Liputan6.com, Jakarta - Memakai skincare di malam hari sudah jadi rutinitas harian banyak orang, baik wanita maupun pria. Saat mengaplikasikan tahapan skincare pada malam hari terkadang sering menyalakan cahaya lampu yang terang.
Bahkan beberapa orang perlu menggunakan ring light yang ditaruh di depan cermin. Tujuannya, tak lain agar bisa melihat wajah dengan jelas seiring proses memakai skincare.
Advertisement
Namun, ternyata hal tersebut memiliki dampak tak baik untuk pola tidur. Sebab, cahaya yang terang benderang dapat menghambat produksi hormon melatonin. Adapun melatonin merupakan hormon yang berperan penting dalam mengatur siklus tidur.
Hal ini disampaikan oleh seorang psikolog klinis spesialis pengobatan perilaku tidur di Amerika Serikat (AS), Shelby Harris.
"Melatonin biasanya diproduksi pada malam hari ketika hari mulai gelap di luar dan memberi sinyal pada tubuh bahwa sudah waktunya bersiap untuk tidur," katanya kepada Parade.
Oleh sebab itu, Harris mengungkap, paparan cahaya di malam hari bisa membuat tubuh dan otak bingung. Sehingga, terhambatnya produksi hormon melatonin mengakibatkan pola tidur tak teratur.
"Ketika kita terpapar cahaya terang di malam hari, itu dapat membuat tubuh dan otak kita bingung, sehingga berpikir itu masih siang hari. Hal ini dapat mengurangi produksi melatonin dan membuat kita lebih sulit untuk tertidur,” lanjut wanita yang juga mengajar neurologi dan psikiatri di Albert Einstein College of Medicine, AS.
Aplikasikan Skincare Lebih Awal
Beberapa orang merasa kesulitan untuk mengaplikasikan skincare tanpa menyalakan lampu lantaran sudah jadi rutinitas.
Untuk itu, Harris juga menganjurkan, pertimbangkan untuk melakukan rutinitas skincare Anda sedikit lebih awal. “Atau jika Anda memiliki saklar peredup di kamar mandi, cobalah meredupkan cahaya,” ujarnya.
Agar Tidur Optimal, Batasi Penggunaan Gawai
Kebiasaan lain yang perlu dilakukan agar kualitas tidur baik adalah menyingkirkan ponsel atau komputer.
"Saran yang terbaik adalah mencoba menghindari paparan cahaya terang setidaknya 30 menit hingga satu jam sebelum tidur," tuturnya.
Sebagai gantinya, Harris menyarankan untuk mematikan lampu dan melakukan aktivitas yang mendorong relaksasi sebelum tidur. Misalnya dengan membaca, mendengarkan podcast, atau berlatih pernapasan dalam dan meditasi.
“Aktivitas relaksasi sebelum tidur dapat membantu memberi sinyal pada tubuh bahwa sudah waktunya untuk bersantai, dan Anda bersiap untuk tidur,” lanjut Harris.
Advertisement
Tips Lainnya agar Pola Tidur Teratur dan Sehat
Selain meredupkan atau mematikan lampu sepenuhnya sebelum tidur, Harris membagikan tips lainnya untuk menjaga pola tidur tetap teratur.
“Menetapkan jadwal tidur yang konsisten, memastikan lingkungan tidur yang nyaman yang kondusif untuk tidur, menghindari kafein dan alkohol sebelum tidur, dan menciptakan rutinitas malam yang santai,” sarannya.
“Semuanya dapat membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas jam tidur," tambah Harris.
Hindari Olahraga Mepet dengan Jam Tidur
Olahraga diketahui dapat membantu tidur lebih nyenyak. Namun, dokter obat tidur bersertifikat di Atlanta AS, Savitha Elam-Kootil, menegaskan untuk menghindari olahraga yang terlalu dekat dengan waktu tidur.
"Sebaliknya, ambil masa rileks sebelum tidur, di mana seseorang mempraktikkan relaksasi yang penuh kehati-hatian," katanya.
Jam Tidur Berantakan Tingkatkan Risiko Hipertensi
Jika kebiasaan terkena paparan cahaya pada malam hari terus berlanjut, dapat timbul risiko penyakit. Salah satunya adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Hypertension menunjukkan, seseorang dengan pola tidur yang tidak teratur lebih berisiko mengalami hipertensi dibandingkan dengan mereka yang memiliki jam tidur konsisten.
Tak hanya itu, disebut jika orang tersebut cukup tidur, peningkatan risiko tekanan darah tinggi tetap ada jika jam tidur tidak teratur, seperti melansir situs Health.
Menurut hasil penelitian tersebut, ditemukan bahwa tidur 34 menit lebih lambat dibanding biasanya berkaitan dengan peningkatan hipertensi sebesar 32 persen. Sementara itu, bangun lebih lambat 43 menit berkaitan dengan peningkatan hipertensi sebanyak 8,9 persen.
Lebih lanjut, durasi tidur seseorang juga berpengaruh. Seseorang yang tidur terlalu lama atau singkat (kurang dari tujuh jam atau lebih dari sembilan jam) 30 persen lebih mungkin mengalami hipertensi.
Advertisement