Liputan6.com, Jakarta KTT ASEAN 2023 yang digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, berakhir pada 11 Mei 2023. Meski demikian, acara yang menempatkan Indonesia sebagai tuan rumah ini menyisakan sejumlah catatan menarik.
Salah satunya, Spouse Program ASEAN Summit 2023 yang dihadiri 5 ibu negara, yakni Madam Louise Araneta-Marcos (Filipina), Vandara Siphandone (Laos), Dato’ Seri Wan Azizah (Malaysia), Samdech Kittipritthbindit Bun Rany Hunsen (Kamboja), dan Madam Ho Ching (Singapura).
Advertisement
Mereka menghadiri undangan Ibu Negara, Iriana Joko Widodo, untuk menikmati keindahan Puncak Waringin, Labuan Bajo, menikmati pergelaran budaya, dan makanan khas Indonesia. Spouse Program ini mengusung tema “The Sounds of Archipelago.”
Salah satu yang disuguhkan kepada para Ibu Negara yakni pertunjukan seni “The Sailors.” Produser film Gundala dan Satria Dewa Gatotkaca, Celerina Judisari, rupanya berada di balik program ini.
Mengabarkan Persahabatan
“The Sailors menggambarkan anak-anak yang ingin jadi pelaut dan berlayar ke negara-negara ASEAN guna mengabarkan persahabatan serta menyampaikan salam perdamaian,” katanya.
Lewat pernyataan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com, Jumat (12/5/2023), Celerina Judisari yang menjabat Creative Director keseluhan program memaparkan konsep The Sailors yang memukau para Ibu Negara.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Lagu Nenek Moyangku
“Konsep yang dimulai dengan perahu kertas dan lagu ‘Nenek Moyangku’ membawa para tamu terkesima melihat anak-anak dan remaja bersemangat menyampaikan impian mereka,” Celerina Judisari menjelaskan.
Setelahnya, mereka gotong royong menaikkan layar kapal berlogo ASEAN Summit 2023 untuk berlayar. Kejutan lain muncul ketika para perenang alam terjun dari kapal dengan gaya masing-masing.
Pertunjukan Diakhiri Dengan...
“Pertunjukan diakhiri dengan tampilan para flying boarder yang atraktif berbareng dengan kibar bendera 12 negara ASEAN dan tentunya, bendera ASEAN,” imbuh Celerina Judisari.
Sebelum The Sailors dimulai, para tamu disambut umbul-umbul janur yang dikreasikan dengan kain tenun dan rumah sambut Ibu Negara yang berbentuk layar kapal. Para remaja putri dengan pakaian adat kabupaten yang beragam memberi salam selamat datang.
“Mama Bambu hadir untuk menggambarkan kemampuan wanita NTT memperdayakan lahan kritis dengan menanam bambu. Lagu ‘Gemufamire’ juga hadir ditarikan para remaja dan anak-anak SD, diikuti para spouses,” ia mengakhiri.
Advertisement