Topan Mocha Menuju Myanmar dan Bangladesh

Topan Mocha diperkirakan akan melanda pada hari Minggu (14/5) di sepanjang perbatasan Bangladesh-Myanmar dengan kecepatan angin hingga 145 kilometer per jam. Menurut Pusat Peringatan Topan Bersama, Mocha menguat pada Jumat menjadi setara dengan badai Atlantik kategori 1 dan bergerak ke utara dengan kecepatan 11 kilometer per jam.

oleh Johan Fatzry diperbarui 13 Mei 2023, 18:00 WIB
Topan Mocha Menuju Myanmar dan Bangladesh
Topan Mocha diperkirakan akan melanda pada hari Minggu (14/5) di sepanjang perbatasan Bangladesh-Myanmar dengan kecepatan angin hingga 145 kilometer per jam. Menurut Pusat Peringatan Topan Bersama, Mocha menguat pada Jumat menjadi setara dengan badai Atlantik kategori 1 dan bergerak ke utara dengan kecepatan 11 kilometer per jam.
Seorang pria berdiri di pinggir laut di Sittwe di negara bagian Rakhine Myanmar pada 13 Mei 2023, menjelang pendaratan Topan Mocha. (AFP/Sai Aung Main)
Sebuah topan tropis menguat di Teluk Benggala dan diproyeksikan melanda Myanmar barat dan Cox's Bazar di Bangladesh, tempat sekitar satu juta pengungsi Rohingya tinggal di tempat penampungan. (AFP/Sai Aung Main)
Topan diperkirakan akan melanda pada hari Minggu di sepanjang perbatasan Bangladesh-Myanmar dengan kecepatan angin hingga 145 kilometer per jam. (AFP/Sai Aung Main)
Menurut Pusat Peringatan Topan Bersama, Mocha menguat pada Jumat menjadi setara dengan badai Atlantik kategori 1 dan bergerak ke utara dengan kecepatan 11 kilometer per jam. (AFP/Sai Aung Main)
Departemen Meteorologi India mengatakan bahwa Mocha telah meningkat menjadi badai siklon. (AFP/Sai Aung Main)
Para nelayan serta operator kapal pukat agar tidak berlayar jauh ke Teluk Benggala selama beberapa hari mendatang. (AFP/Munir uz zaman)
Menjelang kedatangan Mocha, sejumlah lembaga bantuan meningkatkan kesiapsiagaan dan tanggap darurat mereka. (AFP/Sai Aung Main)
Badan pengungsi PBB di Bangladesh mengatakan di Twitter bahwa "persiapan darurat di kamp dan di Bhasan Char sedang berlangsung" dalam koordinasi dengan pemerintah dan badan bantuan lokal. (AFP/Munir uz zaman)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya