Liputan6.com, Jakarta - Pola perilaku yang dimiliki semua kucing adalah mengubur kotorannya sendiri. Hal ini berkaitan erat dengan insting kucing sebagai salah satu cara anak bulu (anabul) bertahan hidup.
Menurut ahli perilaku kucing sekaligus pemilik Cat Behavior Associates di Amerika Serikat (AS), Pam Johnson-Bennett, kucing mengubur kotorannya agar hewan predator lainnya tidak mengetahui keberadaan mereka.
Advertisement
"Kucing memiliki perilaku insting untuk menjauh dari ruang inti, kemudian mengubur kotoran mereka, sehingga mereka tidak mengingatkan predator akan kehadiran mereka," katanya kepada Reader’s Digest.
"Perilaku ini membuat seluruh area kucing aman,” lanjut penulis 8 buku best-seller tentang kucing tersebut.
Dengan begitu, kucing yang biasa mengubur kotorannya di litter box (kotak kotoran atau kotak pasir) tetapi tiba-tiba tak melakukannya lagi, tentu membuat pemilik kucing bingung.
Menurut Johnson-Bennett, ada beberapa alasan kucing berhenti mengubur kotorannya. Apa saja?
Kotak kotoran terlalu kotor
Johnson-Bennett mengungkap, kucing menyukai kotak kotoran yang bersih. Jadi, pemilik dapat memastikan untuk selalu membersihkan kotak kotoran kucing setidaknya sekali sehari.
"Beberapa kucing mungkin menyimpan kotorannya tepat di depan kotak pasir. Tetapi mereka berusaha sedekat mungkin dengan kotak kotoran itu," jelasnya.
Kotak kotoran terlalu kecil
American Association of Feline Practitioners (AAFP) menyarankan, kotak pasir harus setidaknya 1,5 kali lebih panjang dari ukuran kucing. Anjuran ini tak lain agar anabul bisa masuk dan buang kotoran dengan tanpa kesempitan.
Kucing Lebih Suka Jenis Pasir yang Berbeda
Johnson-Bennett juga mengungkap, kucing mungkin menganggap tekstur pasir tertentu tidak nyaman di cakarnya. “Aroma kotorannya mungkin juga tidak enak di hidung sensitif anabul.”
AAFP mengatakan, sebagian besar kucing lebih menyukai kotak kotoran yang menggumpal dan tanpa pewangi.
Jumlah kotak pasir tidak cukup
Johnson-Bennett menuturkan, aturan praktisnya adalah menyedikan kotak yang lebih banyak dari jumlah kucing di rumah.
“Jadi jika Anda memiliki satu kucing, Anda harus memiliki dua kotak pasir. Jika Anda memiliki dua kucing, Anda memerlukan tiga kotak pasir, dan seterusnya,” terangnya.
Kucing tidak nyaman dengan lokasi kotak kotoran
Menurut Johnson-Bennett, kucing yang tak suka dengan lokasi kotak kotoran akan enggan mengubur kotorannya di sana.
"Kucing yang merasa tidak aman di lokasi kotak kotorannya bisa tidak mau meluangkan waktu untuk mengubur kotorannya, karena mereka ingin membatasi kerentanan mereka," jelasnya.
Kotak kotoran yang ditempatkan di dekat jendela, pintu kaca, atau di ruang terbuka yang bising dapat menimbulkan masalah. Bahkan, area yang sempit pun dapat membuat kucing tak nyaman. Tak hanya itu, kucing juga bisa merasa mudah melarikan diri jika ada ancaman.
Perlu diingat, penempatan kotak kotoran bisa sangat menantang di dalam rumah tangga dengan banyak kucing. Jadi, jangan ragu untuk meminta saran lanjutan dari dokter hewan.
Advertisement
Perubahan di Rumah Bikin Kucing Stres
Perubahan di dalam rumah bisa membuat kucing stres. Jadi, jika Anda baru saja pindah, memulai pekerjaan baru, mengadopsi hewan peliharaan lain, atau membawa pulang bayi yang baru lahir, anabul mungkin merasa tak familiar dan bisa terjadi rutinitas yang berubah.
Dengan begitu, kucing bisa jadi enggan untuk melakukan rutinitasnya sendiri, salah satunya mengubur kotorannya.
Kucing sedang menahan sakit
Terkadang, kebiasaan buang air yang tidak normal merupakan tanda masalah kesehatan. Misalnya, kucing yang menderita radang sendi mungkin merasa terlalu kesakitan untuk naik ke kotak kotorannya.
Selain itu, kucing yang cedera kaki mungkin tak mampu mengubur kotorannya. Banyak masalah medis utama dapat menyebabkan kucing berhenti mengubur kotoran, termasuk hipertiroidisme, diabetes, penyakit ginjal, dan banyak lagi.
Kucing sedang mencoba berkomunikasi dengan kucing lain
Beberapa kucing mungkin menggunakan kotoran sebagai sarana interaksi dengan kucing lain. Hal ini digunakannya untuk menetapkan atau memperkuat batas wilayah. Perilaku ini disebut penandaan wilayah kucing.
Tips Mengatasi Kucing yang Enggan Mengubur Kotoran, Mulai dengan ke Dokter Hewan
Jika kucing tidak mengubur kotorannya dalam jangka waktu yang lama, langkah pertama adalah mengunjungi dokter hewan. Dengan begitu, pemilik dapat mengesampingkan penyebab masalah kesehatan apa pun.
Jika masalah kesehatannya bukanlah penyebabnya, pemilik dapat mulai mengatasi kemungkinan masalah yang tercantum di atas. Sehingga, pemilik dapat memberi kucing kotak pasir atau kotak kotoran dalam keadaan sebaik mungkin.
Saat pemilik mempertimbangkan untuk menyesuaikan lagi kondisi kotak pasir, Johnson-Bennett mengatakan, penting untuk menawarkan pilihan kepada anabul.
"Kucing tidak suka perubahan mendadak," jelasnya. "Perubahan mendadak bisa membuat stres dan menyebabkan penolakan."
Jadi misalnya, jika Anda curiga kucing tidak menyukai kotak kotoran yang digunakan saat ini, jangan membuang pasir lama dan beralih sepenuhnya ke tekstur pasir dingin yang baru.
Berikan jenis pasir yang lama di satu wadah, lalu berikan tekstur yang baru di wadah lain. “Pemilik dapat menggunakan kotak sekali pakai untuk menekan biaya, saat sedang bereksperimen untuk menemukan apa yang berhasil,” pungkas Johnson-Bennett.
Advertisement