Liputan6.com, Banda Aceh: Situasi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam terus memanas. Sepanjang Ahad (13/4), insiden bersenjata meletus di Bireun, 212 kilometer timur Banda Aceh. Ini membuat pemerintah Indonesia berniat menggelar operasi militer. Namun, masyarakat Tanah Rencong berharap Jakarta tak menggelar operasi militer. Mereka mengaku masih trauma dengan pelaksanaan Daerah Operasi Militer (1989-1998) yang banyak menewaskan warga sipil [baca: Operasi Militer di Aceh Menunggu Perintah Presiden].
Seorang warga bernama Jodi berharap, pemerintah dan Gerakan Aceh Merdeka sebaiknya berdamai dan mengakhiri perseteruan. Soalnya, kekerasan tak pernah menyelesaikan masalah. Dia khawatir pelaksanaan operasi militer akan kembali menelan korban jiwa. "Saya berharap pemerintah mau berdialog dengan GAM," kata Jodi [baca: Warga Berharap Perseteruan RI-GAM Diakhiri].
Senada dengan Jodi, seorang warga bernama Hendra juga ingin suasana damai menyelimuti Serambi Mekah. Sebab hanya dalam suasana tenang perekonomian di Aceh bisa hidup kembali. Dia ingin masyarakat tak takut lagi menjalankan usahanya. Sedangkan Nyonya Erna berharap pemerintah tak menggelar operasi militer agar warga tak takut lagi ke luar rumah.(ULF/Ferry Effendy)
Seorang warga bernama Jodi berharap, pemerintah dan Gerakan Aceh Merdeka sebaiknya berdamai dan mengakhiri perseteruan. Soalnya, kekerasan tak pernah menyelesaikan masalah. Dia khawatir pelaksanaan operasi militer akan kembali menelan korban jiwa. "Saya berharap pemerintah mau berdialog dengan GAM," kata Jodi [baca: Warga Berharap Perseteruan RI-GAM Diakhiri].
Senada dengan Jodi, seorang warga bernama Hendra juga ingin suasana damai menyelimuti Serambi Mekah. Sebab hanya dalam suasana tenang perekonomian di Aceh bisa hidup kembali. Dia ingin masyarakat tak takut lagi menjalankan usahanya. Sedangkan Nyonya Erna berharap pemerintah tak menggelar operasi militer agar warga tak takut lagi ke luar rumah.(ULF/Ferry Effendy)