Direktur Komersial Krakatau Steel Melati Sarnita Mengundurkan Diri

PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) mengatakan telah menerima surat pengunduran diri dari Melati Sarnita sebagai Direktur Komersial Krakatau Steel.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 14 Mei 2023, 10:57 WIB
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk telah menerima surat pengunduran diri dari Melati Sarnita yang menjabat sebagai direktur komersial pada 10 Mei 2023.(Foto: Krakatau Steel)

Liputan6.com, Jakarta - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk telah menerima surat pengunduran diri dari Melati Sarnita yang menjabat sebagai direktur komersial pada 10 Mei 2023.

Sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan POJK No. 33/2014, permohonan pengunduran diri sebagaimana diungkapkan di atas akan berlaku efektif setelah didiskusikan dan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Krakatau Steelyang akan dilaksanakan pada 21 Juni 2023.

“Kami telah menerima surat pengunduran diri Melati Sarnita sebagai Direktur Komersial Krakatau Steel,” kata Corporate Secretary Krakatau Steel Pria Utama dalam keterbukaan informasi, dikutip Minggu (14/5/2023).

Pria menegaskan bahwa pengunduran diri Direktur Komersial Krakatau Steel ini tidak akan berdampak pada kinerja Krakatau Steel.

“Tidak ada dampak dari kejadian, informasi, atau fakta material tersebut terhadap kegiatan operasional, hukum, dan kondisi keuangan atau kelangsungan usaha Krakatau Steel," tambah Pria.

Melati Sarnita menjabat sebagai Direktur Pengembangan Usaha di Krakatau Steel pada 2019. Selanjutnya pada 2020 Melati Sarnita dialihkan penugasan sebagai Direktur Komersial Krakatau Steel yang bertanggung jawab atas komersial bisnis Krakatau Steel.

Sebagai lulusan Master of Business Administration dan Sarjana Teknik Metalurgi, sebelum menjadi direktur di Krakatau Steel Melati Sarnita berkarier di bidang energi dan gas bumi di Kodeco Energy Co. Ltd., Chevron, dan Perusahaan Gas Negara.

 


30.000 Tok Baja Krakatau Steel Diekspor ke Italia, Sumbang Devisa Rp 315 Miliar

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan melepas ekspor 30.000 ton baja milik PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (PT KS) di Pelabuhan Krakatau International Port (KIP) Cilegon.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melepas pengiriman baja Hot Rolled Coil (HRC) milik PT Krakatau Steel (Persero) Tbk ke Italia. Baja ini dikirim untuk menyasar konsumen Marcegaglia Steel Carbon SPA.

Pelepasan disaksikan langsung Mendag Zulkifli dan Direktur Utama Krakatau Steel Purwono Widodo. Atas ekspor ini, Mendag mengapresiasi langkah perusahaan berkode saham KRAS ini mampu berkontribusi terhadap kegiatan ekspor baja Indonesia.

”Secara nasional, industri besi baja merupakan kontributor ke-tiga terbesar ekspor dari Indonesia, nomor satu itu batu bara dan nomor dua adalah minyak sawit. Kami berterima kasih kepada pejuang-pejuang merah putih ini yang mampu meningkatkan nilai ekspor besi baja sehingga surplus kita kemarin tertinggi selama sejarah total ekspor di Indonesia yang mencapai hampir Rp900 triliun atau setara dengan USD54 miliar,” ungkap Mendag Zulkifli dalam keterangannya, Jumat (28/4/2023).

Sumbangan Devisa

Sementara itu, Purwono menjelaskan dengan adanya pengiriman ekspor ke Italia ini, Krakatau Steel berkontribusi menambah devisa negara sebesar Rp 315 miliar atau setara dengan USD21,15 juta.

“Dengan adanya penambahan kapasitas sehingga total produksi mencapai sebesar 5.600.000 ton per tahun, maka kami terus membuka peluang untuk kebutuhan domestik maupun sebesar 30 persen untuk pasar ekspor, terutama untuk wilayah Eropa di mana Krakatau Steel sudah diakui di sana,” urai Purwono.

Krakatau Steel Group sebagai salah satu perusahaan baja terbesar di negeri ini tercatat telah melakukan ekspor dengan total 393.503 ton di 2022. Hingga April 2023 Krakatau Steel telah melakukan ekspor sebesar 80.802,78 ton.

