewat empat proses evakuasi pemerintah dan juga evakuasi mandiri. Berikut tanggal keberangkatan mereka ke Indonesia:

  • Tahap Pertama (27 April): 385 orang tiba pada 28 April dengan Garuda Indonesia.
  • Tahap Kedua (29 April): 363 orang tiba pada 30 April dengan Garuda Indonesia.
  • Tahap Ketiga (30 April): 75 orang tiba 1 Mei dengan pesawat TNI AU.
  • Tahap Keempat (1 Mei): 100 orang tiba pada 2 Mei dengan Garuda Indonesia.

Selain itu, ada pula 11 orang yang evakuasi secara mandiri.


India Selesaikan Operasi Kaveri: 3.800 Warganya Sudah Dievakuasi dari Sudan

Suasana perang antara kelompok militer dan paramiliter di Sudan. (Dok: AP News)

Sebelumnya dilaporkan, India sukses menyelesaikan Operasi Kaveri dan menyelamatkan hampir 3.800 warga dari Sudan yang dilanda konflik.

Sejak konflik pecah, negara tersebut mengintensifkan Operasi Kaveri untuk menyelamatkan warga yang terlantar dari Khartoum.

Pesawat C-130J milik Angkatan Udara India digunakan dalam operasi itu, dikutip dari laman First India, Selasa (8/5/2023).

"Pesawat C-130J IAF dengan 47 warga terakhir dari Sudan sedang dalam perjalanan ke Delhi dari Jeddah. Hampir 3.800 orang kini telah diselamatkan dari Sudan di bawah #OperationKaveri," cuit Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arindam Bagchi.

Sebelumnya, 192 warga India yang dievakusi di Sudan mendarat di Ahmedabad. Mereka dibawa ke Gujarat dengan pesawat C17 Angkatan Udara India dari Port Sudan ke Ahmedabad.

Pada momen yang sama, 20 pengungsi berangkat dari N'Djamena dalam dua gelombang penerbangan yang masing-masing ditujukan ke Chennai dan Bengaluru.

Para pengungsi ini telah menyeberang dari Sudan ke Chad melalui perbatasan darat yang bersebelahan," cuit Bagchi.

Sebanyak 3.584 orang India telah dievakuasi dari Sudan yang dilanda perselisihan di bawah "Operasi Kaveri" yang menyelesaikan sembilan hari operasi, menurut Kedutaan India di Sudan.

Sembilan hari telah berlalu sejak Pemerintah India meluncurkan misi penyelamatan ambisiusnya bernama "Operasi Kaveri" untuk mengevakuasi warga India yang terlantar di Sudan yang dilanda konflik.

Operasi itu dilakukan dengan menggunakan 5 Kapal Angkatan Laut India dan 16 pesawat Angkatan Udara India termasuk satu dari pangkalan udara militer Wadi Sayyidna.

Dua pihak yang bertikai di Sudan, Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan Pasukan Paramiliter (RSF) menyetujui gencatan senjata tujuh hari, menurut pernyataan kementerian luar negeri Sudan Selatan, demikian dilaporkan oleh CNN.

Infografis Ramai-Ramai Ungsikan Warga Negara dari Perang Saudara di Sudan. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya