Kapan Ada Mata Uang Bersama ASEAN? Sekjen: Itu Masih Terlalu Dini

Mata uang bersama ASEAN sepertinya masih jauh dari terwujud.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 15 Mei 2023, 16:35 WIB
(Dari kiri) Menteri Keuangan dan Ekonomi Brunei Amin Liew Abdullah, Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto, Presiden Asian Development Bank (ADB) Masatsugu Asakawa, Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei, Presiden Indonesia Joko Widodo, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn, Menteri Ekonomi Malaysia Rafizi Ramli dan Ketua Mindanao Development Authority (MinDA) Acosta bergandengan tangan saat mereka berpose untuk foto selama Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-AEGA) Ke-15 di sela-sela KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Kamis (11/5/2023). (Bay Ismoyo/Pool Photo via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Mata uang bersama negara-negara ASEAN sepertinya masih terlalu jauh untuk bisa terwujud. Ketika ditanya soal isu tersebut, Sekjen ASEAN belum bisa memberikan jawaban definitif.

"Hal tersebut masih terlalu dini," ujar Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn di kantor Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin (15/5/2023).

Ucapan Sekjen ASEAN mengulang pernyataannya awal tahun ini bahwa mata uang bersama bukanlah prioritas bagi ASEAN saat ini.

Namun, Sekjen ASEAN berkata pembayaran digital ASEAN menjadi fokus utama saat ini mengingat transaksi digital semakin populer di ASEAN saat pandemi COVID-19.

"Setiap anggota negara ASEAN telap mengimplementasikan bermacam pembayaran digital. Dan sekarang tentu mereka harus melakukannya secara regional untuk ASEAN," ucap Sekjen ASEAN di kantornya.

Ia berkata bahwa penguatan ekonomi digital bisa sangat menguntungkan bagi negara-negara ASEAN, mulai dari membuka lapangan kerja, hingga potensi keuntungan sekitar US$1 triliun.

Sejumlah negara ASEAN dikatakan siap untuk memajukan rencana tersebut. Menteri-menteri ekonomi ASEAN pun telah meluncurkan studi terkait perjanjian kerangka ekonomi digital ASEAN.

"Ekonomi digital akan membawa untung yang amat besar bagi ASEAN," ujarnya seraya menyorot pentingnya transaksi dengan mata uang lokal. "Jadi penting untuk mengambil untung dari ekonomi digital."

Di Labuan Bajo, Presiden Joko Widodo juga menegaskan pentingnya transaksi dengan mata uang lokal di ASEAN. 

"Implementasi transaksi mata uang lokal dan konektivitas pembayaran digital antar negara sepakat untuk diperkuat,” ujar Presiden Joko Widodo dalam konferensi pers Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT ASEAN di Labuan Bajo, dikutip dari Antara Kamis (11/5).


QR Code di ASEAN

Sekretariat ASEAN di Jakarta. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Di Labuan Bajo, Presiden Jokowi menyebut kesepakatan tersebut sejalan dengan tujuan sentralitas ASEAN, supaya kawasan semakin kuat dan semakin mandiri di masa mendatang.

“Ini sejalan dengan tujuan sentralitas ASEAN, supaya ASEAN semakin kuat dan semakin mandiri,” ujar Presiden Joko Widodo.

Kemarin, dalam agenda ASEAN Leaders’ Interface with Representatives of ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC), semua negara anggota ASEAN menyetujui integrasi layanan pembayaran QR Code yang berlaku universal.

“Contohnya, ASEAN QR Code semuanya setuju. Antara Indonesia dengan Thailand sudah, dengan Singapura, tapi ini lanjut lagi di semua ASEAN. Bayangkan sampai Myanmsr saja, disiapkan QR Code juga. Ini arti dari centrality, itu kita jalankan kita push,” ujar Ketua ASEAN-BAC Arsjad Rasjid.

Layanan QR CodeDalam pertemuan tersebut, Ia menyebut semua kepala negara menyetujui layanan QR Code di antara negara-negara anggota ASEAN, namun, setiap negara memiliki posisinya masing-masing.

“Semua sepakat setuju (pemimpin negara ASEAN), tapi, untuk posisi setiap negara berbeda-beda. Jadi kalau bisa lima, lima dulu, enam, enam dulu, Nanti semua negara akhirnya bisa masuk,” ujar Arsjad.


Pusat Pertumbuhan Dunia

"Yang Mulia para pemimpin ASEAN, selamat datang di KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Indonesia," ujar Jokowi. (AP Photo/Achmad Ibrahim, Pool)

Dalam KTT Ke-42 ASEAN ini, Indonesia mengangkat tema "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth" yang bermakna ASEAN relevan dan penting sebagai pusat pertumbuhan dunia, dengan tujuan memperkuat kapasitas dan efektivitas kelembagaan ASEAN, sehingga mampu menjawab tantangan dalam 20 tahun ke depan.

Perhelatan akbar ini juga membahas mengenai ASEAN sebagai pusat pertumbuhan, dengan jumlah penduduk besar dan pertumbuhan ekonomi yang hampir selalu di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia, diharapkan ASEAN terus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang inklusif, resilien, dan berkelanjutan.

Infografis 5 Cara Tidak Tertular Covid-19 dari Orang Tanpa Gejala (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya