Liputan6.com, Trenggalek - Polres Trenggalek masih menunggu hasil autopsi kasus bayi balita berinisial MAOR yang meninggal pascaimunisasi.
"Status kasus ini, apakah berlanjut ke penyidikan atau tidak menunggu hasil autopsi dari tim Dokkes Polda Jatim," kata Kasat Reskrim Polres Trenggalek Iptu Agus Salim di Trenggalek, Minggu 14 Mei 2023, dikutip dari Antara.
Advertisement
Saksi-saksi yang telah diperiksa sekitar 15 orang, mulai dari pihak keluarga, tenaga kesehatan terkait hingga pemerintah desa.
Namun, informasi yang didapat dirasa belum cukup untuk menarik kesimpulan terkait musabab kematian balita MAOR.
"Sebab-sebab kematian hanya bisa diidentifikasi dari hasil autopsi, serta keterangan ahli," ujarnya.
Hasil itu, kata dia, menjadi poin penting dalam melakukan gelar perkara, lalu polisi menentukan kasus tersebut naik ke tahap penyidikan atau berhenti di proses penyelidikan.
Selain memeriksa belasan saksi, penyidik juga telah melakukan berbagai rangkaian penyelidikan, di antaranya adalah meminta "pendapat hukum" (legal oppinion) kepada tenaga dari salah satu perguruan tinggi negeri di Jawa Timur.
Legal oppinion tersbut, lanjut dia, untuk mengetahui apakah terdapat kesalahan prosedur dalam proses imunisasi tersebut.
"Kami sudah mendapatkan hasilnya. Tapi kami tidak bisa mempublikasikan hasil legal oppinion karena berisi tentang prosedur," tutur dia.
Sebelumnya, tim Dokpol Polda Jatim melakukan pembongkaran makam bayi berinisial MAOR usia lima bulan di TPU Gunung Cilik Kelurahan Surondakan Trenggalek.
Autopsi dilakukan sebagai upaya menindaklanjuti laporan kedua orang tua korban atas kematian buah hatinya pascaimunisasi yang dinilai janggal oleh pihak keluarga si balita.
Diduga Alami Co-insidens
Balita berinisial MAOR (5 bulan) meninggal usai imunisasi TT (Tetanus Toxoid) di Polindes, Desa Gemblep Kecamatan Pogalan.
Balita itu disebut meninggal dunia akibat demam tinggi hingga kejang-kejang pasca imunisasi TT yang belakangan dibantah Dinas Kesehatan Trenggalek, bahwa yang diberikan itu adalah imunisasi DPT-HB-Hib 1, DPT-HB-Hib 2 Polio 3, PVC serta tetes Polio yang lazim diterima bayi pada umumnya.
Dari kesimpulan sementara, MAOR meninggal diduga karena mengalami "co-insidens".
Pasalnya, MAOR bukan pertama kalinya mendapatkan imunisasi serupa. Selain itu hanya dia yang mengalami dampak tersebut.
Namun keterangan sementara itu masih dalam pembahasan Tim Komda KIPI Trenggalek. Di sisi lain, pihak kepolisian juga tengah melakukan penyelidikan untuk mengetahui apakah terdapat unsur pidana dalam peristiwa itu atau sebaliknya.
"Jadi sesuatu yang terjadi secara bersama-sama. Saat tertentu dia mendapatkan imunisasi, di satu sisi dia ada penyakit yang berkembang dalam tubuhnya dan pada saat di skrining belum menunjukkan gejala," ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Trenggalek, Sunarto, Rabu 29 Maret 2023.
Advertisement