Tak Bisa Hadiri Musra Relawan Jokowi, Ini Pesan Moeldoko Kepada Pendukungnya

Moeldoko sangat menghargai upaya relawan Jokowi menghadirkan instrumen demokrasi yang langsug melibatkan partsipasi masyarakat secara luas.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 14 Mei 2023, 21:41 WIB
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko (Tim Humas Kantor Staf Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko tidak bisa hadir dalam acara puncak Musyawarah Rakyat (Musra) Relawan Jokowi yang digelar di Istora Senayan, Jakarta Pusat. Minggu (14/5/2023).

Meski demikian, Moeldoko memberi apresiasi kepada para Relawan Jokowi atas digelarnya Musra selama ini. Dia sangat menghargai upaya relawan menghadirkan instrumen demokrasi yang langsug melibatkan partsipasi masyarakat secara luas.

"Musra sebagai instrumen demokrasi rakyat terhitung sudah diadakan di setiap provinsi sebayak 29 kali. Saya sangat mengapresiasi kegiatan Musra yang dilakukan para relawan Jokowi ini," ujar dia dalam keterangannya, Minggu (14/5/2023).

Pada kesempatan ini Moeldoko juga berpesan kepada para relawan untuk selalu bersama rakyat dalam membangun jaringan dan program-program kerja organisasi.

"Relawan Moeldoko harus bersinergi dengan program-program kerja pemerintah untuk membantu masyarakat. Relawan juga berhak menentukan capres dan cawapres yang memahami permasalahan bangsa Indonesia," kata Moeldoko.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi hadir di acara puncak Musra relawan Jokowi yang digelar di Istora Senayan, Jakarta Pusat.

Jokowi menyampaikan relawannya harus mendengar suara rakyat dan suara akar rumput, bukan termakan suara para elite. Karena itu lah, kata dia, acara Musra penting dilakukan.

"Karena yang kita dengarkan adalah suara rakyat, suara akar rumput, bukan suara elite. Kenapa ini dilakukan? Kenapa musra ini dilakukan? Karena kita semuanya cinta negara ini, karena kita semuanya cinta bangsa ini," ucapnya.

 


Relawan Moeldoko Tempatkan Moeldoko sebagai Calon Wakil Presiden

Kepala Staf Presiden Moeldoko saat wawancara dengan KLY di Jakarta, Rabu (16/1). Dalam wawancara tersebut Moeldoko memaparkan kinerja kerja pemerintahan Jokowi-JK hingga saat ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebanyak 3.000 lebih Relawan Moeldoko yang hadir dalam gelaran Musra memilih secara evote menempatkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dan Moeldoko sebagai calon wakil presiden.

Relawan Moeldoko hadir menggunakan 10 bus, kendaran pribadi, dan motor dari berbagai wilayah d Jabodetabek. 

Menurut Richard, Ketua Aliansi Simpatisan Moeldoko, apa yang disampaikan Jokowi untuk kriteria pemimpin nasional haruslah sosok yang dibutuhkan untuk kepentingan negara jelas mengarah kepada Moeldoko.

Dia menyebut Moeldoko amanah dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab. Moeledoko juga cerdas dan pengalaman dalam mengelola potensi negara.

"Maka dari pidato Presiden Jokowi sangat jelas bahwa pemimpin 2024 harus mampu mengelola potensi dan permasalahan negara, itulah pimimpin yang dibutuhkan," ujar Richard.


Moeldoko Ungkap Potensi Ancaman pada KTT ASEAN 2023

Kepala Stap Kepresidenan (KSP) Moldoko saat memberian kuliah umum di Universitas Jember (Istimewa)

Di sisi lain, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengungkapkan sejumlah potensi ancaman terkait kelangsungan KTT ASEAN di Labuan Bajo, NTT. Menurutnya, ancaman tersebut harus diantisipasi terutama jika datangnya dari laut.

Hal itu disampaikan Moeldoko kepada Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono saat  meninjau Posko Kogabpadpam VVIP KTT ASEAN SUMMIT Ke-42 bertempat di Hotel Sylvia Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur, Rabu (10/5/2023).

"Melihat venuenya dari seputaran pinggir pantai hampir ancamannya kalaupun muncul ancaman dari laut. Jadi kalau saya sebagai orang yang punya keinginan melakukan gangguan pasti dari laut, kalau dari darat pengamannya sudah sangat-sangat kuat. Untuk itu perlu diantisipasi lebih dalam lagi ancaman dari laut beserta modusnya perlu didalami, sehingga kita memiliki kesiapan termasuk rencana escape-nya," kata Moeldoko dikutip Rabu (10/5/2023).

Ia juga menyampaikan titik kritis yang kedua yakni hujan. Dulu tidak pernah berpikir bahwa hujan akan menjadi ancaman, tapi sekarang ini hujan salah satu ancaman yang menjadi tanggung jawab Panglima.

"Sehingga sekarang peran itu di-take oleh panglima bekerja sama dengan BMKG," kata dia.

Moeldoko juga mengutarakan untuk titik kritis yang ketiga adalah Telkom dan PLN. Karena apapun baiknya penyelenggaraan KTT ASEAN namun bila terdapat gangguan komunikasi, akan mempengaruhi  bobot acara karena pemberitaan tidak akan optimum.

Infografis Gejala Covid-19 Arcturus dan Potensi Penyebaran Cepat. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya