Liputan6.com, Kota Vatikan - Paus Fransiskus bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Vatikan, Sabtu 13 Mei 2023, dengan pemimpin tertinggi Gereja Katolik itu mendoakan perdamaian atas perang Ukraina-Rusia.
Paus juga menekankan kebutuhan mendesak untuk membantu "orang-orang yang paling rapuh, korban tak berdosa" dari invasi besar-besaran yang diluncurkan oleh Rusia sejak 2022, demikian seperti dikutip dari BBC (14/5/2023).
Advertisement
Dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu, Takhta Suci mengatakan Paus Fransiskus dan Presiden Zelensky "membahas situasi kemanusiaan dan politik di Ukraina yang disebabkan oleh perang yang sedang berlangsung" selama pertemuan yang berlangsung sekitar 40 menit.
"Keduanya sepakat tentang perlunya melanjutkan upaya kemanusiaan untuk mendukung penduduk (yang terdampak)."
Pernyataan itu menambahkan: "Paus telah meyakinkan doanya yang terus-menerus kepada Tuhan untuk perdamaian - sejak Februari lalu", jelas Takhta Suci, merujuk bulan di mana Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan invasi skala penuh, tahun 2022.
Zelensky juga sebelumnya bertemu Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni yang meyakinkannya tentang dukungan Roma untuk Ukraina.
Pada konferensi pers setelah pertemuan antara Zelensky dan Meloni, pemimpin Ukraina mengundang "semua pemimpin politik Italia dan perwakilan masyarakat sipil" untuk mengunjungi Ukraina.
Zelensky mengatakan, "Anda akan bisa melihat apa yang mampu dilakukan oleh satu orang kepada kami, apa yang mampu dilakukan Putin, dan Anda akan mengerti mengapa kami memerangi kejahatan ini".
Meloni menekankan bahwa perang hanya akan berakhir ketika Rusia menghentikan "agresi brutal dan tidak adil" dan menarik diri dari semua wilayah Ukraina.
Dia juga menjanjikan dukungan Italia untuk Ukraina "selama diperlukan".
Lebih dari 1.000 polisi dikerahkan dan zona larangan terbang di atas Roma diberlakukan dalam kunjungan Zelensky ke Roma dan Vatikan (yang merupakan enklave di ibu kota Italia tersebut).
Vatikan Siap Bertindak sebagai Mediator
Paus Fransiskus sering mengatakan bahwa Vatikan siap bertindak sebagai mediator dalam konflik antara Rusia dan Ukraina.
Awal bulan ini, dia menyatakan bahwa Vatikan sedang mengerjakan rencana perdamaian untuk mengakhiri perang, dengan mengatakan bahwa misi tersebut "belum dipublikasikan. Ketika sudah dipublikasikan, saya akan membicarakannya."
Namun hubungan antara Ukraina dan Vatikan terkadang tidak seharmonis seperti kelihatannya.
Beberapa bulan setelah perang di Ukraina dimulai, Paus mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa invasi Moskow "mungkin terprovokasi".
Dan Agustus lalu, duta besar Ukraina untuk Vatikan mengambil langkah yang tidak biasa dengan mengkritik Paus setelah paus menyebut Darya Dugina, putri seorang tokoh ultra-nasionalis Rusia, yang terbunuh oleh bom mobil, sebagai korban "tidak bersalah" dari perang.
Advertisement