 


Ekspor Meningkat

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk resmi meluncurkan logo baru perusahaan jelang hari jadinya yang ke 50 pada 31 Agustus 2020 mendatang.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa periode Januari hingga Oktober 2022, sektor "mother of industries" yakni baja dan besi mampu meningkatkan ekspor hingga 39,55 persen (yoy). Hingga kuartal III 2022, neraca perdagangan besi dan baja juga mengalami surplus senilai USD 10,61 miliar.

Guna menjaga keberlangsungan industri besi dan baja nasional serta untuk meningkatkan pertumbuhan dan daya saing, berbagai kebijakan dan strategi terus diupayakan Pemerintah.

"Antara lain melalui pemberian insentif, seperti tax holiday, tax allowance, pengurangan harga gas bumi," kata Airlangga saat menyampaikan keynote speech secara virtual dalam acara The Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA) Business Forum 2022, Kamis (1/12/2022).

Neraca Perdagangan

Adapun neraca perdagangan meneruskan kinerja positif selama 30 bulan berturut-turut. Hal ini turut mendorong tren penguatan dalam upaya pemulihan ekonomi nasional, meski ekonomi global diproyeksikan melambat pada 2022 dan 2023.

Tercatat pada kuartal III 2022, ekonomi nasional mampu tumbuh impresif 5,72 persen (yoy). Salah satunya didukung oleh industri baja dan besi.

 


Krakatau Steel Bayar Utang Tranche B Rp 2,7 Triliun, Berapa Sisanya?

(Foto: Krakatau Steel)

Sebelumnya, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) telah membayar utang Tranche B sebesar Rp2,7 triliun kepada seluruh kreditur perbankan pada 1 Maret 2023.

Direktur Utama Krakatau Steel Purwono Widodo menuturkan, hingga saat ini sejak restrukturisasi dimulai pada 2019, Krakatau Steel telah membayar utang sebesar Rp10,9 triliun atau setara USD718 juta dari total pokok utang sebesar Rp33,6 triliun (USD2,2 miliar).

“Setelah pembayaran hutang Tranche B senilai Rp2,7 triliun tersebut, sisa utang Tranche B lainnya akan kami bayarkan di bulan November 2023 senilai USD121 juta (Rp1,8 triliun) dan di bulan Desember 2023 senilai USD166 juta (Rp2,5 triliun),“ kata Purwono dalam keterangan resminya, Jumat (3/3/2023).

Adapun, rincian pembayaran utang Krakatau Steel yang sudah dibayar hingga saat ini yaitu terdiri dari utang Tranche A sebesar Rp423,1 miliar (USD27,7 juta), Tranche B sebesar Rp6,5 triliun (USD430 juta), serta pembayaran pinjaman kepada Commerzbank AG sebesar Rp3,9 triliun (USD260 juta). 

"Sedangkan utang Tranche C sebesar USD1 miliar baru akan jatuh tempo pada 2025 dan 2027," kata dia.

 

 

 


Restrukturisasi dan Transformasi

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sejak dilakukannya restrukturisasi dan transformasi pada 2019, Krakatau Steel telah mencapai peningkatan kinerja yang signifikan. Pada 2020, laba bersih Krakatau Steel mencapai sebesar Rp 351,3 miliar (USD23 juta), kemudian meningkat pada 2021 menjadi sebesar Rp947 miliar (USD62 juta), dan Rp1,2 triliun (USD82 juta) pada 2022 (unaudited). 

Tren peningkatan kinerja Krakatau Steel juga terlihat dari peningkatan pendapatan pada 2020 sebesar Rp19,8 triliun (USD1,3 miliar), kemudian meningkat pada 2021 menjadi sebesar Rp 32 triliun (USD2,1 miliar), dan Rp 33 triliun (USD2,2 miliar) pada 2022 (unaudited). 

Dia bilang, dengan kinerja yang terus meningkat dari tahun ke tahun, Krakatau Steel dapat memenuhi kewajibannya dalam pembayaran utang. 

"Ke depan pun kami optimistis akan dapat melunasi sisa utang sesuai yang telah direncanakan dan mempertahankan konsistensi dalam meningkatkan kinerja,” tutup dia.

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya